Makasih banyak buat dukungan manteman semua. Aa nde bisa sampe di titik ini. #ngusapingus
So, langsung aja.
Selamat membaca.
.
.
.
"Tik... tik... tik....""Bunyi hujan diatas genting."
"Airnya turun, tidak terkira."
"Cobalah tengok."
"Dahan dan lanting."
"Sayur dan kebun basah semua."
"Cangkul-cangkul-cangkul yang dalam."
"Loh?" Johnny menghentikan nyanyiannya.
Saat ini mereka sedang duduk bersama di sofa panjang yang berjejer disamping jendele kaca yang tinggi. Memandangi rintik-rintik hujan yang berjatuhan, seraya menyanyikan lagu. Johnny memimpin, Mali dan Hechi mengikuti. Ayah dan dua anak itu membiarkan kepala mereka bersandar pada tangan kanan yang diletakkan di atas sofa, sedang tangan kiri mereka saling melambai mengikuti melodi.
Semua baik-baik saja hingga akhir lagu, namun nampak aneh pada bait terakhir yang Hechi nyanyikan. Membuat ketiganya menghentikan nyanyian mereka karena interupsi Johnny.
"Itu kan beda lagu nde."
"Masa sih pa?"
"Beda nde. Itu lagu yang lain." Mali ikut memerotes.
Hechi beranjak dari duduknya. Matanya tak beralih dari rintik hujan yang mulai turun kian deras meski telinganya mendengar gerutuan Johnny dan Mali.
"Papa, nde main hujan boleh?" Tanya Hechi. Dia bahkan berjingkrak riang ditempatnya sambil menunjuk ke taman belakang rumah yang tidak ada atapnya. Tempat hujan itu jatuh langsung ke rumput hijau yang lembut.
"Hmm...." Johnny nampak berpikir.
"Ayolah pah, sedikiiit aja. Segini aja apa." Dia mengacungkan jari telunjuknya seraya menekan salah satu ruasnya.
"Maksudnya sebentar aja?" Johnny memperjelas, sembari menatap ragu pada anaknya itu.
"Iya pa, sebentaaaaal aja. Semenit aja." Hechi kembali merayu, kali ini nampak antusias. Sedangkan Mali, dia berlari ke suatu tempat. Menghilang setelah melihat Hechi kembali merayu ayahnya.
"Emang nde tau, semenit itu berapa?"
Hechi mengangguk. Menggeleng. Mengangguk lagi. "Tau pa." Jawabnya percaya diri, meski badannya ternyata tidak sepercaya diri mulutnya.
Mali kembali. Berlari membawa dua bungkus plastik berwarna biru dan kuning.
"Aa juga mau hujan-hujanan?" Melihat Mali membawa jas hujan, tentu saja Johnny tau maksud anaknya.
Mali mengangguk. "Iya pa, boleh ya pa. Nanti aa sama nde pake jas hujan."
Pintar! Dia membujuk dengan alasan yang logis. Memang bukan sembarang anak kecil Mali ini.
Ji-ji-ji-ji-ji-jenius~
Jika ini berhasil Hechi harus mencium tangan Mali untuk berterima kasih. Oh atau membereskan mainan Mali selama seminggu? Ehe. Jahat ya?
"Oke. Tapi tidak lebih dari 15 menit, oke?"
"Oke." Keduanya bersorak ria.
"Emang tau 15 menit itu berapa lama?" Hechi kembali terbengong, sedangkan Mali berlari menuju meja. Menyambar handphone sang ayah yang tergeletak disana.
"Tau. Nanti aa pasang sopwotch di hp papa."
Stopwatch yaa
Johnny tersenyum. "Oke pinter."
.
.
.
"Wuuu.. basah a basaaah.""Wuaaa... seru ndee."
"Iya a."
Seperti janji, mereka sedang bermain hujan saat ini. Mengenakan jas hujan tentunya. Mali dengan jas hujan kuningnya dan Hechi dengan jas hujan biru.
Kaki kecil mereka yang tanpa alas berlarian diatas rumput hijau. Sedang tangan mereka melambai, kepala Mereka tengadahkan keatas untuk menyambut langsung air hujan yang turun serempak dari langit.
"Oooeeek...."
"Kenapa nde?" Mali menghentikan lariannya, melihat Hechi yang seperti akan muntah.
"Ailnya masuk kebanyakan ke mulut nde. Ooeek."
Lalu dari teras belakang Johnny yang ikut mengamati itu berteriak. "Tinggal 10 menit lagi, guys."
Dan untuk menikmati waktu yang tersisa mereka kembali berlarian. Hingga lelah datang, mereka berdua memilih duduk berjejeran. Menengadahkan tangan, merasakan air hujan yang jatuh lembut ke tangan mereka.
Mali tiba-tiba merunduk, membuat Hechi melirik.
"Aa kangen mama." Pandangannya beralih pada Hechi. Mereka saling tatap."Kalo ada mama, gimana ya? Mama pasti ikut kita main hujan." Hechi tidak berbicara. Dia tidak punya kenangan apapun dengan sang mama. Apa yang harus ia katakan.
"Nde mau tau sesuatu gak?" Tanya Mali. Hechi mengangguk.
Mali lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Hechi.
"Behshgsjggbh....nhehsbshdhhs."
.
.
.
See yaaa....💃
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA & BOYS (Johnny, Mark, Haechan NCT)
FanficCeritanya kek ciki. Ringan, tapi bikin candu. Tapi jangan ngeremehin ciki. Manisnya bisa bikin kamu nagih tapi pedesnya bisa bikin kamu nangis. Udahlah baca aja.