CUPCAKE

54 6 0
                                    

"Matamu putih"

.

.

.

"Ha?" Aku membelak tak percaya. Setelah itu aku tertawa lepas. Membuat mereka semua menatap satu sama lain heran. Aku juga tidak tahu kenapa aku tertawa. Huh, mungkin sifat gilaku kumat.

"Pftt, hey mataku memang ada putih putihnya" aku menatap mereka remeh.

Sebenarnya aku juga takut, karena aku tak pernah mengalami dimensi ingatan. Lagipula kapan aku pernah bertemu dan menangis kepada gadis itu. Gadis yang bernama Flora Arashtina.

"Tidak" sargah Nara. "Pupil dan bahkan iris birumu berubah putih. Makanya kami khawatir kau kenapa napa" Nara menatap mataku dengan pandangan menelisik.

Kali ini aku sedikit terkejut, hanya sedikit. Aku tidak mau dipulangkan dari misi ini karena hanya mengalami hal hal yang aneh dan tidak jelas.

Oh Dewa! Jika benar itu dimensi ingatan, maka sebenarnya aku dimana?

Brakk

Kay menutup pintu kasar. "Dan bersinar" . Ia duduk di sofa depan kasurku, kemudian merenggangkan sayap sayapnya. "Itu dimensi ingatan, kau sebaiknya harus tau yang sebenarnya, namun itu akan sempurna kian kau menemukan 7 pedang element itu. Lalu, jangan terlalu dipikirkan, kalau tidak dimensi itu akan terus terusan membuatmu sakit kepala" Jelasnya panjang lebar.

Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Aku beralih menatap Earth yang sedari tadi fokus pada komputer dan kertas kuno yang ada di tangannya.

"Bagaimana dengan tujuan planet pertama?" Pertanyaan ini kutujukan pada semuanya. "Ah, kita sebentar lagi akan sampai di planet Mossan, tempat Glenn berojol disana" Almer tersenyum ceria. Mengingat pertemuan pertamanya dengan Glenn. Ayravi menoleh pada Glenn. Ia hanya menunduk terdiam, dalam hatinya ia bersungut sungut kesal.

Mengingat ibu tirinya itu yang mengambil semua hartanya. Guratan amarah nampak di wajah datarnya.

Vara yang menyadari bahwa mereka sedang tak enak hati karena mereka akan ke planet tempat tinggal Glenn, ia langsung mengalihkan pembicaraan untuk makan malam.

"Benar juga, siapa yang bersedia untuk masak?" Pertanyaan Veron mewakili semua yang berjenis laki laki disana.

"Kami" Icy, Nara, Hyna dan Vara mengacungkan tangan mereka.

Aku tersenyum miris, aku malu karena aku tak bisa masak. "Hey Avi, jangan bilang kau tak bisa masak" ujar Kay dengan nada mengejek. Ayravi menatap tajam Kay. Ia tak terima diejek. "Aku bisa kok" Ayravi kini tengah mengerucut seperti anak kecil yang sedang marah kalau diejek. Semua menatap Ayravi gemas.

Kay memicingkan matanya, menyusun rencana jahil, "Oh ya? Kalau begitu ikutlah bersama mereka" Kay menunjuk para perempuan. "Dan buatkan aku kue, atau apalah itu yang jelas makanan manis" tatapan Kay sangat membuatnya merasa terintimidasi.

'Manis ya?'

Sedetik kemudian ia berbinar, sepertinya Ayravi menemukan ide yang cemerlang.

Ayravi melipat kedua tangannya di dada, "Baiklah, kalau kue buatanku dirating oleh mereka semua enak, maka kau harus ikut memasak selama 1 minggu bersama kami, namun jika tidak, terserah apa keinginanmu"

Jawaban Ayravi membuat Kay semakin tersenyum licik. Apa dia harus menjadikan majikannya pelayan? Oh tidak, mungkin ia harus terus dikipasi dan disuapi layaknya raja yunani? Kay menyeringai membayangkan jika ia yang menang. "Oke" Kay menyalaminya sebagai tanda perjanjian.

Ayravi tak membalas, ia berkata ketus, "Baiklah, kita saksikan saja wahai Naga tua", Ayravi merasa itu julukan yang tepat bagi naga berwarna biru turquoise itu.

"Huh, bocah aneh" gumam Kay.

Ayravi langsung melesat ke dapur yang disediakan di sebelah barat pesawat ruang angkasa diikuti para perempuan serta Vara.

*****

"Tepung, telur, air, bakingpowder, mentega, coklat, vla vanila dan...." Ayravi mengecek semua bahan yang telah ia kumpulkan. Ketiga temannya menggeleng rumit. Ia bilang tak bisa memasak tapi ia menyiapkan bahan bahan seperti koki.

"Kau berbohong ya tentang kau tidak bisa memasak?" Tanya Vara sambil memotong tipis tipis daging sapi. Mereka akan membuat steak sederhana malam ini.

"Tidak, walaupun aku tak bisa memasak, tapi aku tau cara membuat kue yang satu ini" Ayravi mengaduk adonan dan menambahkan segelas gula.

Ketiga temannya asik menyiapkan steak dengan saus yang akan membakar lidah mereka. Di dekat oven Ayravi mulai menunggu tidak sabar akan hasil buatannya.

"Kau tak ikut makan?" Tanya Icy, di tangannya sudah ada piring steak yang sudah di panggang. Baunya membuat Ayravi air liurnya menetes. Tidak. Ia menggelengkan kepalanya.

"Aku menyusul nanti" ujarnya, disusul anggukan ketiga temannya, lalu meesat pergi.

"Wahh makanannya enak", Neza menghirup ruang makan, lalu menghembuskannya dengan api. Tandanya ia sangat senang.

"Aku akan mengambil minuman dingin" Veron mengambil beberapa soda di kulkas besar.

Jester menggoyangkan ekornya, matanya nampak berbinar. Naga yang satu ini memang suka sekali makan.

Makan malam pertama mereka di luar angkasa, sana sini mereka bertukar cerita, tertawa atau menggila seperti monyet. Kecuali Kay. Ia sepertinya meragukan majikan kecilnya itu.

Tok tok tok

Pintu ruang makan terbuka perlahan. Menampilkan seorang gadis dengan berpakaian bak seorang pelayan restoran bintang 5, atau 7 ??

Entahlah, rambut Ayravi yang panjang diikat menyamping di bahu kanannya. Ia memakai topi dengan bunga mawar pelengkapnya. Memakai rok selutut dan membawa nampan berisikan kue.

Anak kecil itu berubah seperti kartun saja. Ya, Ayravi memang cantik.

"Aku membawa hidangan penutup" ujarnya formal. Ia mendekati satu persatu temannya, memberikan cupcake warna pink soft, dihiasi dengan vla vanila, lalu choco chips, terakhir ia parut coklat batangan sebagai manik manik kecil. Membuat muffin kecil itu menjadi sayang jika dimakan.

Mereka menatap takjub. Kay pun juga tak kalah dengan mata takjubnya, mungkin ia harus mengalah untuk masak seminggu.

Semua melahap kue mereka dalam keheningan, satu gigitan dan mereka memberhentikan kegiatannya. Menatap kue itu rumit.

Satu detik..

Dua detik..

Tig..

"Kyaaaaa...

"Wahhhh..

Pujian pujian pun datang kepada anak kecil yang tetap memandang Kay sinis. Kay sendiri, karena disegel di dalam kristal ia lupa akan rasa makanan manis. Ia merasa seperti di kebun strawberry. Ia juga tenggelam dengan cairnya coklat. Naga pengendali 7 element itu tak bisa berkata kata lagi.

"Nah, Kay sepertinya anak kecil ini memenangkan taruhannya" ucap Earth menyeringai.

"Selamat menjadi tukang masak Kay" sambung Fallen.

Kay hanya tersenyum simpul, ia masih tenggelam dalam manisnya cupcake kecil itu. Selama ia di istana kemarin, jarang sekali ia menemukan makanan manis. Karena memang yaa kerajaan harus mengkonsumsi makanan yang sehat sehat. Mereka tak boleh kebanyakan memakan makanan yang manis.

Kalian tahu sendiri, mereka tak mau tubuh mereka menggembung. Bahkan coklat yang menurut koki istana sudah cukup manis menurut kadarnya, Kay bilang hambar.

Benar benar, Naga yang selalu saja menantang Ayravi, ternyata bisa terhanyut dengan cupcake.

Kay, partnerku yang menyebalkan. Sekarang aku tahu cara untuk membungkam mulut sialanmu itu.

Hahaha

Apa aku harus menyogok mulut dan tenggorokanmu untuk diam. Mungkin besok besok aku harus belajar membuat kue dari internet.

"Kasian partner tuaku" Ayravi membatin.









Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang