2. Pacar Bayaran

164 10 8
                                    

Alohaa aku update lagi
Ayo dibaca yereobun

"Santai aja kali, untung ruangan ini kedap suara. Kalo nggak aku udah dikira ngapa-ngapain kamu tau nggak." Gimana Chacha nggak kaget coba, ini baru kenal orang ngajak pacaran. Ya ... walaupun cuma jadi pacar bayaran sih, memang selama ini Chacha selalu bilang kalo dia pengen punya pacar sih, apa ini jawaban dari doa Chacha ya? Eh tapi sekali lagi ini bayaran, tapi jodoh juga nggak ada yang tau ya kan, siapa tau berasal dari pacar bayaran.

"Gimana? Mau nggak?" tanya Juyeon lagi karena Chacha hanya diam.

"Maksudnya bayaran gimana ya Bang? Trus dalam jangka waktu berapa lama?" Sebenarnya Chacha pengen nanya 'gajinya berapa Bang?' atau 'bayarannya berapa Bang?' tapi jaga image dulu, masa iya sebrutal itu? Ya ... kalo boleh jujur ini kesempatan besar sih, kapan lagi coba cowo seganteng ini ngajak pacaran?

"Ya ... kita pacaran, tapi status aja, aku bayar kamu. Kerjaan kamu gampang kok, cuma perlu pura-pura jadi pacar aku, trus datang ke acara keluarga aku, dan ya ... mungkin sesekali nemenin mama aku jalan, mama aku baik kok tenang aja. Jangka waktu ya? Aku juga nggak tau sih, tapi aku jamin kamu bakal merasa nyaman. Untuk gajinya terserah kamu mau digaji berapa."

"Hah? Terserah?"

"Iya, kamu mau gaji berapa? Gampang." Gila sih, Chacha mimpi apa coba dapat tawaran kayak gini di hari pertama dia kerja.

"Rentangnya dari berapa?" tanya Chacha lagi, dia juga nggak mau asal nyebut nominal.

"Terserah kamu, mau berapa aja bebas." Ya ampun, mantap banget sih ini. Tapi Chacha berpikir keras, dia bener-bener nggak mau asal.

"Eum ... gini deh, basic salary 10 juta, gimana?"

"Cukup?" Juyeon kaget dengan nominal yang disebut Chacha, secara buat Juyeon itu kan nggak seberapa. Dari penampilan cewek-cewek yang dia lihat dia rasa nggak akan cukup uang segitu. Tapi dari latar belakang Chacha yang tadi Juyeon banyak korek dari Sangyeon dan Sihyeon wajar sih. Chacha itu memang bukan asli anak ibu kota, di tempat asal dia biaya hidup nggak besar-besar amat. Orangnya juga keliatan sederhana banget.

"Itu cuma basic salary, ya ... buat apa ya namanya, cuman buat status deh gitu dan kesediaan aku. Nah, abis itu ada biaya lain yang aku nggak bisa sebutin nominalnya misalnya buat treatment ini itu, menunjang penampilan aku, dan yang lain. Sebenernya di aku nggak penting-penting amat sih begituan soalnya mahal, nggak ada duit aku mah, tapi kan kayak yang Abang bilang, aku bakal sering ketemu keluarga Abang, ya aku mesti tampil maksimal dong biar nggak malu-maluin Abang. Ya kurang lebih gitu sih." Juyeon tersenyum mendengar penjelasan Chacha, perempuan itu cerdas dan pintar menempatkan diri, Juyeon rasa pilihannya sangat tepat, semoga sih ya.

"Ok, itu gampang, bisa diatur, mana nomor kamu," pinta Juyeon dan mereka bertukar kontak.

"Kirim nomor rekening kamu," ucap Juyeon lagi dan Chacha menurut. Saat itu juga Juyeon langsung mengirim 10 juta untuk Chacha sehingga perempuan itu kaget dan membulatkan mata kaget.

"Kamu resmi jadi pacar aku mulai hari ini dan kamu bakal dapat gaji di tiap tanggal segini."

"Tapi ini kan aku belum kerja."

"As you said, itu cuman buat status dan kesediaan kamu," ucap Juyeon dan Chacha pun mengangguk tanda mengerti, lumayan lah, tiba-tiba dapat duit.

"Ini kartu kamu pegang, ini unlimited, silahkan dipake kalo kamu rasa perlu," ucap Juyeon sambil memberi Chacha kartu kredit.

"Deal ya," ucap Juyeon mengulurkan tangan.

"Deal," ucap Chacha membalas uluran tangan Juyeon.

"Ya udah lanjut makan," ucap Juyeon dan mereka pun makan, tak ada pembicaraan di antara kedua orang itu. Mereka hanya dua orang asing yang baru kenal, yang satu memang butuh usaha besar untuk akrab dengan orang lain, sedang yang satu lagi tampak cuek dengan orang lain.

"Nanti malam ke rumah aku ya, aku kenalin ke keluarga aku." Juyeon membuka pembicaraan setelah mereka selesai makan.

"Eh!"

"Kenapa?"

"Jam berapa?"

"Tengah 8."

"Lah? Mana sempat?"

"Apaan?"

"Hadeh, gini ya Bapak Juyeon yang terhormat. Ketemu keluarga anda itu berarti saya harus hair treatment dulu, facial treatment dulu, ini itu, beli baju yang bagus dan banyak lagi yang mesti dilakuin. Mana sempat, aku aja pulang kerja jam 6."

"Oh gampang," ucap Juyeon kemudian menelepon seseorang yang Chacha yakini adalah Sangyeon dan ternyata benar saja, Sangyeon yang datang, pria itu bersama Sihyeon. Chacha auto menunduk, demi apa pun ia bingung harus bagaimana pada bosnya itu. Chacha selaku itu pada orang baru.

"Bener-bener lo ya, untung ini hari pertama jadi Chacha belum ada kerjaan," ucap Sangyeon yang terdengar sedikit mendumel.

"Makasih ya Bang," ucap Juyeon tanpa sedikit pun menanggapi dumelan Sangyeon.

"Jam enam bawa ke sini lagi, biar nggak alpha dia di absensi. Jangan lo apa-apain, susah nyarinya," ucap Sihyeon.

"Santai, gue pergi dulu, makasih ya Bang," ucap Juyeon kemudian keluar dari ruangan Sangyeon.

"Kamu ngapain di situ? Ayo," ucap Juyeon karena Chacha masih di ruangan Sangyeon.

"Eh iya, mari Mbak, Mas," ucap Chacha kemudian keluar.

"Aku tunggu di parkiran," ucap Juyeon kemudian pergi lebih dahulu sedangkan Chacha mengambil tasnya dan keluar.

Saat di parkiran Chacha celingak-celinguk mencari Juyeon, sebenarnya perempuan itu cluless sih dengan apa yang akan Juyeon lakukan.

"Sini." Chacha menoleh saat mendengar suara Juyeon sehingga ia langsung menemui pria itu, Juyeon langsung membukakan pintu mobilnya dan Chacha pun masuk.

"Mau kemana duluan?"

"Belum tau, ini masih nyari," ucap Chacha sambil sibuk dengan ponselnya.

"Ya udah sambil keliling aja," ucap Juyeon kemudian menjalankan mobilnya sedangkan Chacha mencari tempat treatment yang sekiranya bisa all in atau setidaknya semua yang ia butuhkan jaraknya berdekatanlah. Bagaimana perasaan Chacha sekarang? Tentu saja campur aduk, tapi nggak ada yang rasa senang gimana gitu sih, Chacha lebih ke nggak nyangka first time dalam hidupnya tiba-tiba gini. Yang ada di pikiran perempuan itu sekarang adalah bekerja secara maksimal dan penuh totalitas biar nggak ngecewain Juyeon, secara dia udah digaji besar loh.

"Udah dapat Bang tempatnya," ucap Chanyeol sambil menunjukkan tempatnya, Juyeon langsung mencari tempat tersebut di map.

"Oh iya Bang, aku boleh tau nggak mama abang gimana? Ya ... biar aku tau aja sih, paling nggak aku tau selera fashion beliau. Kan nggak lucu pas aku datang langsung disinisin atau gimana karena style aku nggak cocok.

"Mama sederhana kok, orangnya juga nggak ribet, santai aja, nggak usah yang gimana-gimana," ucap Juyeon lengkap dengan senyumnya yang serasa memberi kekuatan dan keberanian pada Chacha. Perempuan itu refleks membatin 'ya Tuhan sungguh indah ciptaan-Mu, mau dia ya Tuhan'. Gimana nggak, Juyeon seganteng itu, makanya Chacha bingung, dan nggak punya pacar apa gimana sampe nyari pacar bayaran?

***

"Maaf ya, aku nggak bisa nunggu kamu, paling nanti aku jemput ke kost-an kamu aja tengah 8," ucap Juyeon begitu mereka tiba di tujuan.

"Ok Bang, makasih udah nganterin," ucap Chacha, ia keluar dari mobil Juyeon kemudian pria itu pun pergi.

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang