"Sebenarnya apa yang baru saja terjadi? Siapa yang bertarung sekarang?" Ma Dong-wook dengan wajah bingung menengok pada semua orang.
Otaknya masih sedikit ngelag dengan situasi yang terjadi. Pikirannya tidak bisa mencerna dengan baik.
"Itu Jin-Woo hyung. Kita akan selamat."
Cale menjawab dengan santai, walaupun dia sendiri sebenarnya tidak tahu bagaimana lelaki itu bisa datang dengan sangat cepat.
"Master Ma," Baek Yoon-Ho menatap lurus ke arah pertempuran. "Cale benar, sekarang kita tidak perlu khawatir lagi, semuanya akan mulai membaik dari sekarang."
Mendengar perkataan Hunter Baek, Cale tiba-tiba diam. Untuk beberapa alasan dia mendadak teringat dengan ungkapan 'perisai tidak akan pecah.'
'Apakah ini adalah wajah yang ditunjukkam oleh orang-orang itu juga?'
Cale berpikir keras tentang ini. Perasaan menunggu untuk di selamatkan, apakah orang-orang yang dulu berteriak bahwa perisainya tidak pecah juga memiliki wajah seperti paman Baek dan lainnya? Wajah sedih, takut, takjub dan senang?
Rasa merinding itu menjalar ke lehernya tanpa ia sadari. Jika itu Cale, tatapan penuh harap yang ditunjukkan oleh Baek Yoon-Ho pasti akan membuatnya tidak bisa tidur satu bulan.
Karena pastinya, tatapan tersebut hanya akan membuat Cale berkerja lebih keras lagi. Cale menggeleng tanpa sadar.
'Lebih baik hindari menunjukkan kekuatan di masa depan.'
Tidak boleh sampai mengekspos banyak hal. Cale harus bersembunyi dengan baik agar tidak mencolok.
Suara benturan yang menggema di dalam goa menarik atensi Cale.
Pertarungan antara Jin-Woo dan semut tampaknya semakin intens.
"Apakah kita harus cepat-cepat ... ? Arise!"
Kemampuan Sung Jin-Woo dikatakan adalah kekuatan atas hak orang mati, skill yang bisa mengubah mayat menjadi pasukan bayangan. Jin-Woo menggunakannya untuk membuat pasukan semut.
Setelah satu perintah jatuh, ratusan semut yang telah mati kini bangkit kembali menjadi bagian dari shadownya.
Dimata semua orang, termasuk kameramen level A dan seluruh penduduk yang melihat siaran hanya bisa terdiam dengan wajah tak percaya.
.
.
.
.
Hal yang paling Cale benci di dunia ini adalah monster, dan rasa sakit. Tapi entah kenapa, dua hal ini malah selalu menjadi hal paling dominan dalam hidupnya.
Cale tanpa sadar mundur saat bangkai seekor semut tak sengaja terlempar ke arahnya. Sebuah tangan menahan punggungnya.
"Hei, namamu Cale 'kan?" tanya orang tersebut.
Kepala merah itu mendongak, lalu mengangguk. "Iya ajussi."
"Namaku Min Byeong-Gu, terimakasih karena sudah menyelamatkanku tadi."
"Sama-sama, sebenarnya itu hanya reflek."
Byeong-Gu tersenyum, mengacak puncak kepala Cale dan menengok pada seseorang yang datang. Bukan hanya dia, hunter lain juga melihat ke arah orang itu.
Sung Jin-Woo secepat kilat menghampiri Cale.
"Kau baik-baik saja Cale? Tidak ada yang terluka? Bagaimana bisa kau sampai di sini Cale? Kenapa kamu bisa tahu tempat ini?"
Bibir merah kecil Cale mengerucut. "Hyung! Tidak bisakah kau tanya satu-satu? Mana yang harus aku jawab?"
Pria bermata elang itu menggaruk tengkuknya, Choi Jong-In terkekeh pelan, sedangkan Baek Yoon-Ho dan lainnya menggeleng tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Aflame (SL x TCF)
FanfictionCale Henituse tidak pernah menganggap bahwa kehidupan ketiga itu menyenangkan. Dia telah melewati banyak hal di dua kehidupan sebelumnya. Semua pengalaman yang ia dapatkan selama ini sudah cukup membuatnya terbebani. Kini ia tidak sengaja terseret...