Dingin yang menusuk, permukaan kasar dan berlendir dirasakan oleh kulit Cale ketika bocah itu menggerakkan tubuhnya. Sebuah keadaan yang membuat kelopak mata itu terbuka perlahan.
Tepat ketika pandangannya menjadi jelas. Dia tersentak.
"Te-tempat apa ini!" Cale terkejut dan menjerit.
Bagaimana tidak? Pasalnya, seingat Cale, ia sedang tidur santai dipantai sambil menikmati sepoi angin dari lautan lepas. Lalu bangun-bangun ia sudah pindah tempat!
'Apa aku dipindahkan dunia lagi oleh Dewa Kematian? Bajingan sialan itu.'
Cale memaki Dewa Kematian yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang menimpanya hari ini.
Pandangannya mengedar menyapu pemandangan sekitar yang tampaknya menjadi sebuah goa. Tidak ada yang menarik selain banyaknya telur yang belum menetas disana. Dan Cale berada diantara benda-benda putih yang terlihat aneh itu.
'Aku punya perasaan buruk,' batinnya lalu mengalihkan pandangannya ke bawah. Sebuah cangkang telur adalah apa yang tertangkap oleh retinanya. Cale mengumpat dalam hati ketika ia ingin bangun.
Pergi dari sana adalah satu-satunya yang memenuhi pikiran Cale. Namun, saat hendak berdiri, sebuah bayangan besar mengalangi pandangannya dari belakang.
'A-apa!?'
Memutar kepalanya ke belakang, Cale merinding dan Jantungnya berdetak lebih cepat dari batas normal.
Masalahnya dia tidak membawa Raon, On maupun Hong sekarang.
Jika itu adalah Cale yang dulu, tidak masalah apakah dia harus bertarung sendirian jarena Cale yakin akan menang, tapi dia berbeda dari dia di masa lalu, meskipun sebenarnya Cale masih tetap mampu menghadapi mereka, tapi kemampuannya terbatas. Dia lebih lemah dalam kondisi anak-anak sekarang.
Pikirannya kembali jernih setelah mendengar suara monster tersebut. sama ketika waktu itu bertemu Baruka. Ia mengerti ucapan monster.
-"Ba-bayi bangun... tidur lagi... bayi tidur..." Monster atau yang kini menjadi incaran semua hunter di luar adalah ratu semut yang sedang mendorong Cale agar tidur kembali di dalam cangkang dengan lembut.
Berbeda dengan monster yang bertemu orang lain. Entah kenapa monster-monster itu selalu memiliki sikap berbeda pada Cale. Mereka memiliki tujuannnya masing-masing seperti saat ini, Ratu semut mengira dirinya sebagai anaknya.
Cale tampak terdiam mendengarnya.
Bayi?
Siapa?
Apa itu aku?
Jangan ngawur! Dari mana bentuk tubuhnya yang sama dengan semut kecuali warna rambutnya yang merah itu yang bisa disamakan dengan warna semut lainnnya.
"Aku bukan anakmu!" Cale mendorong capit Monster dengan hati-hati takut jika secara tidak sengaja dirinya tiba-tiba terbelah dua seperti pai apel.
Sementara di sisi lain ratu semut itu bingung dengan bocah yang dibawa oleh anak-anaknya. Ia lantas menggigit belakang leher baju Cale dan membawanya semakin masuk ke dalam sarang melewati beberapa telur dengan terampil.
"Turunkan aku!" Cale mengerahkan kekuatan anginnya hingga ia terlepas dari mulut Ratu Semut namun sayangnya karena jaraknya begitu tinggi, cale baru sadar ia akan jatuh menghantam tanah. Segera ia menggunakan anginnya untuk menstabilkan tubuhnya agar menyentuh tanah dengan lembut.
Ratu semut yang diserang bukannya marah malah mendorong cale masuk ke antara telur lainnya, menyuruhnya sembunyi ketika ia merasakan aura manusia lain yang memasuki sarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Aflame (SL x TCF)
FanfictionCale Henituse tidak pernah menganggap bahwa kehidupan ketiga itu menyenangkan. Dia telah melewati banyak hal di dua kehidupan sebelumnya. Semua pengalaman yang ia dapatkan selama ini sudah cukup membuatnya terbebani. Kini ia tidak sengaja terseret...