Hai again anteudeeulll....
Kabar gembiraaa....
Hari ini kalian akan masuk sebagai tante Zeni ya....Jadi silahkan disayang banyak-banyak aa sama nde nya. Papa John juga boleh, tapi jangan minta dinikahin ya hehe...
Selamat membaca....
.
.
.
"Enggak perlu digendong sayang. Icung bisa jalan."Dan.
Gedebuk!
Suara itu membuat semua orang terdiam untuk sesaat.
Tak lama setelahnya suara langkah kaki dan koper yang diseret mendekat muncul dari pintu depan.
"Hai semuanya, tante Zeni datang." Seorang wanita berujar lantang sembari merentangkan kedua tangannya.
Dia nampak cantik, manis, dan ceria dalam waktu bersamaan. Dengan penampilan serbai hijau yang normalnya tampak aneh, wanita itu justru terlihat menarik karena perpaduan warna hijau yang dipilihnya.
Bibirnya tersenyum cerah. Menampakkan deretan giginya yang rapi. Kulitnya nampak lebih bersih dan berkilau dibanding 2 tahun lalu saat terakhir kali Johnny melihatnya. Dan proporsi tubuhnya, selalu mengingatkan Johnny pada almarhum istrinya. Dia benar-benar cantik, manis dan menyenangkan. Dan dalam sekali lihat siapapun akan tau bahwa dia adalah Zeni, adik iparnya.
"Yang barusan jatuh kamu Zen?" Tanya Johnny. Dan setelah 2 tahun tidak bersua, itu adalah kalimat pertama yang Johnny ucapkan. Sedikit konyol, karena ada jutaan kalimat yang bisa saja Johnny ucapkan seperti,
"Zeni kapan datang?"
Atau
"Kamu sehat?"
Tapi karena rasa penasaran tentang suara barang jatuh tadi lebih mendominasi, mohon maafkan Johnny.
Zeni cengengesan. "Hehe iya kak, tadi koperku nabrak tangga depan pintu hehe."
"Anteu Zeni!" Mali dan Hechi berseru bersamaan. Keduanya langsung berlari dan memeluk Zeni erat.
Zeni balas memeluk mereka tak kalah erat. Digoyang-goyangkannya tubuh Mali dan Hechi yang pas dalam pelukannya ke kanan dan ke kiri. Gemas.
"Anteu kangen banget sama kalian. Ya Allah, aa kapan gedenya? Udah bisa punya pacar nih." Canda Zeni. Dia menatap tubuh Mali yang sudah lebih tinggi dari 2 tahun yang lalu. Lalu tatapannya beralih pada Hechi disebelahnya.
"Nde gemoy banget ya ampuun." Zeni mencubit pipi Hechi gemas.
Ngomong-ngomong ini seperti de ja vu? Sepertinya adegan cubit mencubit ini pernah terjadi.
Oke lanjut.
Zeni beralih pada dua bocah lain di belakang sana.
Raut wajahnya nampak terkejut. Mulutnya yang terbuka lebar dia tutup dengan jemari lentik yang dihiasi cincin-cincin indah.
"Waaah.... Kak, kamu punya anak lagi? Kok nggak bilang aku kamu nikah lagi? Tapi gapapa aku setuju. Mereka gemes banget gila." Cerocos Zeni.
Dia mendekat pada Lele dan Icung yang masih terbengong disana.
"Sembarangan kamu. Ini anak mereka." Protes Johnny.
Zeni kemudian menatap orang-orang di sebelah Johnny yang sejak tadi luput dari pandangannya.
"Ya ampun, ada tamu ternyata." Zeni memutar langkahnya menuju orang-orang di samping Johnny.
"Hallo kak." Zeni menyalami mereka satu persatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA & BOYS (Johnny, Mark, Haechan NCT)
FanfictionCeritanya kek ciki. Ringan, tapi bikin candu. Tapi jangan ngeremehin ciki. Manisnya bisa bikin kamu nagih tapi pedesnya bisa bikin kamu nangis. Udahlah baca aja.