22. Menemani

550 84 8
                                    

——————————————————–
(BAHASA INDONESIA/ARAB)

(BAHASA JEPANG)
_________________________________________

Miyagi. 22.00
.
.
.
Setelah kembali dari Saitama, akhirnya para gagak bisa kembali ke rumah mereka masing - masing. Megantara pulang sambil menenteng tasnya dan merangkul ranselnya.

Jenjang kakinya melangkah sendirian di tengah kegelapan malam. Lampu jalan yang remang - remang sebagai penerangannya sesaat. Hembusan nafasnya sampai menguap, menyatu dengan udara yang dingin.

''Alhamdulillah... akhirnya aku bisa kembali ke Miyagi'' monolog Megantara bersyukur. Akhirnya dia sampai di kediaman Oikawa.

Beruntung saat perjalanan pulang ia sudah sholat Isya'. Megantara segera membuka kenop pintu seraya mengucapkan salam.

''Assalamu'alaikum... Tadaima...''

Derap langkah cepat terdengar dari lantai atas. Sudah bisa di tebak jika itu adalah sepupunya. Megantara segera mengunci pintu dan menaruh tas tentengannya di lantai, siap untuk menangkap terjangan Oikawa.

''Wa'alaikum salam!! Okaeri, Mega!!!'' Jawab salam Oikawa langsung menerjangnya. Megantara sampai terhantuk di dinding karena dorongan dari pelukan maut sepupunya. Oikawa segera melepaskan pelukannya.

''Akhirnya kau pulang!! Aku sangat kesepian di rumah sampai memanggil teman - temanku untuk menginap di sini, tahu!'' Ujar Oikawa.

''Souka? Nde, Bibi dan Om Reno di mana?'' Tanya Megantara. ''Tou- san dan Kaa- san dinas lagi sebulan. Jadi tidak ada orang di rumah selama sebulan sampai liburan musim panas berakhir. Jadi aku minta izin Kaa- san untuk mengajak teman - temanku menginap di rumah'' jawab Oikawa santai.

Pemuda bersurai coklat hanzel itu langsung menyahut tas tentengan Megantara dan membawanya ke kamar Megantara. Si pemilik tas hanya pasrah dengan perlakuan Oikawa.

Berjalan menuju ke kamar, netranya tak sengaja menangkap ketiga teman Oikawa. Siapa lagi kalau bukan Iwaizumi, Hanamaki dan Matsukawa.

''Oh? Hajime- san. Takahiro- san dan Issei- san ternyata. Hisashiburi'' sapa Megantara. ''Hisashiburi!'' Jawab mereka bertiga.

''Apa Tooru merepotkan kalian selama Bibi dan Paman tidak ada?'' Basa - basi Megantara. ''Sejujurnya dia merepotkan'' jawab Matsukawa jujur. ''Dan menjengkelkan'' imbuh Iwaizumi.

Megantara tertawa canggung mendengarnya. Kemudian Oikawa tiba - tiba datang dan menyangkal ucapan teman - temannya.

''Chotto matte! Aku tidak menyusahkan dan menjengkelkan!!'' Sangkal Oikawa. ''Butuh kaca bro?'' Tawar Hanamaki dengan nada meledek.

''Ha'i - ha'i. Sudahi pertikaian kalian. Segera tidur sana. Ini sudah malam'' lerai Megantara lalu pergi ke kamarnya untuk meletakkan ranselnya.

''Mau kusiapkan air hangat?'' Tawar Oikawa. ''Ii'e. Aku mandi air dingin saja'' tolak Megantara lalu meletakkan ranselnya di kursi meja belajar.

''Nanti kau masuk angin, lho'' khawatir Oikawa. Megantara berjalan melewati sepupunya lalu menepuk pundak Oikawa seraya berkata...

''Santai. Masuk angin tinggal kerokan'' jawab Megantara lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Oikawa hanya menghela nafas lelah dan menatap kepergian sepupunya.

Oikawa menunggu Megantara selesai mandi di kamar seraya mengobrol dengan teman - temannya. Beberapa menit kemudian, Megantara selesai mandi dengan di gantikan pakaiannya yang berkaos putih dan bercelana training hitam.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang