"Ah, a-aku ingin ke- kke kamar mandi dulu yah" teriakku tergesa gesa. Ralat, aku langsung berlari ke kamar.
Dengan cepat aku menempelkan es batu agar darahnya berhenti mengalir. Di sisi lain, aku mengeluarkan tanaman untuk meracik ramuan.
Ramuan khusus yang bisa menutup luka dengan cepat selama lima detik.
Jula tampak khawatir dengan keadaanku. Bukan karena luka, tapi karena Earth melihat darah merah yang keluar dari baretan di pipinya.
Jula langsung mengambil lap kecil untuk menaruh ramuan. Setelah selesai ditumbuk, robot kecil itu langsung menempelkan dengan lembut ke pipi kiriku.
Benar saja, setelah lima detik ramuan itu menyerap cepat ke kulitku dan tidak meninggalkan bekas luka sedikitpun.
Aku menghempaskan tubuhku di sandaran kursi. Jika mereka tahu, mereka akan berkata apa? Apa mereka akan membenciku? Apa mereka tak ingin berteman lagi denganku?
Apa mereka akan meninggalkanku nanti seperti Kay?
Baru sebentar aku merenungi bagaimana nasibku, alarm sirine muncul. Membuat seluruh istana bergidik ngeri karena suaranya yang amat keras.
Itu pertanda bahaya!
Aku tak perlu berfikir panjang, karena di luar para prajurit berteriak...
"Darkness muncull!!!"
Aku mengganti bajuku, dengan sweater lengan pendek berwarna hitam. Di dalam bajuku terdapat pelapis besi tak terlihat.
Cukup untuk menerima serangan 70 peluru.
Aku memakai sepatu putih, celana dengan pelapis besi juga membungkus diriku, menyamarkan diriku sebagai putri kerajaan. Dengan rambut diikat ke bawah dan sebuah perisai yang dibuat oleh Auvamor, berguna menghalau orang yang melihatku.
.
.
.Aula kerajaan sudah dipenuhi orang orang. Beberapa anak Bethas dan Daevos tidak terlihat.
Seseorang mencekal lenganku, "Putri Avi, pergilah ke Daevos. Kau harus menghemat kekuatanmu!" Titah Lazlo, ia dan kakaknya sudah datang.
Begitupun dengan kerajaan yang lain.
Sambil berlari, aku memikirkan sesuatu. Sesuatu yang janggal menurutku...
Penyerangan secara tiba tiba, tapi para kerajaan yang membantu juga mulai berdatangan. Jika bisa dibilang, antar kerajaan sama saja seperti mata angin.
Jarak yang berjauhan, mungkinkah ini sudah terencana? Aku berusaha memikirkan kemungkinan kecil, untuk mendapatkan jawaban dari kejanggalan ku.
Belum sampai aku ke Daevos, langit siang sudah berubah menjadi malam. Malam yang gelap, diiringi suara gesekan pedang dan bisikan bisikan aneh.
Petir menyapa seiringan awan hitam itu bergulung di angkasa.
Kali ini aku mengaktifkan Multi Element ku secara bersamaan. Itu membantuku agar phobia ku terhadap petir berhenti.
Biasanya ketika berlatih, mungkin aku akan menggunakan element secara bergantian. Tetapi, yang kali ini berbeda, inilah rahasia kekuatan yang kudapat dari perpustakaan rahasia itu.
Duaarr
Boommm
Jdaarrr
Aku tahu, mereka menyerang bagian depan istana. Bahkan robot naga yang bernama Beigen sudah diaktifkan. Aku dapat mendengar raungannya.
Beigen adalah salah satu robot naga pelindung utama istana. Robot dengan kristal api itu, tidak akan berhenti jika lawannya belum habis.
Brakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess And The Legend Dragon Swords
Viễn tưởngAku hanya berpikir aku bisa bebas dari bumi. Bumi adalah tempat penyiksaanku. Tapi aku juga tak pernah berfikir, kalau ada kaum manusia di dimensi lain. Yang berbeda dari manusia bumi. "Oh hai, aku Avia rellyn. Gadis remaja berumur 11 tahun. Saat ak...