4 - News Problem (1)

2.7K 402 12
                                    

Cale Henituse selalu memiliki keinginan untuk menjadi pemalas. Sebuah keinginan yang selalu mendapat cibiran dari orang-orang itu sejujurnya benar-benar murni dari hatinya. Cale sama sekali tidak berniat menjadikannya omong kosong apalagi sebuah mitos. Tapi setiap kali keinginannya akan tercapai, setiap kali pula Cale diseret sejauh mungkin darinya.

Ketika datang hari dimana Cale akhirnya bisa menjalani kehidupan pemalas setelah mengalami masa-masa sulit, saat itulah ia menyadari bahwa semuanya telah diruntuhkan lagi.

Fakta memukul telak keyakinannya ketika Cale terbangun di tempat asing. Sebuah kamar, dengan dekorasi yang jauh berbeda dari yang biasa ia lihat.

Cale membuka mata hanya untuk menyadari bahwa
Dia tidak lagi berada di kamar putra mahkota. Dia bisa melihat funitur-funitur yang biasanya ia lihat ketika masih menjadi Kim Rok-Soo.

Desainnya mirip seperti korea.

'Apa yang ... ?"

Cale tertegun saat ia melihat sekeliling. Tempat ini, bagaimana bisa dia berakhir di sini saat seharusnya ia berada di kamar Putra Mahkota? Apa yang terjadi?

Laki-laki berambut merah itu mendudukkan diri dengan perlahan, tangannya terangkat untuk memagang kepala karena denyutan nyeri datang beberapa detik singkat.

Setelah itu mereda, Cale mengerutkan kening. Rasanya sedikit berbeda dari yang biasa.

'Kenapa aku merasa sangat lemah?'

Hal-hal membuatnya berpikir bahwa tubuhnya terasa berbeda untuk alasan yang tidak di ketahui. Cale membolak-balikkan telapak tangan dengan tidak percaya.

'Fuck! Apa yang terjadi pada tubuhku?'

Tubuhnya menjadi jauh lebih muda. Tangan kecil itu jauh lebih lembut daripada yang terakhir kali dia ingat.

Cale sontak melompat turun dari ranjang. Ujung celananya jatuh menyentuh lantai. Dia lagi-lagi kehilangan kata-kata. Pakaian yang biasanya pas di tubuhnya, sekarang longgar.

Itu menjadi besar untuk ukuran Cale saat ini. Wajahnya menjadi cemberut.

"Menyebalkan," gumamnya setengah menggerutu.

Cale menarik-narik baju besarnya yang terasa tidak nyaman dengan ekspresi muram. Itu membuatnya tampak seperti anak kecil imut yang merajuk.

Tepat di waktu yang sama, Cale mendengar suara bising hingga membuatnya mengerutkan dahi.

'Hmmm?'

Atensinya beralih ke pintu, tempat dimana Cale yakini adalah asal dari suara tersebut. Laki-laki berambut merah itu perlahan berjalan ke sana sambil menjinjing celananya agar tidak terinjak. Suara samar yang ia dengar menjadi lebih jelas.

"Kau bilang dia dari Dungeon?" jin-Ah melongo tidak percaya dengan apa yang kakaknya katakan.

Bagaimana mungkin kamu bisa menemukan anak setampan dan seimut itu di dalam tempat seperti dungeon? Mustahil.

Namun nyatanya, Sung Jin-Woo mengangguk sebagai konfirmasi.

Gadis itu mendelik menatap sang kakak dengan penuh selidik. "Kau pasti berbohong, hal-hal di dalam dungeon pasti sudah membuat otakmu tidak beres sampai kau menculik seorang anak seperti dia."

Sung Jin-Woo hanya bisa menghela napas, mengapa sulit menjelaskan ini pada Jin-Ah.

"Jin-Ah, dengar ... "

Klik!

" ... "

Kalimat Sung Jin-Woo terpotong karena suara knop pintu yang di putar. Kedua kakak beradik itu menoleh dan melihat sebuah kepala merah menyembul keluar dari kamar Jin-Woo.

Young Aflame (SL x TCF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang