RATU ATHALIA

79 8 0
                                    

"Bagaimana ini aku tak dapat melihat apapun?!" Hyna berteriak panik. Sebisa mungkin ia mengedarkan pandangannya, ia menyipitkan matanya. Lelaki berbaju coklat, juga tengah linglung di tengah kepulan asap.

"Fallen, Atraa!!"

Merasa terpanggil, kedua pengendali elemen bumi itu kompak melihat ke belakang. Mereka pun berlari ke arah Hyna yang terus menutup mulut dan hidungnya dengan kedua tangannya.

"Hyna, mana Vara?, dan apakah kau melihat Glenn atau Almer" wajah Fallen benar benar frustasi, melihat Hyna tak melihat lelaki pengendali angin itu. Setidaknya mereka kan bisa mengangkat kepulan asap itu menjauh. Hyna juga bilang Vara sepertinya ada di ujung arena.

Di bagian robot robot tempur arah selatan, Nara terus mengeluarkan element apinya, untuk pencahayaan. Ia bersama Icy dan Earth berusaha menghidupkan alarm darurat. Tapi kepulan asap itu membuat mereka seakan akan berada di ruang yang sangat gelap.

Ditengah tengah kekacauan arena, sebuah suara menggelegar muncul entah darimana ia bersembunyi.

"Hahaha, apa kalian tidak bisa melihat. Sang Raja Auvamor menginginkan kekuatan 7 element itu, sebaiknya kalian serahkan sebelum nyawa kalian yang akan meregang!!"

Dibalik dinding persembunyiannya, Zea menyiapkan pedang pedangnya agar bisa ia langsung menyerangnya diam diam. Zea memprediksi teman temannya, kumpulan di tengah, kumpulan di paling ujung, dan satu naga di ujung perbatasaan antara pintu arena dan pintu keluar.

Lagipula dia akan menunggu yang di atas untuk bermain terlebih dahulu.

*****

Siang hari yang terik membuat lelaki itu bercucuran keringat. Tapi ia tetap melangkah semangat untuk membeli bahan bahan yang ada di listnya.

Pasar begitu ramai dengan orang yang berlalu lalang kesana kemari. Ada yang menjajakan makanan ringan, atau menjual sayur, daging segar, atau daging laut. Pemandanganya membuat laki laki yang gemar memasak itu, ingin membeli semuanya.

Almer menepuk bahu partnernya. "Ayo pulang, aku merasa ada yang tak beres disana" Almer menunjuk kepulan awan gelap di atas arena Academy. Meskipun jauh tapi gedung Academy yang besar masih bisa tetap terlihat jelas. Glenn mengernyit. "Mungkin itu mendung mau hujan". Glenn menjawab santai. Ia memperhatikan dengan jelas awan itu sekali lagi.

Eh!

Kalau mau hujan kenapa cuman di arena. Glenn menjatuhkan belanjaannya, dan langsung menarik tangan Almer. Mereka menaiki sandboard mereka. Ya, merekalah pengendali angin.

Ternyata sibuk berbelanja di pasar.

Saat akan memasuki gerbang istana, jam tangan Glenn bergetar, dan terlihatlah wajah Ayravi. Setelah percakapan singkat, Glenn menambah laju kecepatan sandboardnya.

*****

Neza bergidik mendengarnya. "Jadi Cato mengincar Ayravi", batin Veron.

Atra yang mendengarnya juga mendengus kesal. Hyna mengepalkan tangannya, ingin meninju wajah Cato seperti dahulu, sayang mereka tak tahu dimana keberadaan Cato sekarang.

Dari atap rooftop arena yang berada di paling ujung, seorang gadis kecil sudah bersiap dengan shotgun yang di genggamnya. Ia menengkurapkan dirinya agar tak terlihat.

"Hey, kalian tak bisa mendengarku, serahkan anak ituu!!" Cato kembali berteriak. Ia menyembunyikan dirinya di kepulan asap hitam.

Ctakk

Cato terkejut, siapa yang berani menembaknya. Padahal ia yakin kalau semuanya berada di arena.

Di sisi ujung Kay menyeringai. Tembakannya tepat mengenai bahunya, walau tidak bisa menembus baju baja Cato, tapi itu bisa membuat perhatiannya teralihkan.

Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang