32. Awal yang Baru

116 14 0
                                    

"Aw!" Chacha meringis saat merasakan sakit di bagian bawah tubuhnya. Perempuan itu juga merasa seluruh tulangnya seolah remuk.

"Dih kok pegel banget ya, perasaan kemarin gue cuma masak, itu pun dibantu sama mama, kok sampe se-pegel ini sih, aw! Kok sakit banget." Chacha melihat ke bawah untuk mencari tahu kenapa tubuhnya terasa sakit terutama di bawah sana. Perempuan itu membeku melihat dirinya yang tak memakai apa-apa, napas perempuan itu tercekat. Apa yang terjadi? Apa yang ia lakukan? Apa ia dan Juyeon? Chacha berusaha mengingat semuanya, tapi sial! Chacha tak tahu, Chacha tak bisa mengingat apa yang terjadi tadi malam.

"Eh Sayang, udah bangun?" Weh ini Lee Juyeon keenakan apa gimana deh manggil Chacha sayang, dikira jantung Chacha aman apa? Chacha diam, perempuan itu tak berani menoleh, demi apa pun Chacha takut untuk menerima kenyataan ini. Ia berharap ini hanyalah mimpi, tapi harapan Chacha sirna saat Juyeon mencium pipi perempuan itu dan memeluknya dari belakang. Argh gila! Tangan Juyeon langsung bertemu dengan kulit perut Chacha dan bahkan mengelusnya dengan sungguh lembut. Ini darah Chacha berdesir loh gara-gara tingkah Juyeon, dia mau tanggung jawab nggak? Chacha mengeratkan selimut pada tubuhnya saat Juyeon mengubah posisi Chacha menjadi menghadap dirinya dan menangkup wajah perempuan itu.

"Mau abang jelasin kejadian tadi malam apa gimana?" Duh ini seorang Lee Juyeon pernah marah nggak sih? Tiap ngomong selalu aja lembut, Chacha kan pusing sendiri. Kadang Chacha juga malu sama Juyeon yang selalu lembut, gimana kalo sampe Juyeon tau gitu kalo sebenarnya Chacha itu gampang emosian dan naik darah. Chacha menggeleng, dia juga bingung mau bagaimana, dari keadaan mereka berdua yang sama-sama tak mengenakan apa-apa saja sudah jelas kan apa yang terjadi pada mereka tadi malam. Ya kali mau diperjelas lagi, Chacha malu parah lah.

"Abang juga sayang sama kamu." Chacha pengennya sih dia nggak kaget gitu ya kan pas Juyeon bilang kalo dia juga sayang sama Chacha, tapi apalah daya Chacha, dia refleks liat Juyeon dengan tatapan seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Iya lah, Chacha antara percaya dan nggak percaya sama apa yang Juyeon ucapkan, gimana ya, ini tuh terlalu tiba-tiba buat Chacha apalagi mereka kemarin tuh masih yang awkward gara-gara pertanyaan tentang anak. Chacha juga bingung mau senang apa gimana sama pengakuan Juyeon.

"Liat abang." Suara Juyeon lembut sih, lembut banget malahan, tapi suara pria itu bak mantra yang membuat Chacha menuruti perkataan pria tersebut.

"Mungkin ini terlalu tiba-tiba, tapi abang juga sebenarnya udah lama merasa nyaman sama kamu. Jujur, abang juga nggak paham sama perasaan abang sebelumnya, tapi sekarang, abang udah sepenuhnya yakin dan paham sama apa yang abang rasain. Abang sayang sayang sama kamu Cha, abang cinta sama kamu, makasih banyak ya udah sayang sama abang." Chacha masih membeku, ia benar-benar tak tahu harus merespon apa, jadi ceritanya tadi malam Chacha ngungkapin perasaannya sama Juyeon gitu? Chacha nggak bisa langsung senang karena sisi lain otak perempuan itu menyimpulkan kalau Juyeon bilang dia sayang ke Chacha itu cuma biar Chacha senang aja karena dia duluan confess. Tapi kan Chacha juga ngungkapinnya dalam keadaan mabuk, kalo nggak dikasih tau sama Juyeon aja dia nggak ingat kalo dia udah confess. Juyeon bisa aja nggak usah bahas apa-apa, ya walaupun Chacha memang sayang sih sebenarnya sama Juyeon. Jadi ini Juyeon beneran sayang sama Chacha apa gimana? Perasaan Chacha bener-bener berbalas nih?

"Cha?" Chacha tersentak kaget saat Juyeon memanggilnya, padahal Juyeon memanggil dengan sangat pelan loh. Tatapannya aja yang ke Juyeon tapi pikirannya kemana-mana.

"Eum? Iya Bang?"

"Gimana? Ada yang mau kamu bicarain?"

"Huh? Ah nggak, nggak ada Bang."

"Dari awal abang juga udah bilang kan kalo kita bakal berusaha buat hubungan ini?" Chacha lagi-lagi hanya mengangguk, bingung juga mau bilang apa, asli deh. Chacha masih bener-bener nggak tau mesti percaya omongan Juyeon atau gimana, takut aja gitu nanti dia udah percaya dan senang eh ujung-ujungnya sakit hati.

"Jadi, mau mulai semuanya dengan normal sama Abang?" Jelas mau lah! Siapa coba yang nggak mau punya hubungan normal, Chacha juga pengen kali manja-manjaan sama Juyeon.

"Mau, Bang." Nah, Chacha cengeng muncul, perempuan itu tak dapat menahan air matanya saat menjawab pertanyaan Juyeon, pria itu tersenyum dan mengusap air mata Chacha dengan lembut.

"Jadi kita baikan ya? Nggak ada awkward awkward kayak kemarin lagi ya?"

"Eum, iya Bang, eum … maaf juga kalo tadi malam aku nyusahin."

"Nggak kok, kamu sama sekali nggak ada nyusahin, Sayang. Soal anak, nggak usah dipikirin ya, kalo memang udah waktunya pasti kita dikasih, gitu juga sebaliknya, kalo kita belum siap pasti belum dikasih. Jadi nggak usah terlalu dipikirin, omongan mama juga nggak usah kamu pikirin. Itu memang harapan mama, tapi mama juga nggak nuntut, ok?" Chacha tersenyum kemudian mengangguk. Ini dalam satu malam Juyeon kenapa bisa tiba-tiba gini ya? Semoga ini memang tulus dari hati Juyeon, bukan karena mengasihani Chacha.

"Makasih banyak ya, Bang," ucap Chacha, kini air mata telah membasahi pipi perempuan itu. Juyeon tersenyum sembari mengusap kepala belakang Chacha.

"Sini peluk dulu," ucap Juyeon kemudian memeluk perempuan yang seutuhnya telah menjadi miliknya tersebut.

"Eh!" Chacha tersentak kaget saat Juyeon menarik selimut Chacha sehingga kulit mereka benar-benar bertemu tanpa ada yang membatasi.

"Kenapa heum? Tadi malam juga abang udah liat semuanya." Weh Lee Juyeon, bisa-bisanya ngomong gitu, Chacha malu lah, yang bener aja.

"Abang ih!" Chacha memukul pelan dada Juyeon kemudian menyembunyikan wajahnya di dekapan pria itu. Juyeon tersenyum sembari mengelus rambut Chacha, rasanya nyaman. Juyeon tak pernah tahu ada rasa senyaman ini, rasa ingin selalu bersama orang yang dicinta. Juyeon tak menyangka dalam semalam semuanya berubah, apa sebenarnya selama ini Juyeon sudah jatuh hati pada Chacha tapi ia tak menyadari hal tersebut? Entahlah, Juyeon tak mau ambil pusing, ia hanya berharap langkah yang mereka ambil ini benar. Semoga tak akan ada kesedihan apalagi yang tersakiti di masa depan. Juyeon sudah memantapkan diri untuk mencintai Chacha, ia yakin rasa itu bisa tumbuh jika mereka saling berusaha. Lagipula menurut Juyeon tak ada alasan untuk tak mencintai perempuan itu. Cantik? Menurut Juyeon cantik itu relatif, tergantung selera masing-masing dan bagi Juyeon Chacha itu cantik, lucu, menggemaskan. Sopan? Ya ampun jangan tanya lagi, Chacha sopannya tak main-main, bukan sekali dua kali mama Lee bercerita pada Juyeon betapa ia kagum pada sikap Chacha yang sungguh sopan dan membuat hati adem. Pintar? Duh apalagi, pokoknya anak Juyeon nantinya pasti bakal ngebangga-banggain mamanya deh. Pokoknya Chacha itu banyak bisanya (walaupun menurut Chacha sendiri dia masih banyak kurangnya dan sering merasa insecure sih). Juyeon harap ini menjadi awal yang baik bagi dirinya dan juga Chacha.




Alohaaaa
Aku balik lagiiiii
Ayo guys vote and comment ya biar aku semangat updatenyaaa
Hope you like it

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang