33. Perubahan

100 10 0
                                    

Salah satu perubahan yang bisa dibilang cukup siginifikan setelah kejadian pagi itu adalah Juyeon yang selalu mengantar Chacha, tapi nggak sampe depan kantor soalnya Chacha takut ketahuan. Hanya mengantar soalnya kalo pulang itu Juyeon selalu lebih lama sehingga Chacha tetap naik taksi online, naik ojek bener-bener nggak dibolehin lagi sama Juyeon. Chacha udah bilang ke Juyeon sih kalo dia bisa sendiri, naik taksi online juga udah nyaman banget kok, bukannya gimana tapi Chacha nggak pengen aja gitu Juyeon makin capek. Tapi Juyeonnya tetap aja ngeyel, apalagi sejak pagi itu Juyeon bener-bener nunjukin betapa ia begitu menyayangi Chacha, mulai yang begitu perhatian, memanjakan Chacha, hingga clingy pada perempuan itu. Juyeon benar-benar membuat Chacha merasa dicinta dan disayang.

"Semangat kerjanya Sayang, kalo ada apa-apa langsung bilang abang, ok?" See, tiap ngomong kata sayang tuh nggak pernah lupa.

"Siap, Abang juga semangat kerjanya."

"Pasti."

"Ya udah, aku keluar ya."

"Cium dulu." Weh Lee Juyeon, nggak semua orang kuat. Memang sih statusnya suami istri, tapi tetap aja Chacha masih malu, masih nggak percaya aja gitu dia jadi istri seorang Lee Juyeon.

"Gemes banget sih malu-malu gitu," ucap Juyeon karena alih-alih mencium Juyeon Chacha malah menunduk, Juyeon memegang dagu perempuan  itu sehingga ia menatap Juyeon. Argh gila, wajah Chacha sampai merah saking malunya.

"Lucu banget sih," ucap Juyeon kemudian mencium kening Chacha, duh jantung Chacha nggak aman nih, berdetaknya nggak main-main.

"Abang mau diciumnya di sini sih," ucap Juyeon sembari menunjuk pipinya, mereka sudah melakukan ini beberapa hari terakhir tapi tetap saja Chacha gugup. Tapi ya udahlah, toh juga udah sah.

"Makasih Sayang," ucap Juyeon setelah perempuan itu mencium pipinya. Duh sumpah ya Chacha masih nggak habis pikir dengan statusnya sekarang, Chacha jadi malu sendiri.

"Kalo gitu aku keluar ya?"

"Semangat kerjanya Sayang."

"Siap, Abang," ucap Chacha kemudian keluar.

***

"Sayang … abang pulang." Suara Juyeon menginterupsi kegiatan Chacha yang tengah bermain dengan Yongyi. Ia langsung melepas anjing itu kemudian menyambut Juyeon. Yongyi nggak dibawa soalnya Chacha mau meluk Juyeon. Gimana ya, pelukan Juyeon enak banget soalnya, udahlah nyaman, wangi lagi. Tanpa kata-kata Chacha mengambil tas Juyeon kemudian langsung memeluk Juyeon. Argh gila, aroma pria itu benar-benar memanjakan indra penciuman Chacha.

"Nyaman banget," gumam Chacha, rasa-rasanya hari demi hari Chacha tuh makin tenggelam sama Juyeon dan mulai lupa diri. Semoga saja ya di saat Chacha sudah benar-benar mencintai Juyeon pria itu tak meninggalkannya. Abisnya Juyeon nih manjain Chacha banget, mana bisa coba Chacha nggak luluh. After all Chacha itu cuma anak pertama yang selalu keliatan tegas dan penyayang sama adek-adeknya tapi sebenarnya juga pengen manja-manjaan sama orang yang dia cinta. Entah Juyeon memang orangnya atau bagaimana, tapi Juyeon bener-bener membuat Chacha merasa disayang dan dicinta. Akhir-akhir Chacha bahkan sudah mulai berani manja-manjaan pada Juyeon. Pria itu tersenyum membiarkan Chacha lama-lama di pelukannya sembari mengelus lembut rambut perempuan  itu.

"Abang mau mandi dulu atau makan dulu?" tanya Chacha setelah mengakhiri pelukannya, sebenarnya Chacha masih pengen lama-lama sih. Tapi capek juga kalo berdiri, nanti aja pas udah di kasur pelukan sampe puas.

"Mandi aja deh dulu Sayang." Sumpah ya Juyeon tuh kayaknya kalo nggak manggil Chacha sayang auto meriang deh. Di tempat umum aja dia tetap manggil sayang, pokoknya para jomblo auto tantruman deh kalo liat tingkah Juyeon ke Chacha di tempat umum. Rasa-rasa ingin membakar bumi ini tuh auto membara.

"Ya udah sana, bajunya udah aku siapin."

"Makasih istriku," ucap Juyeon kemudian mencium kening Chacha, pria itu lantas menuju kamar sedangkan Chacha hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat Juyeon.

"Apa sih yang kamu liat dari aku?" monolog Chacha, jujur Chacha sering insecure melihat Juyeon. Pria itu tampan, kaya, pintar, lantas Chacha? Ah entahlah Chacha jadi pusing sendiri. Kalo boleh jujur sih Chacha masih sering terkejut dengan gaya hidup yang ia hadapi sekarang, sangat tidak relate dengan hidupnya waktu masih sendiri yang apa-apa selalu cari promo. Sekarang? Apa itu lihat harga, suka yang tinggal beli. The real definition of i want it i got it.

"Kenapa bengong gitu? Mikirin apa?" Seperti biasa, Chacha tersentak kaget mendengar suara Juyeon. Juyeon hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat istrinya itu. Sumpah ya Chacha itu ngegemesin banget di mata Juyeon, nggak tau sih kalo di mata orang lain.

"Nggak, nggak papa, yok makan," ucap Chacha dan mereka pun makan bersama.

"Makin hari masakan kamu makin enak Sayang."

"Ya kan aku belajar, aku juga tanya mama sih Bang Juyeon suka makan apa. Trus mama bilang 'Juyeon tuh sebenarnya makan apa aja doyan Cha, tapi ada beberapa menu yang memang jadi favorit dia'." Juyeon tersenyum melihat Chacha yang dengan begitu tepat memperagakan cara bicara hingga nada suara ibu Juyeon. Chacha kalo bercerita feel-nya memang selalu dapet, penggambaran ceritanya sangat sempurna.

"Mama bahkan ngasih aku list sama resepnya."

"Oh ya? Coba abang liat."

"Wait," ucap Chacha, perempuan  itu lantas membuka chat-nya dengan sang mertua kemudian memberi ponselnya pada Juyeon.

"Wah ada yang kurang nih."

"Ha? Masa sih? Nggak mungkin mama lupa sama favorit Abang."

"Memang nggak lupa, tapi belum di-update."

"Update? Kayak social media aja di-update."

"Iya Sayang, ada satu tambahannya ini."

"Apa?"

"Kamu."

Chacha sok kesal dengan jawaban Juyeon tapi wajahnya memerah.

"Ciah sampe panas mukanya," ucap Juyeon sembari meletakkan punggung tangannya di wajah Chacha.

"Lagian Abang ada-ada aja."

"Abang serius Sayang, kamu itu favorit Abang."

"Ya tapi kan bukan kategori makanan."

"Bisa dimakan juga kok, di ranjang." Chacha membulatkan mata mendengar ucapan Juyeon, mana santai banget lagi ngomongnya.

"Lucu banget sih."

"Apa sih," ucap Chacha sambil menunduk malu-malu.

Selesai makan Chacha membereskan alat makan, apakah Juyeon membantu? Nggak ada tuh, pria itu malah berdiri di samping Chacha dan memandangi sang istri.

"Kenapa Bang?" tanya Chacha sambil membilas piring.

"Nggak ada." Jawaban Juyeon membuat Chacha menghentikan aktivitasnya kemudian memandangi pria itu namun yang dipandang hanya tersenyum, dia masih nggak tau apa gimana ya kalo istrinya itu paling nggak kuat sama senyuman dia.

"Ada-ada aja," ucap Chacha, setelah pekerjaannya beres perempuan  itu menuju kamar diikuti oleh sang suami.

"Kamu mau ngapain?" tanya Juyeon saat Chacha duduk di bangku belajar, jadi di kamar mereka itu di bagian sudut ada tempat seperti ruang belajar mini. Ada dua kursi dan mejanya. Biasanya Juyeon di situ buat main game atau sesekali memeriksa e-mail.

"Mau belajar."

"Eum?"

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang