PANGERAN KEDUA

12.7K 762 1
                                    

"Harus semangat!"

Evelyn De Axerlion

######

  "Nona Evelyn tidak dapat menemui anda, Duke." Lapor James, tangan kanan Duke Alex.

  "Apa!?" Tanya Duke Alex dingin.

  Biasanya gadis itu antusias menghampirinya dengan senyum menjijikkan itu dan menempelinya seharian hingga dia harus menyeret gadis itu.

  "Nona Evelyn letih. Itu yang saya dapatkan dari pelayan pribadinya." Jawab James.

  Duke Alex mengepalkan tangan. "Gadis itu semakin berani bertingkah!" Marahnya.

  James meneguk ludah kasar. Wajah mengeras Duke Alex adalah ketakutan tersendiri buat James.

  "Nona Evelyn benar-benar terlihat pucat Duke. Seperti mayat hidup. Langkahnya  gontai, tidak memiliki semangat. Saya rasa nona benar-benar kelelahan." Jelas James dengan teliti.

  Salah bicara sedikit, kepalanya bisa menjadi sasaran pedang yang tergantung di sisi kanan meja, mengingat temperamen kasar tuannya.

  "Huh. Benar-benar menyusahkan." Gumam Duke Alex. "Sampaikan padanya untuk bersiap besok malam. Pesta ulang tahun kaisar akan diadakan dan dia diundang."

  "Baik yang Mulia."

  Setelah James keluar. Duke Alex mengusap wajah kasar. Andai saja kaisar tidak mengundang secara personal, dia tidak akan pernah Sudi membawa gadis itu.

  Tok tok tok.

  "Masuk"

  "Ada apa ayah memanggil kami?" Tanya Nick begitu dia tiba dihadapan meja kerja sang ayah.

  "Raja mengirim undangan pesta ulang tahun." Kata Duke Alex sambil menyerahkan 2 kertas berstempel istana.

  "Gadis itu juga?" Tanya Gellen saat menyadari ada satu lagi undangan ditangan ayahnya.

  Duke Alex mengangguk. "Ratu ingin menemui dia."

  "Sangat menyusahkan." Keluh Nick kesal.

  Baik Duke Alex maupun Gellen hanya membisu. Mereka tahu Nick sangat membenci Evelyn melebihi siapapun.

  Bagaimana tidak, Nick kecil kehilangan kasih sayang ibu yang menjadi panutannya. Iya, lelaki itu sangat manja pada mendiang duchess.

  "Ada sesuatu juga yang kalian harus tahu. Mantan pelayan pribadi ibu kalian mengirimkan surat yang sangat mengejutkan. Ayah harap kalian bisa menerimanya."

  "Surat apa ayah?" Gellen memecahkan keheningan sejenak.

  Satu kata dari Duke Alex membuat kedua tubuh itu membeku. Nick menatap ayahnya tak percaya. Sedangkan Gellen, sibuk dengan pikirannya.

#####

Evelyn POV

  "Tolong berikan saya gaun yang sederhana tapi menawan." Kataku pada salah satu karyawan butik di ibu kota.

  Iya, setelah James menyampaikan perintah ayah. Keesokan harinya, aku segera menuju ke pasar ibu kota untuk membeli gaun.

  Tujuanku hanya untuk tidak mempermalukan keluargaku mengingat bahwa ayah adalah bangsawan yang sangat dihormati di kerajaan ini.

  "Bagaimana dengan ini, nona?" Tanya karyawan itu sambil membawa sebuah gaun.

  Gaun ungu muda dengan manik di pinggangnya dan beberapa area lain, tak lupa pita yang menjuntai. Sempurna! Hanya satu kata yang bisa menggambarkan betapa indah gaun itu.

(Tahap Revisi) Lady And Her Pain ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang