Hati seorang perempuan memang selembut yang di rumorkan. Melihat Cale yang ditenangkan oleh Jin-Woo, hunter Baek, dan Choi Jong-In membuat Cha Hae-In merasa bersalah.
Anak kecil yang menyelamatkannya itu tampak rapuh seperti cangkang telur. Membuat rasa bersalah membuncah di dalam hatinya. Hae-In mengulurkan tangan perlahan ke arah sudut bibir berdarah Cale.
"Hei ... ma ... " Sayangnya Cale beringsut di balik tubuh Jin-Woo, terisak kecil sembari menarik erat ujung baju pria itu.
'Sial! Jangan dekati aku. Kalian semua jangan dekat-dekat! Kalian mengerikan!'
Cale merinding di punggung. Dia juga kesal dengan orang-orang ini, sangat kesal karena dia masih lapar, dan painya hancur. Padahal tinggal satu.
Manik merah kecoklatan itu mendongak, memandang Jin-Woo dengan pipi mengembung. "Hyuungg! Makananku hancur."
Sung Jin-Woo menghela napas, tangannya bergerak untuk menyeka sisa darah kering di bibir Cale, berkata, "Cale, kita punya banyak di rumah, jangan membuatku cemas hanya karena hal kecil."
Interaksi dua orang tersebut menarik perhatian Ryuji Goto, pria gondrong itu berjalan mendekat.
Cale muram, merasa seolah dirinya semakin mengecil. 'Kenapa aku selalu bertemu orang-orang yang mengerikan?'
Ah!
Dia jadi teringat wajah Ron.
Sejujurnya tidak ada yang menyangka kalau Cale akan terluka, bahkan wajah Direktur Go Gun-Hee tampak memucat. Selain memikirkan konsekuensi dari kemarahan Sung Jin-Woo. Malurinya memberi tahu dirinya untuk melindungi, melindungi anak kecil bernama Cale
'Ini sangat aneh... tapi dilihat dengan baik. Ini hanya ketidak sengajaan,' pikirnya merenung.
Baek Yoon-Ho berdiri disamping Choi Jong-In. Mengamati keributan yang terjadi saat ini dalam diam. Mereka juga tidak ingin terlalu ikut campur mengingat bahwa orang yang di singgung adalah Sung Jin-Woo—Huntur yang bahkan membuat mereka gemetar.
Apalagi mereka sedang beraliansi dengan Jepang untuk menangani masalah pulau Jeju. Akan berbahaya bila ini berakhir dengan pertengkaran.
'Semoga Jepang tidak membuat masalah menjadi rumit.' Jong-In membenarkan kacamata miliknya sambil melirik kearah Goto Ryuji yang berjalan mendekati Jin-Woo dan Cale.
"Tuan Hunter, ada pesan yang ingin disampaikan Goto-San padamu," ucap Hanekawa—Penerjemah bahasa.
Yang disampaikan Goto pada Jin-Woo adalah ini.
"Kamu bilang, namamu adalah Hunter Jin-Woo 'kan? Apa kau keberatan kalau kita bertarung satu lawan satu?"
Sung Jin-Woo memicingkan matanya, berdiri lalu menarik Cale kebelakang. Bocah itu mengintip dari balik punggung Sung Jin-Woo.
'Apakah Mereka benar-benar akan bertarung?'
Cale tidak tau apakah Sung Jin-Woo berniat menerimanya atau tidak, tapi dia ingin pergi dari sana. Cale tidak mau melihat keributan yang tak penting sekarang.
Dia menarik ujung baju Jin-Woo. "Hyung! Beri aku uang."
"Uang?"
"Ya, apakah kamu tidak paham?" tanya Cale, cemberut lantas menunjuk pai tak berbentuk di atas lantai.
Ber oh ria, Jin-Woo itu merogoh sesuatu dari dalam sakunya. Memberikan beberapa lembar uang pada Cale hingga membuat senyum si kecil merekah.
Cale tidak perduli dengan apa yang terjadi. Dia lebih baik mencari makanan untuk mengisi perutnya. Jujur saja karena batuk darah beberapa saat lalu rasa lapar itu bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Aflame (SL x TCF)
FanfictionCale Henituse tidak pernah menganggap bahwa kehidupan ketiga itu menyenangkan. Dia telah melewati banyak hal di dua kehidupan sebelumnya. Semua pengalaman yang ia dapatkan selama ini sudah cukup membuatnya terbebani. Kini ia tidak sengaja terseret...