Aku berjalan pelan menuju ruang kerja Duke Alex De Axerlion. Salah satu ruangan yang sangat jarang aku kunjungi mengingat pemiliknya membenciku.
Semalaman aku memantapkan diri untuk bisa bicara bersamanya, bukan lewat surat ataupun pelayan.
"Sampaikan pada Duke Alex, aku ingin bertemu dengannya." Perintahku pada prajurit yang berjaga didepan pintu.
Lantas salah satu dari mereka mengetuk pintu dan masuk untuk memberitahukan ayah.
"Duke Alex De Axerlion mempersilahkan anda masuk, Nona Evelyn." Kata pengawal itu.
Aku melangkah masuk ke ruangan Duke disambut dengan senyuman tulus James dan tatapan intimidasi Duke Alex.
Hah. Belum apa-apa, aku sudah merasa tercekik. Rumor itu memang benar. Hanya dengan tatapan, Duke Alex mampu membuat lawannya menciut.
Sangat kontras dengan asistennya yang ramah. James adalah salah satu yang menghormatiku meski tuannya tidak.
"Salam saya pada penguasa duchy Axerlion, Duke Alex De Axerlion." Ucapku sambil membungkuk.
"Hm. Ada apa?" Tanya Duke Alex acuh.
'Ayolah taruh fokus ayah padaku! Aku ini lagi membahas kesepakatan yang menguntung ayah!' batinku.
"Maaf mengganggu waktu anda, Duke. Tapi saya ingin membuat kesepakatan yang sangat menguntungkan dengan anda, Duke."
Aku menghulurkan sebuah kertas pada James dan di berikan pada Duke setelah itu. Iya, karena aku berdiri agak jauh dari meja kerja beliau.
Duke meletakkan penanya dan fokus membaca lembaran yang ku berikan. Rautnya sangat datar hingga aku tak bisa membaca emosinya.
Aku yakin 100% Duke akan menandatangani kesepakatan itu tanpa banyak basa-basi. Mengingat betapa bencinya dia padaku. Huh, perasaan tak sabar menghinggapi hatiku.
"Tidak."
Deg
Aku mengerjap mata sebentar. Sepertinya tadi aku salah mendengar. Duke Alex menolak? Itu tidak mungkin.
"Em, saya sepertinya salah dengar. Bolehkah anda mengulang kembali-"
"Tidak, saya tidak setuju." Potongnya.
Aku melotot tak percaya. "Apakah ada yang kurang? Keuntungan bagi anda belum sesuai? Tidak mengapa, Duke. Anda bisa menambahkan persyaratan sesuai keinginan anda. Saya akan turuti dengan senang hati."
Mungkin keuntungan sedikit tidak menguntungkan Duke Alex hingga dia menolak. Tak apa, tujuanku cuma satu. Aku tidak masalah jika dia menambahkan bagiannya.
Tak
Aku terjingkat kaget mendengar bunyi pena di hentakkan ke meja kasar oleh Duke Alex. Matanya menghunus tajam diriku.
"James, kau bisa keluar."
"Baik, Duke."
Setelah James keluar dari ruangan, aku mengangkat kepala. Mataku menatap lamat wajah Duke Alex yang memejamkan matanya.
Saat kelopak mata Duke Alex terbuka. Aku segera menunduk. Melihat lantai dan menghitung domba. Jantungku berdetak tak karuan.
"Angkat wajahmu dan jelaskan."
Aku mengangkat wajah dan membalas tatapan Duke. "Saya ingin menikmati suasana luar, Duke." Kataku gugup.
"Tapi tidak harus keluar dari rumah bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tahap Revisi) Lady And Her Pain ✅
Fantasia{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, tapi mustahil di kehidupan gadis 15 tahun ini. Evelyn De Axerlion dituduh sebagai dalang dari pembu...