"Nyaman sekali."
Evelyn De Axerlion
#####
Selama 1 minggu ini, Evelyn tidak melakukan hal-hal yang berat. Dia hanya ke pasar untuk membeli kado ulang tahun ketiga lelaki kesayangannya lalu mengistirahatkan diri dikamar.
Dia tidak mengikuti jamuan teh yang diadakan lady bangsawan yang mengundangnya. Hal itu karena dia takut kelelahan dan berakhir tidak dapat menahan rasa sakit ketika menjelang malam.
Lalu, Kevan. Lelaki itu tak pernah absen menjenguk. Terkadang menemaninya ke pasar atau sekadar berjalan-jalan diluar mansion.
Iya, kali ini benar-benar diluar mansion. Seperti pergi ke danau, air terjun ditengah hutan dan sebagainya. Menikmati alam yang tenang.
Menurut Evelyn, kegiatan ini menyegarkan pikirannya dibandingkan mengikuti jamuan teh para lady yang berujung melukai hatinya karena rumor buruk.
Selama seminggu ini juga, Evelyn mengurangi hal-hal yang membuat ketiga kesayangannya muak, seperti bermanja atau tidak mematuhi tata Krama.
Kini dia hanya memberi perhatian kecil, seperti setelah sarapan, dia diam-diam membuat cemilan saat berkerja untuk ketiganya.
Iya, bahkan para pelayan dan koki dapur juga berjanji tidak akan membocorkan hal ini ketika melihat kesungguhan Evelyn. Juga ketiga asistan pribadi yang ditugaskan mengantar makanan, diminta untuk menutup mulut.
Evelyn yakin, jika ketiganya mengetahui hal itu, mereka sama sekali tidak akan menyentuh cemilan buatannya. Kemungkinan terbesar akan dibuang.
Soal Eleanor, Evelyn sering melihat dia bermain dengan kedua kakak juga bermanja dengan ayah. Terkadang dia mendengar gelak tawa mereka tanam milik ibu.
Dia tidak menghiraukan rasa sakit yang mendera hatinya. Iri dengan kebahagiaan yang Eleanor dapatkan. Bahkan saat berpapasan dengan pelayan, Evelyn hanya mampu tersenyum kecil.
"Nona, saya dapat kabar bahwa ulang tahun tuan muda kedua akan diadakan 2 Minggu lagi." Lapor Jack.
"Dua Minggu lagi? Menurutmu apakah hadiahku cocok untuknya? Aku merasa minder."
Evelyn meletakkan bungkusan yang ia pegang saat ini. Dia membelikan hadiah untuk Nick dan sedang membungkusnya.
Persiapannya ini terbilang sangat jauh dan Evelyn tak menghiraukan. Bahkan hadiah untuk Duke dan Gellen yang berulang tahun 2 bulan lagi telah ia bungkus rapi.
"Saya yakin kali ini tuan muda kedua pasti menerimanya." Jawab Jack sedikit ragu, mengingat hadiah yang diberikan Evelyn tak pernah diterima dan berujung nonanya menyimpan rapi di kotakan bawah ranjang.
"Aku harap." Kata Evelyn sambil melanjutkan kegiatannya.
Tiba-tiba, balkon kamar diketuk pelan. Sontak Jack menarik pedangnya dan Emma berdiri dihadapan Evelyn, menjadikan tubuhnya sebagai tameng bernyawa.
'Malam seperti ini, siapa yang berani mengetuk balkon nona?' batin Jack.
Tatapan menanam. Dengan langkah pelan, ksatria itu mendekati balkon dan menyibak tirai penutup.
Ketiganya menghela nafas lega saat melihat siapa yang datang. Ternyata, Kevan.
"Cepatlah buka! Aku kedinginan." Gerutunya.
"Tolong bukakan pintunya, Jack." Pinta Evelyn saat sadar dari keterkejutan.
Jack menaruh kembali pedang miliknya dan membukakan pintu balkon, memberi akses Kevan masuk kedalam kamar nonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tahap Revisi) Lady And Her Pain ✅
Fantasy{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, tapi mustahil di kehidupan gadis 15 tahun ini. Evelyn De Axerlion dituduh sebagai dalang dari pembu...