Happy Reading!
•
•
•
•Raga kini sudah berada di kamarnya, tadi saat di taman. Setelah Arkan berlari, Raga juga memilih untuk pulang.
Sesampainya di rumah, bi Munasih bilang ayahnya sedang tidak ada di rumah, dia sedang berada di luar kota untuk perjalanan bisnis. Raga sempat terdiam setelah bi Munasih selesai menjelaskan. Kenapa ayahnya tidak memberitahu dia? Setidak peduli itukah ayahnya pada dirinya? Setidaknya kan ayahnya mengabari.
Raga kembali tersadar, dia tidak seharusnya mengharapkan sesuatu yang pastinya tidak akan terjadi. Karena besok hari libur, dan ayahnya sedang tidak berada di rumah. Di otaknya, Raga sudah merencanakan sesuatu yang akan dilakukannya nanti malam.
Raga tidak langsung membersihkan dirinya, ia memilih berdiam diri di balkon kamarnya, sembari menscroll akun sosial media. Saat membuka instagram miliknya, sebuah postingan dari seseorang yang dikenalnya membuat Raga terpaku.
Di postingan itu, pacarnya bernama Tania memposting sebuah foto yang tak lain adalah Tania sendiri dengan lelaki lain menggunakan caption ‘official’
Fyi, Berbicara mengenai pacar, Raga saat ini sedang menjalin hubungan dengan salah satu gadis yang cukup terkenal di sekolahnya. Tania Maheswara, itu nama panjangnya. Entah apa yang membuat Raga menyukai Tania. Saat itu Raga merasa jantungnya berdebar setelah tak sengaja bertatapan dengan Tania. hingga berakhirlah Raga yang menyatakan perasaannya.
Raga tak bisa membendung perasaan bahagianya setelah Tania menerima pernyataan cintanya tanpa berpikir panjang.
Karena Tania terkenal di sekolahnya, Tania meminta pada Raga agar tidak mempublikasikan hubungan mereka dengan alasan tidak mau menjadi bahan gosip. Dan Raga menyanggupi permintaan gadis yang sudah menjadi pacarnya itu.
Tapi apalagi ini? Orang yang dicintainya berselingkuh?
Ting
Sebuah notifikasi pesan, membuat Raga tersadar. Ia mengecek siapakah gerangan yang menge- chat kepadanya. Ternyata Jesa, sahabatnya.
Kajesanjing
Lo udah lihat postingan si Tania?
Udah?
Terus apa langkah lo selanjutnya?
Gak ada langkah selanjutnya, biarin aja!
Lo mah, pacarnya terang-terangan selingkuh malah dibiarin.
Biarin, lo jangan ikut campur ya!
Ye si anjir, gue mah baik mau mengingatkan.
Read
Daripada memikirkan yang tidak-tidak, Raga memilih masuk ke dalam kamar dan mulai memasuki kamar mandi, dirinya perlu air dingin untuk mengguyur kepala dan tubuhnya. Dan untuk mendinginkan pikirannya yang kacau.
Karena merasa capek, setelah mandi dan mengenakan pakaian santainya, Raga memilih tertidur, sembari menunggu waktu Ashar tiba.
•
•
•
•
•
•Pukul tujuh malam, Raga sedang melangsungkan makan malam, sendiri. Di meja makan hanya ada dia, ingin mengajak bi Munasih pun tidak jadi karena dirinya ingat, jam segini bi Munasih sudah pulang kembali ke rumahnya.
Selesai dengan makan malam, Raga kembali ke kamar mengambil sebuah hoodie berwarna hitam yang sudah disiapkan sebelumnya, beserta topi, tak lupa kunci motor.
Malam yang cerah ini dirinya memutuskan untuk pergi ke suatu tempat, mumpung tidak ada ayahnya. Ia jadi tak perlu takut berpergian malam seperti ini. Karena jika di rumah ada sang ayah, ia akan disuruh diam di kamar untuk belajar, belajar dan belajar. Salah satu kegiatan yang membuat Raga lama-lama menjadi muak.
“Setidaknya kamu ada disini itu berguna untuk saya.”
Itu ucapan menohok ayahnya yang Raga ingat, saat dirinya izin akan pergi ke pasar malam dengan Jesa dan teman-teman sekelasnya. Raga yang tak mau ayahnya semakin melontarkan kata-kata menohok pun langsung pergi kembali ke kamarnya. Mengabari Jesa, jika ia tidak jadi ikut dengan alasan sakit perut.
Jika kembali mengingat kejadian itu, Raga selalu berpikir. Memang dia salah apa? Seingatnya ia tidak pernah melakukan kesalahan fatal apapun, namun mengapa ayahnya terlihat begitu membencinya.
Kini, dirinya sudah berada di tempat tujuannya. Sebuah club malam yang cukup ramai, entah setan apa yang merasukinya hingga membuat ia pergi menginjakkan kaki ke tempat yang terkenal dengan image buruk dan haram ini. sebenarnya ia kesini karena tadi siang mendengar percakapan kedua teman sekelasnya yang terkenal karena sikap berandalnya.
“Lo semalam jadi ke club?”
“Jadi.”
“Kok gak ajak-ajak gue.”
“Lah, gue kira lo udah tobat, makanya gue gak ngajak lo.”
“Gue belum mau tobat, masalah gue banyak. Setidaknya dengan gue minum alkohol, gue bisa sejenak ngelupain masalah gue yang bejibun.”
Mendengar kata ‘setidaknya dengan minum alkohol, bisa ngelupain masalah, walaupun sejenak’ Raga tergiur, ia juga ingin melupakan masalahnya yang terasa menggunung. Itu sebabnya dengan nekat ia pergi kesini.
Raga juga ingin setidaknya bisa melupakan masalahnya walaupun hanya sejenak.
“Mau mesen apa?” tanya bartender di meja bar saat Raga sudah terduduk.
“Apa aja yang bisa bikin mabuk.”
Bartender itu terkekeh, sebut saja Yuka. Semua minuman di club malam memang untuk bikin orang mabuk. Ada-ada saja. “Lo baru pertama ke club malam ya?”
Raga tak menjawab.
Tak mendengar jawaban, Yuka memberikan Raga segelas wine. Salah satu alkohol yang mempunyai kadar alkohol cukup rendah dari semua alkohol yang club ini sediakan. “Karena lo orang baru, gue kasih wine aja.”
“Thanks.” Raga menghirup aroma dari minuman itu, sedikitnya ia megerutkan alis saat mencium aroma yang cukup asing. Perpaduan aroma varietas atau aroma dari buah anggur, bercampur dengan aroma fermentasi alkoholik.
Sekali lagi Yuka terkekeh pelan saat melihat raut wajah Raga. Benar-benar orang baru.
Raga lantas meminumnya hingga tandas, memejamkan mata saat merasakan tenggorokannya terasa aneh. Lidahnya menyecap rasa dari wine. “Not bad,” gumamnya.
“Gue mau lagi!” Sesuai perintah, Yuka kembali menuangkan wine yang dipegangnya. Yang langsung Raga teguk hingga tersisa setengah.
“Btw, nama lo siapa? Gue Yuka.”
“Raga,” jawab Raga yang masih belum merasakan mabuk sama sekali.
“Lo masih sekolah ya?”
Raga mengangguk.
_______________________________________________
To Be ContinueJangan lupa voment or follow!
See you in the next chapter
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Piala untuk Ayah ✓
Fiksi Penggemar[END] Raga tahu, kesalahannya di masa lalu itu sangat fatal. Namun, mengapa? Mengapa harus Ayahnya yang membencinya? Disaat yang dirinya punya hanyalah Ayah? __________________________________________ "Maaf, belum bisa membuatmu bangga. Namun, bole...