ALMANYA

27 4 0
                                    

"Buah buahan?" beo Laxfier.

Almanya mengangguk mantap, "Kita jual buah buahan pada warga desa. Terkadang orang orang terpikir untuk membeli obat untuk sembuh lebih cepat, tapi semakin banyak obat dan ramuan dibeli, semakin mahal pula harganya"

"Jadi?"

"Jadi kita jual buah buahan segar. Itu membuat imun mereka menjadi lebih kuat. Orang yang demam membutuhkan penyegaran pada lidah mereka yang panas" jelasnya dengan mengusung senyum manis.

"Adikku yang pintar" ucap Athalia sembari mengacak pelan rambut Almanya.

Laxfier juga setuju dengan usulan Almanya. Mereka bisa mencobanya dulu. Jika gagal cari cara lain.

.
.

Dimulailah ketiga anak itu mencari buah buahan di hutan. Awalnya mereka sempat menyerah karena tak kunjung menemukan buah buah segar.

Yang ada hanya lebatnya pepohonan tanpa bunga satupun.

Namun hari itu dewa berpihak pada mereka.

Laxfier mendengar aliran sungai, setelah mereka menelusuri ternyata itu adalah aliran sungai yang menuju ke desa mereka.

Mereka terus menyusuri sungai hingga matahari tepat dia atas mereka. Saat mereka membuka semak semak yang menghadang jalan, mereka dikejutkan oleh pemandangan alam.

"Wahhh" binar Almanya. Athalia dan Laxfier juga tak mengedipkan mata sekalipun.

Ribuan kubik air terjun dari ketinggian sekitar 27 meter di atas tanah. Sangat indah, tumbuhan juga terlihat lebih subur disini.

Laxfier mengedarkan pandangannya. Ia menemukan pohon mangga.

"Kita ambil sebanyak yang kita bisa, lalu kita harus kembali sebelum matahari tenggelam" ujar Athalia sesudah menelisik ke semua arah.

Ia takut jika tiba tiba ada hewan buas atau semacamnya.

Mereka bertiga mulai mengumpulkan mangga, di pohon itu.

Setelahnya, Almanya menemukan pohon apel merah dan semak strawberry.

Tak kalah, Athalia menemukan pohon jeruk dan semangka yang daunnya menjalar kemana mana, sudah dipastikan buahnya lumayan banyak.

Perjuangan ketiga anak itu memang benar benar membuahkan hasil. Tak sia sia mereka terluka demi mengumpulkan buah buah itu.

Athalia, mata kirinya memerah karena saat ia mengambil jeruk tak sengaja ia tekan kuat dan muncrat. Pergelangan kakinya keseleo karena tersandung oleh akar menjalar semangka yang erat. Pahanya juga lebam karena terpeleset dan menabrak batu.

Almanya, pergelangan kakinya keseleo saat mengambil mangga, ia terjatuh karena getah dan lumut. Pergelangan tangan kanannya keseleo saat mengambil apel, ia malah tersangkut. Pelipisnya berdarah sedikit karena terseset oleh semak berduri. Dan terkena dua ulat bulu di masing masing tangannya.

Bisa dibayangkan gatalnya seperti apa.

Huft...

Yang paling kasihan adalah Laxfier, remaja lelaki itu menemukan sarang lebah. Dengan semangat ia membuat tali tali dari akar pohon beringin.

Dan bodohnya, ia menolak tawaran kedua temannya yang sudah membuat baju dari daun daun.

Alhasil, sewaktu ia di tebing, yang kami dengar bukannya teriakan senang karena menjatuhkan banyak madu, malah raungan kesakitan yang mereka dengar.

Untungnya dengan sedikit bertahan, ia dapat menjatuhkan 5 sarang bulat lebah lebah itu.

"Huh, makanya dengerin suruh pakai baju tadi. Kan jadi bola tuh badannya" ujar Almanya kesal, ia mengobati tubuh Laxfier dengan olesan madu yang dia dapat tadi.

Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang