25. Hati-hati

44 18 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

°°°

"Kak Mitzi ngapain ke sini?" kata Soraya saat melihat dalang di balik pengganggu bobo cantiknya.

"Gue mau nginep di sini."

"Eitts." Soraya menghentikan langkah Mitzi, "Main ngeloyor aja nih bocah, terus itu ngapain hujan-hujanan yalord? Baju gue gak ada yang cukup di lu kak."

"Iya nanti gue ceritain, tapi gue mau masuk dulu," kali ini Mitzi berdecak kesal saat melihat Soraya membentangkan tangannya.

"KAK MITZI JANGAN TIDUR DISINI, BAHAYA!" teriak Soraya membuat Mitzi menutup kedua telinganya.

"Gue tuh mau tidur Ya, pusing nih abis keujanan. Mana dingin lagi!" gerutunya karena Soraya tak kunjung memberikan jalan.

"Tapi di sini bahaya tau kak, mending ke kamar Kak Mel aja lebih aman."

Mitzi memicingkan mata, kenapa juga bebegig sawah satu ini menghalang-halangi dirinya untuk menginap? Padahalkan harusnya dia seneng karena ada bidadari tak bersayap mampir di kamarnya.

"Ya udin dah, di sini aja," dengus Soraya yang sudah jengah dengan tatapan itu, "TAPI NANTI KAK MITZI GANTI DI KAMAR MANDI YAA!!"

"Aya apaan sih teriak-teriak gak jelas gitu, gue gak budeg tau!" kesal Mitzi membuat Soraya cengengesan.

Akhirnya Mitzi dipersilahkan masuk karena sudah menggigil kedinginan, sedangkan Soraya sibuk mencari baju yang sekiranya nyaman dikenakan oleh mantan atlet itu.

"Udah dateng gak diundang, kamar jadi basah semua, mana pake minjem baju segala lagi," gerutu Soraya sambil mengobrak-ngabrik isi lemarinya, "Nih keknya cocok dipake sama kakak."

Mitzi mengambil baju itu dan dia teliti dari atas sampai bawah, takutnya virus-virus kegesrekan Soraya menempel di sana. Setelah dirasa aman, Mitzi menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri.

Saat Mitzi sedang asik di kamar mandi, Soraya langsung memeriksa ponselnya dan memainkan sebuah aplikasi yang gak tau apa. Tangannya gesit banget memainkan ponsel sampai suara pintu terbuka menghentikan aktifitasnya.

"Ya lu ngasih baju apaan sih ini?" tanya Mitzi dengan baju berwarna pink muda.

Soraya melihat dari atas sampai bawah, "Apanya yang aneh sih kak?"

"Liat nih!"

Mitzi membalikan badan, dan terlihatlah lubang besar di punggungnya. Tinggal di kasih makeup sedikit saja udah cocok tuh joinan di komunitas sundel bodong-eh bolong.

"BWAHAHAHA!! GUE BILANG JUGA APA!" bukannya merasa iba Soraya malah tertawa terpingkal-pingkal sampai terlihat seperti kecowa terbalik yang lagi muter-muter pengen bangun.

Dia ingat sekali waktu memberikan baju itu keadaannya masih utuh, tapi karena tubuhnya yang kelewat kecil membuat Mitzi tidak akan muat untuk memakai baju itu.

"Emang lu gak punya baju longgar gitu Ya? Sempit banget ini," gerutu Mitzi.

"Masa gue harus ngasih gamis kak? Mana enak dibuat tidur, lagian itu piyama paling besar yang gue punya. Hmm, bentar...."

Soraya kembali sibuk mencari baju yang cocok untuk Mitzi, diobrak-abriknya lemari sampai dia menemukan sweater gombrang pemberian Fajar.

"Double ini aja kak, dijamin cukup!"

Mitzi kembali ke kamar mandi sambil sesekali menggerutu.

Sebenarnya badan Mitzi tidak gendut-gendut amat, bisa dibilang body goals-lah ya. Tapi yang jadi masalah di sini adalah tubuh Soraya, udah datar kek triplek, kalau gerak mirip congcorang lagi. Pada taukan congcorang? Kalau gak tau searching aja, males ngomong.

Last Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang