28 : Perihal Mantan

831 60 0
                                    

Happy Reading!




Beberapa hari ini, Raga harus dibuat risih dengan tingkah Tania, mantan pacarnya.

Risih karena Tania yang terus mengikutinya kemanapun dia pergi, bahkan pernah meminta balikan yang tentu saja di tolak mentah-mentah oleh Raga.

Hello! Salah siapa dulu selingkuh! Eh pas dua bulan usai di putuskan, Tania meminta balikan, ya Raga tolak saja. Entah kenapa, Raga merasa saat ini maupun dua bulan lalu, Tania itu hanya mempermainkan perasaan dirinya. Dan Raga dibuat kesal dengan pemikirannya sendiri. Kesal sebab merasa pernah di bodohi oleh Tania.

"Ga, aku tahu kamu masih cinta sama aku kan?" pertanyaan penuh kepercayaan diri yang tinggi itu terlontar dari mulut Tania yang saat ini sedang mengikutinya di belakang.

"Enggak," jawab Raga singkat seraya memutarkan bola matanya malas. "Ngapain gue masih cinta sama orang yang jelas-jelas udah selingkuh di belakang gue?" lanjutnya mencibir kelakuan Tania saat masih menjadi kekasihnya.

"Jadi, kamu tahu dulu aku selingkuh?" tanya Tania dengan mata membola namun tetap dengan nada yang santai.

What?! Apa itu, Tania secara tidak langsung mengakui perselingkuhan yang ia tuduhkan begitu?

"Tapi Ga, itukan dulu bukan sekarang. Jadi, kita balikan yuk?" Tania dengan usahanya mencoba bergelayut di lengan Raga yang terlapisi jaket.

Membuat Raga buru-buru menepis tangan tersebut, sembari mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke kelas.

"RAGA! AKU PASTIIN, KAMU BAKALAN JADI PACAR AKU LAGI! SECEPATNYA!" pekik Tania menimbulkan sebuah tatapan tak percaya dari banyaknya murid yang berlalu lalang di dekatnya.

Jadi, Tania dan Raga pernah menjalin hubungan?

Sekiranya itu yang sekarang berada di benak siswa-siswi SMA Gardapati.

Ckk, gak bener nih cewek, nyesel gue sempet cinta mati sama ini orang, batin Raga dengan wajah masam menahan malu, disela-sela langkahnya.


Saat sudah sampai di kelas, Raga hanya bisa menghela napas pasrah, melihat semua tatapan teman-teman sekelasnya yang hampir mengarah pada dirinya.

"Bang, itu yang di base sekolah beneran?" tanya Jean yang berada di dalam kelasnya bersama Kenzo, setelah Raga ikut bergabung dengan sahabatnya yang lain.

"Maksudnya?" Raga malah bertanya balik dengan raut bingung yang kentara sekali dari wajahnya.

"Ini, lihat!" Kenzo memberikan ponselnya dan memperlihatkan apa yang di maksud. Di sana tertera foto dirinya yang disandingkan dengan foto Tania, dengan caption di bagian atas 'MENGEJUTKAN! TERNYATA RAGA DAN TANIA PERNAH MENJALIN HUBUNGAN!'

"Oh, iya." Raga menganggukkan kepalanya.

"Jadi, lo beneran pernah pacaran sama si Tania?" tanya Janu yang ikut penasaran.

"Iya, kalau gak percaya. Tanya aja sama si Jesa." Raga menunjuk Jesa yang sedang fokus memainkan ponsel.

"Beneran Sa?" tanya Josep yang diberi anggukan kepala oleh Jesa dengan santai.

"Kok, lo gak pernah cerita sama gue sih Bang?" tanya Jean pada sang abang.

"Ngapain gue harus cerita sama lo?" Jesa menaikkan alisnya bingung. "Lagian itu kan privasi si Raga."

"Kenapa bisa putus?" tanya Rangga yang sejak tadi hanya menyimak.

"Dia selingkuh dari Raga." Itu bukan Raga yang menjawab, melainkan Jesa.

"Lo kok bisa tahu?" tanya Janu menatap Jesa penasaran.

"Soalnya, waktu itu Tania kepergok sama gue, sama Raga juga pas lagi ciuman sama cowok lain di taman," jelas Jesa lagi-lagi dengan santai.

"WHAT?!" pekik Kenzo dan Jean bebarengan.


"Lo, gak malu Tan?" kalimat tanya itu terlontar dari Jesa yang merasa jengah dengan kelakuan Tania yang terus saja mengikuti Raga yang terlihat tak nyaman.

"Malu kenapa?" tanya Tania heran. "Gue gak telanjang, gue gak nyolong duit orang, gue gak pernah masuk penjara," tambahnya santai.

"Gak malu, karena lo ketahuan selingkuh dari Raga, tapi sekarang dengan santainya deketin dia lagi," timpal Rangga sarkastik yang ternyata berhasil membuat Tania mematung layaknya patung.

"Kok, lo tahu?" tanya Tania seolah tak merasa tersinggung sedikitpun, padahal dalam hatinya sudah ketar-ketir, takut kelakuan aslinya ketahuan warga sekolah yang selalu memandangnya penuh rasa kagum.

"Mending, sekarang lo pergi deh. Kasihan tuh si Raga, ketempelan dedemit gak punya malu kayak lo," ucap Janu tak berperasaan.

"Ja!" ucap Raga memperingati sahabat kecilnya itu agar jangan terlalu melewati batas. Bagaimanapun Tania seorang perempuan, yang masih mempunyai hati.

"Jadi, lo milih pergi sekarang, dan kedok polos-polos bangsat lo aman di kita? Atau tetep disini, tapi kita kasih tahu warga sekolah tentang kelakuan asli lo?" tanya Josep memberikan penawaran, sebenarnya bukan hanya Raga yang risih, namun Josep dan yang lainnya juga merasakan hal yang sama.

Demi menjaga reputasinya, akhirnya Tania memilih pergi setelah berhasil mengecup pipi kanan Raga tanpa tahu malu.

Cup

"Bye-bye sayang!"

Raga beserta sahabat-sahabatnya langsung mengernyit merasa jijik.

"Ya ampun Bang, gue saranin sekarang lo ke toilet deh, buat bersihin itu bekas kecupan Kak Tania, soalnya takut kena rabies," celetuk Kenzo sembari mengelapi bagian pipi Raga yang tadi di cium Tania dengan tisyu basah.

Raga tertawa kencang diikuti sahabat-sahabatnya setelah mendengar celetukan Kenzo.


"Tan!" panggil Raga berusaha bersabar dengan perempuan tak tahu malu di depannya yang memaksanya untuk foto bersama.

"Kenapa sayang?" tanya Tania seraya melihat hasil fotonya.

"Lo bisa berhenti gak? Gue risih!" pinta Raga pelan. "Entah apa tujuan lo ngajak gue balikan. Yang pasti, gue gak bakalan pernah mau balikan sama lo lagi."

"Satu lagi, stop manggil gue sayang!"

Tania menatap punggung tegap Raga yang berjalan meninggalkannya sendirian di area parkiran sekolah. Menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan

_______________________________________________
To Be Continue

Terima kasih!

Piala untuk Ayah ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang