LOOKING FOR A SWORDS 8.

31 4 0
                                    

"AAAAAAAA!!!"

PERINGATAN!! DAYA PESAWAT HABIS!!

PERINGATAN!! MESIN MELEMAH!!

PERINGATAN!! ASTEROID DI DEPAN!!

"SEMUANYA AMBIL KENDALI MASING MASING!" Teriak Ayravi sekencang mungkin.

Zea mengambil alih kemudi bersama Ayravi.

Kay mengambil alih senjata untuk menghancurkan batu batu asteroid.

Neza mengambil alih sistem yang melemah.

Dan Atra akan mengambil alih sebagai sistem perisai, karena perisai mereka saat ini menjadi 34% karena tabrakan dengan batu batu asteroid.

Earth dan Jester, mengambil alih pengisi daya. Mereka akan berusaha secepat mungkin untuk mengembalikan daya pesawat.

"Ya ampun, padahal sudah dekat" gerutu Earth.

Syuuu

Duarr

Braakkk

Pcshhhhh

"Kay, tingkatkan serangan. Bantu Atra dan Fallen" titah Zea. Kay membuat perisai dari air, batu batu itupun melambung karena getaran pantulan dari air.

Ayravi yang sedang fokus pada kemudinya, seketika itu tawanya meledak. Ia tertawa cekikikan. Membuat hampir semua orang hening dalam pikirannya. Bisa bisanya anak itu tertawa disaat yang genting seperti ini. Bahkan Zea yang mengambil alih kemudi Ayravi ikut melongo menyaksikan maknaenya.

"Hahahaha" hingga 30 detik ia akhirnya ia bisa berhenti tertawa.

"Maaf, aku akan serius" ucapnya cengengesan. Setelah itu ia langsung mengambil kemudi yang Zea pegang.

"DISANA! DISANA!!" kami kompak melihat apa yang Icy dan Hyna tunjuk.
Ya, tepat di arah jam 3, ada sebuah jarak yang cukup jauh di antara asteroid. Itu bisa menjadi kesempatan kami keluar dari arus asteroid ini.

Aku memutar kemudi penuh arah kanan. Ugh, seandainya saja aku punya kekuatan cahaya atau petir, pasti aku bisa cepat.

Citttt

Krieettt

Dugh, dugh

Decitan keras antara batu batu yang bertabrakan dengan pesawat kami memekikkan telinga. Aku sendiri tetap memegang penuh kendali, karena Zea sudah kewalahan.

Tiba tiba pesawat ruang angkasa berjenis Aveenaira ini bergetar hebat, dan seperti yang ku inginkan.

Seperti cahaya, seperti petir yang melesat lebih cepat dari angin. Kapal pesawat angkasa ini melaju tepat di antara batu besar asteroid tadi.

Kami bernafas lega, setidaknya kami sudah melewati arus asteroid tadi. Itu karena Earth dan Jester. Mereka menyalurkan energi yang cukup besar untuk melesatkan pesawat ini. Sekarang aku memfokuskan untuk mendaratkan ke bandara Ion, planet Sanguis. Aku berusaha sangat fokus, kalau tidak pesawat kami akan menerjang tanah hingga hancur.

Yap, kamu sudah sampai di planet tempat Earth tinggal dulu.

Benar benar miris, kami harus mencari bahan bakar solar, karena dayanya tersisa 3%. Perisai kami sudah retak sepenuhnya, tersisa 8%. Mesin mati di bagian sayap kiri. Semua ruangan benar benar hancur. Ditambah Earth dan Jester yang sangat lemah, serta Zea yang sangat kelelahan karena aku.

2 jam kami menunggu taksi. Earth bilang kita akan ke rumahnya saja.

Aku terus menerus merengek untuk membantu Zea, karena aku merasa sangat bersalah. Bisa bisanya aku receh sendiri karena pantulan air itu.

Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang