"Evelyn (tanpa) De Axerlion"
#####
Duke Alex memasuki ruangan makan dengan perasaan membuncah. Dia telah mendapat laporan dari Gellen bahwa tikus kecil itu telah di urus.
Dia berniat untuk menjelaskan hal ini secara terperinci pada Evelyn dan memberikan kompensasi atas kejadian tersebut.
Semua anggota keluarga Duke Alex telah tiba di ruang makan sejak tadi. Gellen dan Nick juga Eleanor duduk santai di ruang makan sambil menunggu nya.
"Salam pada Duke Alex De Axerlion." Ucap ketiga orang tersebut sambil berdiri hormat.
"Duduk."
Duke Alex mengedarkan pandangan. Tapi tidak menemui seseorang yang ia cari. Dia memerintahkan Butler Paul untuk menjemput Evelyn sarapan bersama.
Eleanor merasa sedikit kesal karena ayahnya memperhatikannya Evelyn. Seharusnya tidak karena perhatian Duke Alex adalah hak milik patennya.
Gellen duduk dengan tenang. Iya yakin ayahnya akan menyelesaikan masalah itu sekarang agar bisa memberikan kompensasi yang Evelyn inginkan.
"Mengapa ayah memanggil gadis itu?" Tanya Nick penasaran.
Sangat jarang ayahnya berkelakuan seperti ini. Bahkan beberapa hari yang lalu, Duke Alex masih bersikap cuek. Entah mengapa tiba-tiba dia sedikit berubah.
"Ada yang harus ayah luruskan." Jawab Duke Alex.
Setelah menunggu beberapa menit, Butler Paul datang dengan raut wajah khawatir. Dia membawa sepucuk kertas ditangannya yang ia temukan di atas ranjang Evelyn.
"Apa ini?" Tanya Duke Alex ketika Butler Paul menyodorkan surat padanya.
"Kamar nona Evelyn kosong Duke. Hanya tersisa surat ini diatas ranjangnya." Balas Butler Paul.
Duke membuka pelan surat ini dan membacanya teliti. Iya tidak menyangka bahwa Evelyn serius akan pergi tanpa persetujuannya.
Kepada Duke Alex De Axerlion yang terhormat.
Apa kabar ayah? Aku harap ayah baik-baik selalu. Maaf karena tidak memanggilmu dengan panggilan Tuan Duke karena dalam surat ini aku ingin merasakan perasaan seorang anak yang menulis surat pada ayahnya.
Ayah, aku minta maaf atas segala penderitaan yang ayah dapatkan disebabkan aku. Kehilangan istri tercinta sangat menyakitkan, bukankah begitu ayah? Ayah pasti sangat kesepian.
Aku juga begitu, aku hanya gadis 5 tahun saat itu. Masih polos dan tidak mengeri apapun. Aku juga merasa kehilangan figur seorang ibu dan kasih sayang kedua kakak juga ayah sekaligus.
Mungkin ayah akan marah saat aku mengatakan hal itu karena pada pandangan ayah, akulah penyebabnya, akulah puncanya dan akulah PEMBUNUH ibu.
Tapi ayah harus tahu, aku tidak pernah membunuh ibu atau bahkan berniat membunuhnya saja, tidak pernah. Itu bukan aku, ayah. Aku hanya gadis 5 tahun yang bermain bersama ibunya dan tiba-tiba kejadian itu terjadi.
Aku juga tidak berapa pasti dan ingat, mengapa pisau itu berada di tanganku. Dan mengapa aku terlihat seperti pembunuh yang puas melihat korbannya.
Aku tidak tahu, jujur. Selama ini aku coba menjelaskan hal ini pada ayah maupun kakak. Tapi kalian sama sekali tidak mengendahkanku. Tidak mencoba mendengar penjelasan dari pihakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tahap Revisi) Lady And Her Pain ✅
Fantasy{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, tapi mustahil di kehidupan gadis 15 tahun ini. Evelyn De Axerlion dituduh sebagai dalang dari pembu...