Hallo 🙌
Selamat hari apa?
Iya minggu.
Minggu tuh harusnya additional chapter gak sih? 😂
Berhubung lagi revisi, biar kalian bisa nikmatin additional chapter nya lebih enak lagi. Aku up ini dulu deh hehe....Ngomong-ngomong, mau ngasih tau aja. Additional chapter itu nanti aku isi sama prekuel aja ya. Jadi cerita dari sejak Mali lahir sampe... sampe ya sampe aku tamatin hehe.... nantii yang pada kepo aa nde waktu masih blepotan ngomongnya bisa banget mampir. Nanti tapi ya. Sekarang belum.
Terus.
Terus.
Kalian emang sengaja banget ya, bikin aku susah namatin cerita ini 😡
Komen rame kayak kemarin kan bikin aku tambah betah disini.
Mana episode tantrumnya ampe part 3, lagi.
Ngaku! Siapa yang seneng?😾
Kalian sengaja kan gituin aku biar ceritanya gak tamat-tamat? Hah? Jawab akooh! Hehe. Candaaa.Pokoknya hari ini drama tantrum harus kita selesaikan kalo bisa. Supaya senin kita udah masuk bab 39. Ya?
Selamat membaca 📖
.
.
.Di dalam ruangan 401 malam itu sedang terjadi kehebohan. Tidak... tidak. Hechi tidak sedang menangis. Dia justru tengah tertidur lelap.
Yang membuat kehebohan disana justru tiga perjaka tampan yang tengah main game online bersama.
PLUK!
PLETAK!"Bodoh. Jangan berisik. Hechi baru tidur." Omel Johnny ketika mereka hampir memerotesnya karena melempari kepala mereka dengan kacang satu persatu.
Ketiganya tersenyum seperti orang bodoh. Yang tetap tampan tentunya. Mereka melanjutkan permainan panas mereka kembali, tapi kali ini teriaknya sambil berbisik-bisik.
Ya tapiii... mau gimanapun orang main game kan suka kelepasan ya, iya gak sih?
Dan saat itulah Tiway tiba-tiba berseru. "Wiiih uaaanjwiir menang gua!"
Lalu.
"Aaaah huaa...." Hechi terbangun. Bocah itu menangis pemirsa.
"Bangsat!" Johnny melirik ketiganya dengan tatapan tajam yang mampu menembus jantung dan melumpuhkan seluruh badan mereka.
Mereka menelan ludah dengan susah payah. Gawat. Entah apa yang akan dilakukan Johnny pada mereka kali ini. Memecatnya dari kantor? Atau tanpa tanggung memecat mereka langsung dari statusnya sebagai om-om dari Mali dan Hechi? Tidak! Jangan sampai.
"Papa.... huaa...." Johnny bangkit dari duduknya. Membawa Hechi dalam gendongannya.
"Nde kaget ya. Maaf ya. Om Dimas nya nakal, bangunin nde bobo ya." Ucap Johnny sembari menimang-nimang Hechi.
"Eh, kok gue sih? Tiwaaaay!" Dimas berteriak dalam hening, hanya mulutnya yang terbuka lebar agar Hechi tidak semakin terganggu dan Johnny tidak semakin marah.
"Huaaa.... huaaa....."
"Cup! Cup sayang. Shuut! Ssst! Ssst! Jagoan papa lagi takiit katian tekali jagoan papa. Cup! Cup!"
"Huee... huee...!"
Aduh, gak tega aku tuh bayangin Hechi lemah gini. Harus kita sembuhkan biar kembali tengil seperti sebelum anak konda menyerang.
Cus!
.
.
.
"Waktunyaa maamaaam!" Jamal membawa nampan berisi makanan sehat untuk Hechi. Iya. Makanan sehat yang itu loh. Bubur super lembek yang hampir tidak berasa dan segelas susu tanpa gula. Lalu yang paling menyebalkan diantara itu semua bagi anak kecil adalah, sayur bayamnya. Iyuuw.
![](https://img.wattpad.com/cover/345431816-288-k853403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA & BOYS (Johnny, Mark, Haechan NCT)
FanfictionCeritanya kek ciki. Ringan, tapi bikin candu. Tapi jangan ngeremehin ciki. Manisnya bisa bikin kamu nagih tapi pedesnya bisa bikin kamu nangis. Udahlah baca aja.