MUNCULNYA AUVAMOR

34 5 2
                                    

"AKU TAK MAU MENYAKITI KALIAAAN"

.
.
.

""Aku..

Nadanya mulai merendah. Zea yakin Ayravi tak akan berbuat aneh aneh, maka ia mendekat perlahan ke kolam.

"Aku takut... aku takut pada diriku sendiri" isakan kecil mulai terdengar. Namiza dan Askard ikut menghampiri bocah kecil itu.

"Aku tak tahu darimana asalnya kekuatan ini. Bukankah darahku biru? Kenapa kekuatan gelap ini ada padaku?" tangisnya pecah.

Zea dengan sigap langsung menarik Ayravi ke dalam pelukannya.

"Aku takut akan dijauhi kalian karena aku mempunyai kekuatan ini, hiks"

"Tidak akan" ujar Namiza lembut.

Zea menatap sedih, Namiza memeluk seberang Zea, ia melemaskan tangan Ayravi. Askard dengan pisau kecil yang disembunyikannya, perlahan mendekati tangannya. Dan dengan sekali gerakan cepat...

Srett

Kedua lengan Ayravi terseset pisau itu.
"Auu" erangnya. Ia tak terkejut karena Askard melukai lengannya. Ia lebih terkejut ketika melihat darah yang keluar dari kedua lengannya.

Lengan kanan mengeluarkan darah biru sedangkan lengan kiri mengeluarkan darah merah.

"H-hah.. a-apa ini..?" tanyanya dengan nafas tersedak sedak. Ia memelototi Askard, sungguh Askard bergidik ngeri karena tatapan dan auranya yang masih belum hilang.

Perlahan ia melemaskan pandangannya. Ia kembali melihat tangannya yang terus mengeluarkan darah.

"Apa yang kau lakukan Avi? Kau tak boleh mengeluarkan kekuatanmu itu, tapi tiga orang di depanmu sudah melihatnya. Darah yang tak kuharapkan akhirnya terlihat sendiri oleh mata kepalaku. Laxfier la Auvamor"

Setelah membatin, ia merasakan tubuhnya bergejolak.

Ayravi mengejang seketika. Zea dan Namiza terkejut bukan main. Mereka berdua langsung mengangkat Ayravi keluar dari kolam, dan menyenderkannya duduk di pelukan Zea. Askard mengambil oksigen.

Tubuhnya mengejang hebat, matanya memutar putih, nafasnya tersekat sekat. Namiza sangat panik hingga ia mengangis kencang.

"Avi, Avi sadarlah. Avi!!" Zea mengguncang guncang tubuh kecil itu pelan. Namun Ayravi masih mengejang.

Alat pernapasan sudah di pasang di hidungnya, Askard memijat pelan kaki Ayravi yang masih bergetar hebat.

Ya dewa, maaf. Kami tak bermaksud melakukan hal ini. Kami hanya ingin tahu kenapa dia mempunyai 2 darah. Spesimen penelitian yang dicari cari dari beratus ratus tahun lalu, namun tak kunjung di temukan.

Setelah Zea bergumam di hatinya, sebuah cahaya keluar dari kedua luka Ayravi. Cahaya berwarna biru terang dan berwarna merah marun.

Cahaya itu berputar putar, lalu berhenti. Membuat ketiga orang itu melongok tak percaya. Ayravi juga sudah tak mengejang, kepalanya jatuh di lengan Zea dan wajahnya pucat. Bocah itu pingsan.

Cahaya yang berwarna biru maju lima senti di hadapan mereka, "Halo" ucap cahaya biru itu.

Askard menatap cahaya biru itu lamat lamat, ia tak terlalu terkejut karena ia pernah mengalami hal tersebut.

"Kau cahaya biru, kita bertemu lagi" Askard tersenyum simpul.

"Ya, benar kita bertemu lagi Askard. Rasanya sungguh lama bertahun tahun aku mencari tubuh sempurna untuk kekuatan besar ini" Cahaya biru menghadap ke Cahaya merah.

Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang