18. Sunwoo

114 7 2
                                    

Ya ampun, kepala Sangyeon rasanya ingin pecah. Padahal ya banyak loh yang mendekati Eunseo, tapi kenapa tetap bersikeras Juyeon sih?

[Mending sekarang lo tenangin diri dulu ya.]

[Apa dengan ngeberantakin ruangan Bang Sangyeon gue bisa tenang?]

[HEH!] Sangyeon auto jantungan, Eunseo itu nekat-nekatan, jadi tak menutup kemungkinan ia akan mengacaukan ruangan Sangyeon.

[Seo, lo nggak usah aneh-aneh ya.]

[Ah nggak tau ah, gue sakit hati.] Eunseo langsung memutuskan panggilan secara sepihak. Sangyeon hanya bisa berharap-harap cemas Eunseo tak berulah apalagi sampai menghancurkan ruangan pria itu, seharusnya tidak sih.

Eunseo kembali dengan acara menangisnya sampai suara bel pintu ruangan Sangyeon berbunyi.

"Orangnya nggak ada!" Eunseo lanjut menangis setelah membentak orang yang menekan bel pintu ruangan Sangyeon.

"Orangnya nggak ada! Lo budek apa gimana sih! Gue lagi stress nggak usah buat gue makin emosi!" Eunseo kembali membentak karena bel tersebut tetap berbunyi.

"Ah sial!" maki Eunseo setelah sadar kalau ruangan Sangyeon kedap suara, perempuan itu menghapus air matanya lantas membuka pintu.

"Pak Sang-"

"Shh." Belum selesai Eunseo berbicara seseorang langsung meletakkan jarinya di bibir Eunseo kemudian menarik perempuan itu masuk, tak lupa ia mengunci pintu.

"Heh bokem! Sembarangan lo! Nggak ada sopan-sopannya lo ya, sopan dikit sama yang lebih tua."

"Sok lebih tua tapi ingus masih kemana-mana."

"Heh! Sunwoo bangke, sembarangan lo!"

"Memang iya kok, ingus lo kemana-mana tuh," ucap Sunwoo yang merupakan oknum bel pintu tadi. Pria itu mengambil tisu dan melap air mata Eunseo.

"Nggak ada ya! Nggak usah aneh-aneh lo!"

"Ada, cek sendiri deh," ucap Sunwoo sehingga Eunseo mengambil tisu dan melap hidungnya.

"Nggak ada ya! Sembarangan!" Sunwoo tertawa setelah berhasil mengerjai Eunseo.

"Malah ketawa lagi." Di saat Sunwoo tertawa Eunseo kembali menangis sehingga Sunwoo memeluk perempuan itu.

"Udah ih nangisnya, sayang tuh make up lo." Ucapan Sunwoo membuat Eunseo menghentikan aktivitasnya kemudian menatap pria itu dengan tatapan kesal.

"Iya juga sih, tapi gue mau Juyeon Sunwoo, dia malah nikah sama yang lain. Gue nggak terima Sunwoo, gue mau Juyeon." Eunseo kembali menangis, Sunwoo menggelengkan kepala melihat tingkah perempuan itu.

"LCD-nya udah rusak nih kayaknya."

"Heh! Lo pikir gue hp."

"Oh denger ternyata, daripada lo nangis mending kita keluar."

"Nggak mau! Nggak mood!"

"Ayo, gue jamin mood lo auto baik, serius deh."

"Kalo nggak?"

"Dicoba dulu, langsung bilang nggak."

"Ya udah deh."

"Touch up dulu, atau minimal pake masker. Muka lo berantakan."

"Bisa-bisanya lo nyuruh gue touch up di saat gue sedih."

"Ya kalo gue ngerti per-make up-an gue nggak bakal nyuruh lo. Gue langsung aja touch up-in muka jelek lo itu."

"Sembarangan lo."

"Udah ah buruan, ngapain sih nangis? Mau lo nangis sampe Jakarta banjir juga nggak bakal ada yang berubah. Mending lo nikmatin hidup sendiri, banyak yang sayang sama lo, termasuk gue."

"Dih."

"Ya udah buruan."

"Cih, nggak jelas," ucap Eunseo, ia memperbaiki riasannya namun masih dengan wajah yang cemberut. Setelah Eunseo selesai mereka pun keluar dari ruangan Sangyeon.

"Minum nih yang dingin-dingin, biar nggak mendidih mulu darah lo." Sunwoo memang selalu menyediakan minuman di mobilnya. Eunseo hanya menerima minuman tersebut tanpa mengatakan apa-apa, Sunwoo lantas melajukan mobilnya.

"Sebenarnya lo ngapain tadi datang?" tanya Eunseo, kini perasaan perempuan itu sudah sedikit membaik. Ya setidaknya tidak sedih sampe meraung-raung lagi.

"Nemuin lo, kasian gue liat orang stress kayak lo."

"Heh! Nggak ada sopan-sopannya lo ya."

"Kan memang, lo bisa hidup tenang penuh kebahagiaan tapi malah milih hidup penuh air mata gara-gara cowok yang udah terang-terangan bilang kalo dia nggak bisa balas perasaan lo. Kalo bukan stress apalagi namanya?"

"Gue nggak stress ya, sembarangan lo."

"Lo bisa nggak stres tapi lo milih buat stress."

"Ih Kim Sunwoo!"

"Udah ah, mending lo nyemil daripada ngomel-ngomel nggak jelas," ucap Sunwoo, Eunseo memandang pria itu dengan tatapan kesal namun tetap menuruti perkataannya.

"Kita mau kemana?"

"Keliling-keliling aja dulu, nanti tujuan pastinya."

"Oh ya udah," ucap Eunseo, perempuan itu pun memilih sibuk dengan cemilan yang ia nikmati sedangkan Sunwoo fokus menyetir sehingga hanya lagu yang sedang diputar yang memecah keheningan di antara kedua orang itu. Sampai akhirnya satu lagu membuat Eunseo membuka suara.

"Lo nggak bilang-bilang rilis lagu," ucap Eunseo, Sunwoo adalah seorang produser lagu untuk penyanyi-penyanyi besar, tapi tak jarang juga pria itu merilis lagunya sendiri.

"Memang nggak."

"Trus ini?"

"Itu belum dirilis, itu cuma rekaman gue."

"Bagus, kenapa nggak dirilis aja?"

"Nunggu waktu yang tepat."

"Dih, kayak mau nembak cewek aja."

"Memang."

"Pfft, sejak kapan lo serius sama cewek? Kerjaannya aja flirting terus, nggak pernah tuh cewek diseriusin."

"Bukan urusan lo."

"Cih, sok banget. Tapi lagunya boleh gue minta nggak? Lagunya bagus."

"Bayar."

"Dih pelit."

"Bayar pake kiss," ucap Sunwoo sambil menunjuk pipinya dengan tatapan yang tetap tertuju ke jalanan.

"Dih, amit-amit, nggak usah."

"Ya udah, gue aja yang nyium lo, gimana?"

"Heh! Nggak usah aneh-aneh lo ya, dasar bocil nggak ada sopan santun." Sunwoo tertawa mendengar ucapan Eunseo, Eunseo memang dua tahun lebih tua dari Sunwoo. Tapi di mata Sunwoo, Eunseo hanyalah perempuan kecil menggemaskan yang akan selalu ia jaga sepenuh hati. Walaupun tingkahnya sering menyebalkan sih, tapi tetap saja Sunwoo sayang, sayang banget malahan.

"Bercanda, ya udah send aja ke hp lo."

"Gitu dong dari tadi, ribet banget jadi orang," ucap Eunseo.

"Eh tapi serius, lo tadi datang mau ngapain?" tanya Eunseo, ia masih penasaran dengan kedatangan pria itu yang sangat tepat. Kalau Sunwoo tak datang mungkin Eunseo akan menangis seharian di ruangan Sangyeon.

"Kepo."

"Dih, sok misterius banget, najis." Sunwoo tak menanggapi cibiran Eunseo, ia memang bukan kebetulan datang. Tapi Chanhee memberitahu pria itu tentang Eunseo yang membawa Chacha untuk berbicara. Saat berhubungan dengan Chacha sudah pasti itu ada hubungannya dengan Juyeon dan Sunwoo sangat yakin Eunseo tidak baik-baik saja mendengar kabar pernikahan Juyeon dan Chacha. Oleh sebab itu Sunwoo langsung ke kantor Sangyeon saat mendapat kabar dari Chanhee.

***

Mereka berkeliling cukup lama sampai siang. Sunwoo membawa Eunseo makan siang kemudian mengajak perempuan itu ke berbagai tempat, pokoknya Eunseo harus bahagia. Pokoknya ia harus senang, tak ada Eunseo yang sedih-sedih, perempuan itu harus selalu tersenyum. Sunwoo tak akan membiarkan Eunseo kembali sedih karena Juyeon. Apalagi Juyeon nya juga has nothing to do dengan apa yang terjadi pada Eunseo. Jadi untuk apa Eunseo terus menangisi pria tersebut? Yang benar saja.

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang