"Bajingan ini lagi." Gumaman dengan nada penuh keluhan lolos setelah Cale menyadari di mana dia berada sekarang.
Tempat ini adalah tempat familiar yang pernah ia kunjungi. Itu putih tanpa ada apa-apa yang bisa menjadi batas pandangannya. Dia sekarang hampir tahu bahwa semuanya pasti ada hubungan dengan pemilik domain ini. Cale hanya bisa menghelas nafas.
"Kali ini apa yang akan kau katakan padaku? Dewa Kematian?" tanyanya seraya menatap langit putih yang kosong.
Heningan mengudara beberapa detik, sebelum akhirnya, suara yang penuh keagungan terdengar dari segala arah.
- "Maaf!"
Kata pertama yang keluar dari suara itu membuat Cale menyipitkan matanya dengan tajam. Perhatiannya sekarang terpusat pada apa yang akan disampaikan oleh Dewa Kematian.
- "Ada sebuah keberadaan kuat dari dimensi lain yang setara dengan dewa. Mereka tampaknya tengah melakukan perjalanan ke seluruh dimensi karena suatu alasan."
- "Ini seharusnya tidak terjadi hanya karena hal itu tapi ... "
God of death terlihat berjuang dengan sesuatu sejenak. Cale menunggu dengan tabah sampai Kematian kembali berbicara.
- "Lintasan dimensi yang mereka lalui tiba-tiba menjadi tidak stabil entah karena apa. Itu menyebabkan beberapa retakan hingga kamu, bersama tiga anak yang kau sayangi itu menerima dampaknya dan terbawa sampai ke duniamu saat ini."
- "Aku tidak tahu apa yang mereka cari sampai harus melakukan penjelajahan dimensi. Tapi termasuk kesalahanku, gagal menyelamatkanmu. Kuharap kau mengerti akan hal---"
Sebelum Dewa Kematian selesai berbicara, Cale memotong dengan nada sarkas.
"Kau memang bajingan yang bahkan tidak bisa melakukan tugasmu dengan benar, sama seperti memintaku melakukan berbagai hal di dunia sebelumnya. Kali ini pun, kau bahkan tidak bisa mencegah hal-hal terjadi. Sebenarnya, apa gunanya jabatan Dewamu iti? Pajangan?"
Dewa Kematian tercekik mendengarnya. Seperti ada panah tak kasat mata yang menusuk hatinya hingga berdarah-darah.
- "Aku sedang dalam pemulihan saat itu. Kekuatanku belum terkumpul cukup untuk menentang otoritas hukum dimensi. Mengertilah Cale, aku benar-benar tidak bisa mencegah mereka yang memiliki afinitas dewa lebih tinggi dariku. Jika itu aku dalam kondisi prima, aku pasti bisa mencegahnya. Tapi lain hal untuk kasus ini."
"Bajingan tidak berguna." Lagi, Cale memaki. Mencemooh kelemahan God of Death yang sangat merepotkan.
Ruangan putih yang semua tampak cerah dan berseri, kini berubah jadi mendung. Wajah Cale semakin berkerut jijik.
- "Bisakah kamu tidak memakiku, Cale? Sekali saja."
"Tidak."
'Memakimu akan menjadi hobi baruku.'
Dewa Kematian menghela nafas.
- "Apakah kau tahu? Kuilku saat ini sedang mengalami kerusakan karena ulah dari keluargamu. Mereka berlarian kesana kemari hanya untuk menghancurkan gerejaku. Apakah itu tidak cukup sampai bahkan kamu masih memakiku?"
Kematian itu berbicara dengan nada putus asa, tapi Cale tidak peduli, dan masih memasang wajahnya yang biasa.
Ketidakpedulian Cale membuat dewa itu menekuk wajahnya.
- "Aku tahu kamu tidak akan peduli. Yah, lakukan saja sesukamu, tidak perlu memikirkan mereka karena meski keluargamu tampak gila. Pikiran mereka masih sangat rasional, tidak ada yang perlu di khawatirkan juga. Hanya aku yang menderita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Aflame (SL x TCF)
FanficCale Henituse tidak pernah menganggap bahwa kehidupan ketiga itu menyenangkan. Dia telah melewati banyak hal di dua kehidupan sebelumnya. Semua pengalaman yang ia dapatkan selama ini sudah cukup membuatnya terbebani. Kini ia tidak sengaja terseret...