16. Perasaan

575 91 5
                                    

Sendai. 10.00
.
.
.
''Ah... akhirnya selesai...'' lega Wakaba merenggangkan tubuhnya yang pegal karena terlalu lama duduk di kursi. Megantara hanya terkekeh hambar melihat tingkah Wakaba.

Hari ini adalah hari ujian semesteran. Dua minggu kemudian, mereka akan libur semester, kecuali Wakaba dan para anggota OSIS. Mereka lembur sementara siswa lainnya libur.

''Ayo makan siang ke atap'' ajak Wakaba seraya menarik pergelangan sahabatnya, padahal Megantara ingin menolaknya secara halus karena tengah puasa.

Sesampainya di atap, Megantara langsung duduk ambruk bersandar di jaring dinding pembatas tepian atap. Wakaba langsung membuka kotak bekalnya.

''Mana bentomu? Akhir - akhir ini aku tak melihatmu makan atau minum'' tanya Wakaba. ''Aku puasa, Wakaba'' jawab Megantara. Wakaba hanya ber'oh' saja lalu mengucapkan 'ittadakimasu'.

Megantara hanya diam bersandar di jaring jeruji pembatas atap, menikmati semilir angin musim panas yang menerpa dirinya.

''Ne, Wakaba. Apa kau sibuk hari ini?'' Tanya Megantara. ''Ii'e. Aku tak ada tugas OSIS, dan klub basket di liburkan seminggu belakangan karena ada ujian. Hari ini aku free. Doushita?'' Jawab Wakaba lalu berbalik bertanya.

''Ii'e. Aku hanya ingin mengajakmu main ke suatu tempat. Hanya 10 menit jika berjalan dari sini'' ujar Megantara.

''Hm... wakatta. Jaa, aku akan mengabari Tou- san jika pulangku agak telat karena masih ada urusan bersamamu'' ucap Wakaba lalu beralih mengutak - atik ponselnya dan menjeda makan siangnya.

•••
Pulang sekolah.
.
.
.
''Yo, bro. Sudah selesai sembahyangnya?'' Sapa Wakaba. ''Sudah. Ayo'' ucap Megantara.

Mereka berjalan menuruni tangga perlahan karena Megantara sedikit tertatih, sampai dua sahabat itu berpapasan dengan Sugawara, membuat langkah mereka tercegah karena pertanyaannya.

''Are? Megantara. Kau mau kemana?'' Tanya Sugawara. ''Aku ada acara, Koushi- senpai. Maaf jika aku tak bisa ikut latihan, kakiku masih belum terbiasa berjalan tanpa tongkat'' alasan Megantara.

''Halah! Padahal kau puasa, makanya ogah latihan, kan?'' Cerocos Wakaba dengan watadosnya. Biasa, kalau sudah besti, pasti seenaknya.

''Puasaku tidak bisa di jadikan alasan. Karena itu ibadahku. Kakiku tadi keram saat bersimpuh, bro'' timpal Megantara masih sabar.

''Oh... yasudah. Istirahat saja, ya. Kau mau ikut Camp Pelatihan di Tokyo atau tidak? Tak hanya tim Nekoma saja yang latihan di sana, lho'' tawar Sugawara.

Megantara tersenyum sendu. ''Insyaallah, Koushi- senpai. Akan kuusahakan datang. Tapi untuk sekarang aku masih rawat jalan di rumah sama pamanku'' jawab Megantara masih bimbang.

''Kalau begitu, kami permisi'' ucap Megantara dan Wakaba berojigi pamit lalu pergi. Kepergian mereka membuat Sugawara garuk - garuk kepalanya bingung.

''Kenapa Megantara seperti menghindari klub, ya? Seperti saat belajar dulu, nada bicaranya seakan ragu'' guman Sugawara heran.

•~•

Megantara dan Wakaba memutuskan untuk naik bis saja daripada jalan 10 menit. Mereka sampai di sebuah daerah yang bernama Tohoku.

''Kau mau mengajakku kemana, Megantara?'' Tanya Wakaba. ''Kuajak kau ke tempat bermain baruku'' ucap Megantara tersenyum riang.

Wakaba masih bingung, tapi ia hanya mengikuti sahabatnya. Sampai di satu kelokan, Wakaba tertabrak oleh seseorang yang tinggi semampai dan tengah berlari jogging dengan jersey ungu semi putih.

Bruk!

''Wakaba! Daijoubu ka?'' Tanya Megantara seraya membantu sahabatnya berdiri. Tidak seperti orang lainnya, Megantara tidak tertawa apabila temannya tengah jatuh tak sengaja.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang