4. Makan Malam Keluarga (II)

95 9 2
                                    

Bukan hanya Chacha, semua orang yang ada di tempat itu kecuali ibu Juyeon terkejut mendengar apa yang baru saja diucapkan wanita paruh baya itu.

"Ma? Mama serius?" tanya Juyeon tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bisa-bisanya sang ibu berpikiran seperti itu.

"Serius Ju, mama takut aja Nak, soalnya sekarang banyak kan yang gitu. Kalo kamu tadi pacaran mungkin mama nggak takut apa-apa, ini kamu deket sama perempuan aja nggak. Makanya ini mama senang banget akhirnya kamu punya pacar. Tapi jangan sampe kayak Eric tuh, semua dideketin tapi nggak ada satu pun yang jelas. Awas ya kalo sampe kamu nyakitin perempuan, mama auto ngasih kamu pelajaran," ucap mama Lee dengan tatapan tajam.

"Lah? Kok malah aku sih Ma? Kan sekarang konteksnya lagi bahasa Bang Juyeon?"

"Ya ngingetin aja, kalian tuh kebaliknya parah banget tau nggak, yang satu dikit pun nggak ada deket sama cewek, yang satu ceweknya dimana-mana."

"Bukan Ma, itu cuma temen, mereka aja bilangnya temen kok."

"Ya udah terserah pokoknya awas ya kalo macam-macam."

"Iya Ma iya, nggak akan."

"Aduh maaf ya Cha jadi ngacuhin kamu gara-gara dua orang ini."

"Nggak papa Tan," jawab Chacha lengkap dengan senyumnya, ia justru senang tak ditanya ini itu, mau jawab apa nanti dia? Bagaimana kalau Chacha salah jawab? Kan bisa bahaya, jadi diam memang paling aman."

"Kamu tadi baru 22 tahun ya?" tanya mama Lee lagi.

"Bener Tante."

"Berarti baru lulus dong? Udah kerja?" Untung loh Chacha udah kerja, kalo belum mau jawab apa dia? Walaupun pekerjaannya bukan yang langsung wah tapi yang penting kan ia bekerja dan nggak aneh-aneh.

"Iya Tante, baru lulus bulan juni lalu, Puji Tuhan udah kerja Tante."

"Woah keren ya kamu, hitungan cuma dua bulan setelah kamu lulus udah kerja ya."

"Puji Tuhan iya Tante." Jangan lupakan senyum yang selalu bertengger di wajah Chacha, ia sedikit kaget sih saat mama Lee memujinya.

"Kerja apa kalo boleh tau Cha?" Kali ini papa Lee yang bertanya.

"Jadi content writer di SY Corp Om."

"Eh? Tempat Bang Sangyeon?" tanya Eric dan Chacha mengangguk.

"Jangan-jangan Bang Sangyeon yang nyomblangin kalian ya?" tanya Eric lagi, kali ini pria itu tampak semakin penasaran.

"Kurang lebih gitu, udah nggak usah banyak tanya lo," ucap Juyeon, Juyeon juga bawaanya takut kalo pertanyaan keluarganya semakin aneh.

"Dih, sensian amat lo."

"Pokoknya kalo Bang Juyeon nggak romantis maklumin aja ya Cha, orangnya memang kaku banget," ucap Eric dan Chacha lagi-lagi hanya tersenyum dan mengangguk.

"Tapi tante serius mau nanya, kamu kan memang masih muda nih, kalo Juyeon ngajak kamu nikah secepatnya mau nggak?" ASTAGA! Ini sih bukan cuma Chacha yang nggak mau, Juyeon juga ogah-ogahan nikah sekarang. Dia minta Chacha pacaran biar nggak dijodohin aja sama Eunseo.

"Ma … kita baru juga pacaran, butuh proses Ma." Mama Lee tersenyum mendengar ucapan sang putra sulung.

"Ya udah nggak papa, yang penting kalian fine satu sama lain," ucap mama Lee.

"Mama bawa Chacha dulu ya, mama mau ngobrol sama dia, ayo Cha," ucap mama Lee dan Chacha pun menurut. Jantung perempuan itu berdetak tak karuan, ia takut diinterogasi wanita paruh baya itu.


"Sini duduk," ucap mama Lee, ternyata wanita paruh baya itu membawa Chacha ke ruang baca di rumah tersebut. Tak hanya buku, di sana juga banyak album berisi foto keluarga, bahkan Juyeon dan Eric masing-masing punya satu album tebal berisi foto mereka sejak kecil hingga sekarang.

"Nggak usah gugup, tante nggak gigit kok," ucap mama Lee tersenyum hangat, perasaan Chacha sudah berusaha tampak senyum penuh percaya diri, tapi ternyata sisi gugupnya masih terlihat ya. Apa itu memang insting seorang ibu? Ah entahlah, Chacha pun tak tahu.

"Ah iya Tante."

"Kamu anak keberapa kalo boleh tau?"

"Anak pertama Tante, dari empat bersaudara."

"Kamu asli Jakarta?"

"Nggak Tante, aku dari Medan, itu pun dari pedalaman."

"Really? I didn't see it." Iya lah, Chacha udah banyak effort ini itu loh biar tampil bagus malam ini. Ya walaupun pake uang Juyeon sih, tapi kan tetap aja Chacha udah berusaha.

"Kebetulan dari SMP udah ngerantau sih Tante, SMP tuh di kabupaten, SMA di kota yang masih deket kabupaten gitu, trus kuliah kemarin di Palembang."

"Wow, kamu pekerja keras ya ternyata."

"Eheheh nggak kok Tante."

"Sebelumnya kamu udah punya pacar?"

"Kebetulan belum Tante."

"Pas banget, Juyeon juga belum pernah pacaran loh, padahal umurnya udah seperempat abad. Tante yakin banget kalo kalian ini jodoh." Masa sih? Chacha cukup terkejut dengan pernyataan mama Lee. Masa iya orang seganteng Juyeon nggak pernah pacaran? Chacha jadi mikir beberapa kemungkinan, pertama Juyeon nggak ada niat serius, dia sebenarnya selama ini asik main-main juga sama cewek. Kedua, dia sebenarnya lagi ngarepin seseorang buat balas perasaan dia, hati dia cuma buat seseorang itu. Atau yang ketiga …

"Nggak! Nggak mungkin." Chacha membatin kemudian langsung menggelengkan kepalanya.

"Kenapa Cha?" tanya mama Lee.

"Ah nggak papa kok Tante," ucap Chacha sambil tersenyum manis, ya kali Chacha bilang kalo dia kepikiran sama omongannya mama Lee yang bilang Juyeon itu belok. Ya kali cowok seganteng Juyeon belok, NGGAK, NGGAK, MENDING BUAT CHACHA AJA SERIUS.

"Orang tua kerja apa kalo boleh tau?" Chacha nggak heran sih dengan pertanyaan ini, apalagi mama Lee pengen Juyeon cepet-cepet nikah kan, ya pasti beliau pengen tau latar belakang dan keluarga dari pacar anaknya itu. Padahal Juyeon aja belum tau apa-apa tentang Chacha Tante.

"Mama sama papa petani Tante." Mama Lee mengangguk dengan ekspresi yang benar-benar tak bisa Chacha tebak. Tapi Chacha rasa itu tanda kalo mama Lee mempertimbangkan dirinya menjadi menantu di keluarga tersebut, ya kali keluarga kaya seperti mereka besanan sama petani? Apa kata dunia?. Chacha tak peduli sih, dia hanya bekerja. Iya, memang iya Chacha menyukai Juyeon, tapi ya hanya sekedar kagum karena tampan. Chacha tahu diri untuk tidak menyukai pria itu dalam arti membawa perasaan.

"Adik-adik kamu pada sekolah?"

"Sekolah Tante, adik saya yang pertama baru lulus SMA, dia mau nyoba kedinasan, kalo yang kedua baru masuk SMA, kalo yang ketiga kelas enam SD." Sekalian aja jelasin semua, biar orang tuanya petani tapi Chacha sangat bangga dengan orang tuanya. Nyata Chacha bisa sekolah sampai bisa kerja seperti sekarang ini kok.

"Orang tua kamu hebat ya."

"Semua orang tua hebat Tante, Tante sama Om juga hebat banget."

"Kamu bisa aja, by the way gimana Juyeon sama kamu?"

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang