23. Masih Berharap?

117 12 0
                                    

"Gimana rasanya nikah?" tanya Sangyeon, jadi kini Juyeon, Sangyeon, Hyunjae, Younghoon dan Sunwoo tengah berkumpul di rumah Sangyeon. Tak ada agenda apa-apa sih, hanya kumpul-kumpul biasa mumpung ada waktu saja.

"Ya nggak gimana-gimana, nggak ada yang beda."

"Masa? Serius lo? Udah semingguan lebih loh kalian nikah, nggak ada ngapa-ngapain gitu?" tanya Hyunjae seolah tak percaya dengan jawaban Juyeon.

"Ya emang kita mau ngapain?"

"Ya kan suami istri Bang, masa nggak tau suami istri ngapain." Sunwoo ikut gemas dengan Juyeon. Mereka tahu sih Juyeon dan Chacha menikah tanpa perasaan, tapi tetap saja mereka tak menyangka sepasang suami istri itu tak ada perubahan apa-apa.

"Lah kan kalian tau kita nikahnya gimana, lagian dia masih kecil."

"Udah bisa buat anak kecil sih," gumam Sunwoo.

"Heh! Sembarangan lo," ucap Juyeon terkejut dengan ucapan Sunwoo.

"Ya kan emang iya Bang, gimana sih, gaya doang garang, ternyata sama cewek lembek juga."

"Nggak gitu Sunwoo, lo tuh ya."

"Ya udah buatin kita keponakan, percuma cepat nikah tapi nggak ngasih kita keponakan."

"Gila lo, lo aja sana nikah trus buat anak."

"Tunggu Eunseo mau."

"Ha?" Younghoon yang sedari tadi hanya menjadi pendengar terkejut dengan ucapan Sunwoo, yang lain juga tak kalah terkejutnya.

"Serius?" tanya Sangyeon.

"Ya elah Bang, itu aja diseriusin, balik bahas Bang Juyeon deh." Jadi sebenarnya mereka memang mengadakan pertemuan ini untuk membahas rumah tangga Juyeon, tentunya tanpa sepengetahuan pria itu.

"Kayak materi aja gue mau dibahas."

"Ya memang!" ucap Hyunjae sewot, kalau ada Changmin atau Chanhee mereka bakal lebih sewot sih.

"Ya mau bahas apa, kalian kan tau kita gimana dan dia juga fine-fine aja sama semua yang ada."

"Kalian tidur satu kasur?" tanya Hyunjae.

"Iya."

"Trus lo nggak kegoda gitu?" Kini Younghoon yang ikut bertanya, kalau bukan sahabatnya sejak kecil mungkin Juyeon sudah memaki orang-orang ini.

"Ya menurut lo aja sih, gue cowok dan gue normal. Tapi gue juga mikirin perasaan dia."

"Berarti tinggal nunggu waktunya aja, cepat atau lambat. Tapi semoga cepat sih." Kali ini si bokem Sunwoo yang berbicara, Juyeon hanya menggelengkan kepala. Ia heran dengan teman-temannya yang sungguh antusias dengan rumah tangga pria itu padahal menurut Juyeon tak ada yang spesial di sana. Ia hanya melakukan semua itu agar tidak dijodohkan apalagi kalau sampai dengan Eunseo. Ya … setidaknya Chacha bisa diajak kerjasama walaupun ia tak ada perasaan apa-apa pada perempuan itu.

"Tapi serius lo nggak ada perasaan apa-apa sama dia? Atau gini deh, lo nggak ada niat mau buka hati sama dia? Atau kalian ada rencana buat cerai?"

"Nggak, kita nggak ada niat ke sana. Ada sih niat buka hati sama Chacha, tapi belum ada rencana buat eksekusinya."

"Jangan bilang lo masih ngarepin cewek itu." Pertanyaan Sangyeon berhasil membuat suasana menjadi berat.

"Bentar lagi jam makan siang, gue janji belin makan buat Chacha, gue cabut duluan ya." Juyeon langsung pergi tanpa menanggapi pertanyaan Sangyeon, wajah pria itu sangat datar membuat teman-temannya tak mampu menebak isi pikiran pria itu.

"Menurut lo masih Bang?" tanya Sunwoo.

"Nggak tau sih, tapi dia juga nggak mau jawab pertanyaan gue."

"Semoga nggak sih, kasian Chacha. Memang sih mereka sama-sama sepakat, tapi pasti Chacha tetap sakit hati kalo nyatanya Juyeon juga masih ngarepin yang lain," timpal Younghoon, terlepas dari pernikahan mereka yang seperti itu teman-teman Juyeon tetap berharap yang terbaik untuk pernikahan pria itu.

Beralih ke Juyeon, sembari menyetir pikiran pria itu masih saja terus pada perkataan Sangyeon. Ia tak bisa menyangkal perkataan pria itu tapi ia juga tak bisa membayangkan kalau perempuan itu benar-benar kembali, ia tak tahu apa yang akan terjadi pada perasaannya.

"Nggak, nggak mungkin, dia juga nggak mungkin balik lagi." Juyeon berusaha meyakinkan dirinya kalau perempuan yang disebut Sangyeon tak akan kembali lagi dalam kehidupannya. Demi apa pun Juyeon tak ingin menambah persoalan hidupnya. 

"Kok Chacha belum ada ngabarin ya," monolog Juyeon lagi, pria itu pun memutuskan untuk menelepon Chacha.

[Halo?] Dapat Juyeon dengar dengan jelas bahwa Chacha tak sepenuhnya sadar, tampaknya perempuan itu masih setengah tidur.

[Halo Cha, kamu mau makan apa?]

[Ha? Eum, makan apa aja boleh Bang.] Juyeon tersenyum mendengar suara Chacha yang terdengar pasrah, Juyeon jadi penasaran dengan pasrah Chacha versi lain.

[Ok.]

[Ok Bang, hati-hati di jalan.]

[Iya.]

Juyeon menggelengkan kepala setelah mengakhiri telepon dengan Chacha. Ia lantas melajukan mobil menuju restoran.

***

"Aku pulang," ucap Juyeon sembari memasuki rumah, jam menunjukkan pukul satu saat pria itu datang. Kalau zaman Chacha masih sendiri mah tak ada makan jam segini, kalau weekend yang makan sore, merangkap sekalian berhemat, namanya juga anak kost.

"Sini Bang," ucap Chacha mengambil makanan yang Juyeon bawa.

"Mau makan sekarang atau gimana?" 

"Makan aja, abang ganti baju dulu."

"Ok," ucap Chacha, ia menyiapkan makanan sedangkan Juyeon berganti baju.

"Kamu ngapain aja tadi di rumah?" tanya Juyeon, Chacha sedikit tersentak kaget mendengar suara pria itu. Chacha memang sangat mudah terkejut sih, itu saja.

"Nggak ada ngapa-ngapain, main-main aja sama Yongyi," jawab Chacha.

"Ya ampun bisa nggak sih ni orang pake baju yang bener dikit, jantung gue nggak aman diginiin," batin Chacha, bagaimana tidak, Juyeon selalu saja kutangan plus celana selutut kalau di rumah. Dia nggak tau aja otak istrinya itu liarnya nggak main-main. Selama makan tak ada yang buka suara, mereka hanya asik dengan dunianya sendiri bahkan sampai selesai makan. Chacha sebenarnya ingin buka suara sih, tapi di satu sisi juga menahan diri karena takut Juyeon tak nyaman. Lantas bagaimana dengan Juyeon, sialnya ia masih kepikiran dengan ucapan Sangyeon tadi. Jujur saja Juyeon juga tak tahu bagaimana perasaannya, ia hanya berharap perempuan itu tak datang karena semua pasti akan berantakan. Dia tak ada apa-apanya dengan Eunseo. Lihat saja sekarang, setelah pernikahan Juyeon, Eunseo seolah menghilang begitu saja. Sebenarnya tak menghilang sih, perempuan itu belum ada niat pulang ke Indonesia, katanya sih belum sanggup. Konon perempuan itu masih sakit hati, untungnya dia tak bertindak gila.

"Mau ikut berenang nggak?" Lagi-lagi Chacha dibuat terkejut dengan kehadiran Juyeon yang tiba-tiba. Setelah makan Chacha kembali ke ruang keluarga dan berselancar dengan ponselnya sedangkan Juyeon ke kamar.

"Otak Cha otak, astaga …" Chacha merutuki dirinya yang selalu saja berpikiran aneh kalau sudah melihat Juyeon. Bagaimana tidak, kini pria itu bahkan hanya memakai boxer untuk berenang.

"Nggak dulu Bang, panas." Halah alasan, padahal Chacha memang malas, selain malas dia juga nggak bisa berenang sih.

"Ok," ucap Juyeon kemudian pergi begitu saja.

"Yah? Gitu aja? Nggak ada niat ngebujuk atau maksa gitu? Huft … ngapain juga ya. Yongyi, kira-kira siapa ya cewek yang nantinya bakal dapat hati tuan kamu?" Chacha asik bermonolog sembari memandangi Yongyi yang sibuk dengan mainannya.




Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang