57. Prita Pergi

29 8 0
                                        

Seperti Pepohonan yang semakin tumbuh seiring waktu,
Seperti itu pula Perasaanku,
Tidak terasa makin besar dan luas.
Tidak menyangka,
Aku selalu Merindukanmu.
-Leon Altair-

***

Akhirnya lusa datang, Leon menenteng tas ransel Prita yang berwarna kuning muda.

"lo yakin cuma bawa tas ini?" tanya Leon.

Prita yang tengah memakan roti itu mengangguk, mereka sedang duduk di kursi tunggu stasiun Pasar Senen sambil menunggu keberangkatan kereta.

"gue males bawa bawaan banyak, baju gue mungkin masih ada di sana. Atau nggak, bisa pinjem baju sepupu gue"

Leon mengangguk mengerti, cowok itu terus mengamati prita yang fokus makan roti jeruknya, Prita menoleh ke arah Leon.

"lo mau?"

Leon menggeleng, Prita makan lagi sambil terus diamati oleh leon. Hingga setelah ketiga buah roti itu habis, Prita memasukkan kembali sisa dua rotinya ke dalam tas selempang yang dipakainya.

Bertepatan dengan itu, kereta yang akan dinaiki Prita pun datang. Mereka berdiri, Leon membantu memakaikan tas yang lumayan berat ke pundak Prita.

Prita tersenyum tipis, melihat Leon yang terus menatapnya.

"gue pergi ya Leon? Lo jangan berbuat macam-macam selama gue pergi, awas aja!"

Leon menghela napas, tangannya mengusap sudut bibir Prita yang terkena serpihan roti yang tadi cewek itu makan.

"bukannya perkataan itu lebih cocok buat lo?"

Prita meringis, lalu terkekeh. Cewek itupun mengangguk.

"jangan lupa makan, jangan ceroboh, nggak usah cari masalah sama orang yang nggak lo kenal, jang—"

"duh! iya Leon iya! Gue udah bosen ngedengerin ceramah lo di sepanjang jalan pas mobil tadi"

"gue ngasih tau supaya kebodohan lo nggak kambuh di sana ta"

Prita mendengus, cewek itu bersidekap dada.

"yaudah gue pergi! Keretanya udah mau berangkat. Bye!"

Prita berbalik meninggalkan Leon, saat cewek itu berjalan dua langkah. Prita menghentikan langkahnya, berbalik lagi ke arah Leon dan mendengus, cewek itu berjalan menghentakkan kakinya kesal.

Dengan cepat, Prita berlari ke arah Leon dan segera memeluk cowok itu begitu erat.

Leon tersenyum tipis, membalas pelukan Prita.

"kenapa harus selalu gue sih yang ambil inisiatif?!"

"padahal tadi gue mau ngejar lo"

"basi!" kata Prita.

Leon tertawa kecil, mengusap kepala Prita.

"jaga kesehatan" ucap Leon,

"iya leon iya!"

Mereka berdua melepas pelukannya,

"jangan lupa pulang"

Prita tersenyum jahil,

"lihat? Gue yakin pasti nanti lo yang kangen duluan sama gue"

"udah sana masuk, nanti ketinggalan kereta, lo marah-marah sendiri"

"Leon lo tau? Sekarang lo makin bucin"

"masa?"

"iya!"

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang