19

1K 105 22
                                    

Masih lomba yee....
.
.
.
"Ayo manteman, kita lanjut ke lomba berikutnya yang enggak kalah menarik. Silahkan para paserta untuk datang ke tempat lomba, disana sudah ada aa ganteng Dimas yang menunggu untuk lomba memindahkan batu." Juna kembali memulai aksinya sebagai pembawa acara setelah break 15 menit.

Sementara di depan gerbang sana sudah ada Dimas yang menunggu untuk lomba memindahkan batu.

"Ini semangka aa." Ucap Mali setelah mencomot sepotong semangka dari meja. Dia kemudian berlalu menuju tempat lomba. Jangan lupakan perintilannya yang terus mengikuti dari belakang sedari tadi. "Ini Injun punya."

"Ini punya nde, dan ini, ini juga." Hechi mengambil sepotong semangka, pisang, dan beberapa buah anggur yang ada di meja.

"Satu aja nde. Nanti ambil lagi, tangan nde kecil nanti jatuh." Mali mengingatkan.

"Enggak a, tenang. Nanti nde mau titip di saku dede Icung." Ucap Hechi. Dia kemudian bergeser pada si polos Icung dan menitipkan beberapa buah anggur di saku celananya. Membuat celana Icung nempak besar dan menonjol. "Aa nde, titip anggur ya dede Icung." Ucap Hechi. Icung mengangguk polos.

Hechi nih nerbener sih.

Sedangkan Nana dan Nono mereka dalam damai pemirsa. Nono mengambilkan 2 potong semangka untuk dirinya dan Nana. Nono ini walaupun kecil, pengertiannya diluar nalar bocil. Dengan ikhlas dan senang hati dia membawakan semangka untuk Nana sambil berucap, "punya Nana, Nono bawain ya." Dan Nana pun mengangguk.

Sementara si ucul Lele, dia tidak ada disana. Dia sedang ke kamar mandi bersama mommy tercinta. Ganti pempers. Pasalnya selama istirahat tadi, bocah gemoy itu e'o. So, demi kenyamanan, dia bersih-besih dulu.

"Para orangtua silahkan berdiri di belakang ember tempat anak-anak kalian ya. Sebagai tanda supaya anak-anak tidak bingung." Juna kembali menginterupsi.

Sementara disudut lain, Johnny sedang berbisik-bisik dengan Toni. "Mali kalo sama lu, mau enggak ya?"

"Mungkin mau aja John. Tapi gue takut dia ngerasa gak di prioritaskan. Tapi kalo lo ke Mali juga pasti Hechi mau sama lo. Dia anak papa banget, secara."

"Terus gimana ya bang, gue harus apa?"

"Biar gue ke Hechi. Nanti gue bujuk dulu anaknya. Biar lo yang ke Mali. Kasihan Mali ngalah terus." Ucap Toni. Dia menepuk-nepuk pundak Johnny. Johnny mengangguk. Ujian lain jadi orangtua tunggal sedangkan anak kamu 2. Berat memang. Johnny ingin bertingkah adil. Tapi seadil apapun Johnny, apakah anak-anaknya bisa mengerti? Wajar saja bagi anak kecil untuk egois dan meminta perhatian penuh dari orangtuanya. Johnny menghela napas. Disaat seperti inilah dia merasa gagal.

"Dia mau John." Toni kembali dengan senyum sumringah. Johnny menghela napasnya lega.

"Makasih ya, bang."

"Mali dan Hechi juga anak gue, John. Jangan sungkan."
.
.
.
"Semua sudah menempati tempat masing-masing?"

"Sudah."

"Peraturannya ambil batunya dari ember satu persatu, lalu letakkan di ember depan orang tua kalian. Mengerti anak-anak?"

"Mengerti om, om kelamaan ngomongya aku udah enggak tahan." Celetuk Injun. Para orangtua terbahak.

"Iya, iya maaf. Oke, kita mulai. 1. 2. 3. Priiit."

Semua bocah itu berlari menuju ember berisi batu yang jaraknya 3 meter dari tempat mereka berdiri. Saat ini pelari paling cepat adalah Jeno, disusul Mali dan Hechi di belakang. Sementara itu Icung mulai berbelok pemirsa sepertinya dia hilang arah. Sedangkan Nana, dia berjalan santai. Meski ini lomba, dia tidak terburu-buru. Lele yang sudah kembali ikut berjuang dilapanga . Nampak ringan dengan popok barunya.

PAPA & BOYS (Johnny, Mark, Haechan NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang