"Aku, Kim Chul telah gagal," pria bongsor itu bergumam kemudian mengatupkan mulutnya rapat-rapat.
Dia tidak bisa berpikir jernih ketika otaknya terus menerus meneriakkan kata-kata kegagalan. Dia adalah seseorang yang telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menjadi seorang elit di serikat Harimau Putih, jadi bagaimana dia bisa gagal.
'Tidak mungkin. Aku tidak akan gagal jika seandainya ada cukup makanan. Kekuarangan makanan itu bukan kesalahanku.'
Itu bukan salahnya, tapi semua itu adalah tanggungjawab kapten. Dan dia adalah kaptennya.
"Aku adalah kaptennya, kap ... "
Suara crashh terdengar di akhir kalimatnya. Salah satu anggota timnya yang ia dengar meracau meminta pertolongan tiba-tiba berakhir di tangan seorang Hyakki.
Kim Chul membulatkan matanya.
'Setelah Yeti, lalu Hyakki,' pikirnya lalu berteriak, dan berlari tunggang langgang ke tengah hutan dengan wajah horor.
Dia membutuhkan setidaknya beberapa menit sebelum menghentikan langkahnya di sebuah tempat. Pria itu berdiri penuh amarah saat melihat apa yang ada di depannya.
Itu adalah hunter lain yang masuk ke dalam gate bersamanya.
'Apa? Kok bisa? Mereka haya hunter rendahan, bagaimana mereka masih bisa hidup? Bahkan mereka punya pakaian hangat, selimut, makanan juga.'
Dia menggertakkan giginya penuh geram.
'Jika aku kenyang, aku bisa mengalahkan Hyakki dengan mudah. Aku kelaparan, tapi mereka malah menyembunyikan semua itu untuk diri mereka sendiri."
"DASAR BREKSEK! Aku hampir mati di luar sana dan kalian malah enak-enakkan di sini."
Anggota tim itu reflek menoleh secara bersamaan. Di sana Kim Chul tengah berteriak dengan leher penuh urat yang menonjol.
"Itu ... "
"Itu apa? Aku tahu ada di antara kalian, katakan siapa yang menyembunyikan ini semua dariku?"
Mereka tidak bisa menjawab karena tahu itu percuma. Pria disana tidak akan pernah percaya pada apa yang mereka katakan. Hee-Jin tampak menggeram karena kesal. Matanya bertatapan dengan Kim Chul.
"Jika tidak ada yang mengaku. Aku akan menganggap bahwa kalian semua adalah pelakunya."
Dia berteriak lagi, lebih keras dari sebelumnya hingga membuat kepala merah yang tidur nyaman di dekat perapian terusik.
Cale Henituse, terbaring di atas boneka Besar dengan selimut membalut tubuh kecilnya. Bulu matanya tampak berkibar saat kelopak itu mulai terbuka.
-'Manusia, kamu sudah bangun.' Raon yang tetap pada wujud transparan menggosokkan kepalanya pada pipi Cale, sementara Cale menggosok sudut matanya yang masih agak buram.
"Apa yang terjadi?" tanyanya saat menyadari ada yang tidak beres.
-'Bukan masalah, hanya manusia besar disana sedang meluapkan kekesalannya.'
Cale mengalihkan pandangannya, melihat bahwa di sana beberapa orang sedang berdebat dengan seseoranh. Dia tahu itu, pria sok kuat bernama Kim Chul.
"AKU AKAN MENGHITUNG SAMPAI TIGA. Jika kalian masih tetap diam, jangan salahkan aku."
Cale mengerutkan kening sebagai tanggapan, raut wajahnya tertekuk.
-'Manusia, aku tidak suka dia,' kata Raon. Cale mengangguk mengiyakan.
'Aku akan menghukumnya.'
"Tidak perlu."
'Aku yakin bahwa Jin-Woo akan segera tiba.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Aflame (SL x TCF)
FanfictionCale Henituse tidak pernah menganggap bahwa kehidupan ketiga itu menyenangkan. Dia telah melewati banyak hal di dua kehidupan sebelumnya. Semua pengalaman yang ia dapatkan selama ini sudah cukup membuatnya terbebani. Kini ia tidak sengaja terseret...