21. Kesalahan

53 15 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

°°°

Seminggu telah berlalu, Dea pun sudah sadar dari tidur panjangnya. Sebenarnya bukan hal mudah untuk melewati semua ini, tetapi saat dia membuka mata untuk pertama kalinya, sebuah senyuman langsung memudar kala melihat tak ada satu pun orang yang ada dihadapannya.

"Bosen dah, dari pagi sampe malem kerjaannya rebahan mulu. Mana sekarang kagak ada yang nemenin lagi, nasib-nasib." Gerutu Dea entah untuk keberapa kalinya.

Siang ini Jakarta terasa begitu panas, belum lagi keadaannya kini membuat dia tidak dapat berkutik. Harus diam di atas kasur, sambil menunggu seseorang yang berbaik hati untuk meluangkan waktunya.

"KAK DEAAAA!!" teriak suara cempreng dengan senyum sumeringahnya.

Deandra pun turut tersenyum saat melihat seseorang yang datang, "Widih, ada acara apa nih rame-rame kesini?" tanyanya riang.

"De, maafin adek gue yang sengklek ini ya. Lo tau sendirilah kejiwaannya agak terganggu," ucap Fajar setelah menjitak adiknya.

"Heh, enak aja lu! Gue tuh Soraya pujaan hatinya Mas Jom yang baik hati dan tidak sombong, dan tentunya Mas Jom suka ke gue karena gue sehat walafiat!"

"Nye nye, serah lu aja dah." Fajar memutarkan matanya malas.

"Harusnya tadi gue gak setuju pas kalian bilang mau ke sini," ucap Mitzi setelah sekian lama diam.

Jujur saja, Mitzi dan Rian merasa malu saat melihat kedua adik kakak itu. Tidak peduli kalau ini rumah sakit, jiwa Tom and Jerry-nya tidak dapat ditahan.

"Santuy aja kali, gue seneng kok kedatengan Aya. Siapa yang gak tau sih sama dia?" goda Dea.

"Apaan sih lu kak, idung gue nanti terbang nih." Balas Soraya yang sukses mengundang kekehan.

"Mana gue liat idung lu, takutnya baru dipuji sekali langsung bersayap lagi." Dea semakin gesrek dibuatnya.

Kali ini ketiga orang yang ada di sekitarnya hanya bisa mengelus dada. Mereka lupa kalau kedua orang itu disatukan, pasti kegesrekannya akan meningkat berkali-kali lipat. Semoga saja itu tidak membuat kesehatan Dea menurun.

"Si Jom orangnya kek gimana Ya? Diakan terkenal kalem tuh, bahkan kek gak bisa ngomong."

Soraya tertawa lepas saat mendengar pertanyaan itu, ya kali calon masa depannya dikatakan bisu.

"Eh seriusan loh Ya, kalo gue wawancara jawaban dia cuma hmm hmm aja. Kaka lu aja yang terus berkicau, sampe heran gue." Dea senakin menggebu menceritakan kedua lelaki itu.

"Mas Jom emang gak seasik yang lain sih, tapi gue suka kak. Kalo si bangke mah gak usah ditanyakan lagi, kadang juga gue heran kenapa dia banyak fansnya. Udah tuh playboy, sok ganteng, hidup lagi!"

"Aww!"

"Enak aja lu ngata-ngatain gue, gini-gini juga gue yang menghidupi lu!" seru Fajar tidak terima.

"Heh lu gak boleh gitu sama si Aya! Harusnya tuh lu mengapresiasi kejujuran dia," bantah Dea yang langsung dihadiahi dengan decakan.

"Kalo aja lu gak sakit, udah gue sikat juga ni orang." Cibir Fajar lalu segera manjauh demi keselamatan bersama.

Di sisi lain, Mitzi dan juga Rian merasa terhibur dengan pertunjukan yang ada dihadapannya. Karena jarang sekali melihat seorang Fajar dibully oleh dua wanita sekaligus, yang bikin menarik juga dia kalah telak.

"Lu berdua asik banget ya keknya, sampe gue yang ngajak dilupain." Mitzi ikut bergabung.

"Eh bukannya gitu kak, ini si bangke ngeganggu gue mulu. Jadi pikiran gue agak ke distract gitu," jawab Soraya sembari melemparkan tatapan sinis kepada kakaknya.

"Tuh Jom, gue diem aja disalahin mulu."

"Emang sih di sini gue yang salah, gue manusia paling berdosa pokoknya!" Fajar menekankan setiap kalimat yang dikeluarkan.

"Mending lu diem aja deh Jar," ucap Rian dan langsung diberikan dua jempol oleh Soraya.

"Lopyu gede-gede pokoknya!" pekik Soraya heboh.

Deandra sendiri merasakan kehangatan yang sudah lama tidak dia rasakan, kehadiran Soraya membuatnya kembali seperti semula. Sosok yang ceria dan seakan tidak memikirkan masalah hidup apapun.

"Ya, gue tuh salut banget sama lu tau. Padahal masalah hidup lu lebih gede, tapi lu kek easy going aja gitu." Dea menatap kagum ke arah gadis muda di sebelahnya.

Siapa yang tidak tau dengan masalah pelik Soraya, Fajar dan juga Rian? Di dunia wartawan PBSI, itu sudah menjadi rahasia umum yang harus di jaga kemurniannya.

"Lebay bet lu kak, harusnya tuh yang dikagumin Mas Jom. Dia bisa banget nahan emosinya, padahal yang ngekhianatin dia keluarga sendiri. Guekan cuma ngebantu dia aja," jawab Soraya sekenanya.

Suasana menjadi canggung seketika, topik yang di bawa Deandra rupanya membawa luka yang berusaha untuk dilupakan.

"Eh maaf, keknya gue salah ngomong ya."

"Kapan sih lu benernya," cibir Mitzi yang langsung dibalas dengan tawa heboh.

"Gue baru tau kalo kak Mitsubishi Ababil bisa kek gitu, kirain lemah lembut gitu kek insta storynya." balas Soraya dan itu sukses membuat Mitzi berdecak.

"Serah lu aja Ya mau ngerubah nama gue kek gimana juga, gue gakpapa kok seriusan."

Di tengah pembicaraan yang sedang seru-serunya, suara pintu terbuka mengintrupsi mereka. Tentu saja semua mata langsung tertuju ke arah pintu, hingga tatapan Mitzi dan juga sang tamu bertemu.

"Aaahh, Sinting! Gue udah lama gak ketemu sama lu!" teriak Dea riang, bahkan secara tak sadar dia merentangkan tangannya yang langsung dibalas pelukan singkat oleh Ginting.

"Gimana keadaan lu?" tanya Ginting setelah melirik ke arah Mitzi sekilas.

"Bisa lu liatlah, guekan strong!" jawab Dea riang, "Wih, lu bawa apaan tuh? Kebetulan nih gue lagi laper."

Dea langsung menyambar bingkisan yang dibawa Ginting, bahkan dia tidak menyadari bahwa sedari tadi semua orang yang ada di sekitarnya mendadak canggung.

"Heh, kok pada diem sih? Lu semua mau ini? Ambil aja, gak usah malu-malu kambing." Dea menawarkan bingkisan sembari mengunyah.

"Kok lu gak bilang mau ke sini Ting?" tanya Fajar tanpa berniat membalas ucapan Dea.

Ginting menghela nafas sesaat, "Harusnya gue yang nanya kenapa lu gak bilang mau kesini."

"Si Fajar yang ngajak ya, gue gak ikut-ikutan." Rian membela diri.

Setelah itu, hening kembali menyelimuti. Tentu saja itu membuat Dea menjadi bingung. Apakah ada sesuatu yang tidak dia tau?

"Ya, kok lu jadi diem? Ada masalah?" tanya Dea berusaha mencairkan suasana.

Soraya menatap Dea sejenak sebelum akhirnya terkekeh, "Enggak kok kak, gue cuma lagi mikir aja ada tugas sekolah atau enggak."

"Sok rajin banget lu!" cibir Fajar.

"Emm, btw lu kok gak pernah bareng sama Ginting lagi si Mit?"

"Kan mereka udah putus ... eh." Soraya menutup mulutnya rapat.

Semua orang yang ada di ruangan itu pun langsung menatap ke arahnya.

Kesalahan terbesar mereka adalah membiarkan Soraya datang tanpa ada briefing terlebih dulu.

°°°

Soraya : Hewoo, kalian pasti tau guekan? Tokoh utama Dibalik Bulu Angsa yang cantik, baik hati dan tidak sombong😚

Ginting : Bersisik lu! Gara-gara lu, si Dea jadi tau semuakan!

Soraya : Ta-tapikan gue gak sengaja:(

Author : Heh, ngapain kalian di sini? Pergi jauh-jauh sono!

Ya udahlah ya see youu😚 Yang penasaran sama kisah Soraya, bisa langsung mampir di work author yang judulnya Dibalik Bulu Angsa🥳

Last Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang