"Aku? Si pembawa sial?"
Evelyn De Axerlion#######
Seorang gadis kecil berlarian di lorong mansion milik keluarganya. Bunyi hentakan sepatu terdengar bergema di setiap sudut lorong itu.
Senyum tak pernah luntur dari bibir gadis itu membuatnya terlihat menawan dengan rambut coklat bercampur beberapa helai yang berwarna putih keemasan. Tak lupa, gaun biru muda yang memiliki pita besar dipunggung itu menambah kesan imut pada dirinya.
Evelyn De Axerlion, putri bungsu dari Duke Alex Axerlion yang terkenal kejam dan dingin dan memiliki 2 orang kakak laki-laki yang terkenal dengan kepintaran mereka masing-masing.
Gadis berusia 15 tahun itu melebarkan senyum saat sampai dihadapan keluarga yang sangat ia sayangi. Dengan mantap Evelyn menghampiri mereka.
"Salam yang mulia Duke Alex De Axerlion, Tuan muda pertama dan tuan muda kedua." Sapa Evelyn sambil mengangkat kedua pinggiran gaunnya lalu menunduk sedikit, memberi hormat layaknya gadis bangsawan.
Dia sangat bahagia dengan kepulangan mereka tanpa luka sama sekali. Dia juga agak kesal dengan pelayan pribadinya yang melarang dirinya untuk ikut menyambut.
Seketika pelayan dan semua disitu terdiam. Tatapan mereka tertuju kearah keluarga De Axerlion. Sepertinya akan ada drama baru untuk ditonton.
Wajah ketiga lelaki itu terlalu datar dan dingin. Terlebih lagi kehadiran Evelyn menambah suasana dingin dan mencengkam.
"Kenapa kau kesini? Aku bisa terkena sial jika kau menghampiriku." Sergah kakak keduanya, Nick De Axerlion.
Dia terkenal dengan sebutan 'ahli strategi' karna kemampuannya mampu membuat strategi perang dengan sangat-sangat begitu teliti dan penuh perkiraan.
Juga terkenal dengan sebutan 'lidah beracun' disebabkan mulut dari tuan muda kedua itu tidak pernah menyaring apapun sebelum bicara. Jika ia tidak suka, maka bersiaplah menerima luka yang tak berdarah.
"Aku hanya ingin menyapa ayah dan kedua kakakku. Apakah perang sudah selesai? Kalian baik-baik saja kan?" Tanya Evelyn dengan raut cemas.
Nick tersenyum miring dengan alis kiri yang terangkat juga tatapan merendahkan yang ia berikan . "Pasti kami telah memenangkan peperangan itu asalkan tidak ada pembawa sial sepertimu berkeliaran di sekitar kami."
"Baguslah jika_"
"Tak perlu berpura-pura peduli jalang kecil. Kau membuatku muak! Bisakah kau enyah dari hadapanku?!" Bentak Nick.
Dia benci mendengar suara gadis ini. Tidakkah bisa Evelyn berhenti bertanya dan berada disekitarnya?
"Tapi_"
"Tidak bisakh kau berhenti bicara? Aku benci mendengar suaramu atau kau lebih memilih untuk kehilngan lidahmu." Duke Alex menatap dingin putrinya yang tidak ia anggap sama sekali.
"Bersikaplah seperti orang asing. Kau tidak lebih dari seorang beban." Meski datar, perkataan itu sukses membuat hati Evelyn terluka.
"Kita bukan orang asing, ayah. Kita keluarga." Sanggah Evelyn. Dia akan melakukan apapun asalkan mereka menerima kehadirannya. Seperti dulu.
Suasana bertambah tegang saat Gellen menatap Evelyn. Lelaki tiruan Duke Alex itu hanya diam tapi mampu membuat semua orang terdiam tidak berkutik sama sekali.
"Bawa dia pergi." Kata Gellen pada pelayan pribadi Evelyn.
"Tapi kak_"
"Pergi sebelum aku membunuhmu saat ini." Ancaman itu sungguh membuat semua orang menahan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tahap Revisi) Lady And Her Pain ✅
Fantasy{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, tapi mustahil di kehidupan gadis 15 tahun ini. Evelyn De Axerlion dituduh sebagai dalang dari pembu...