26. Night Talk

151 9 0
                                    

Entah memang sengaja atau bagaimana, Eunseo belum ada pulang sejak ia liburan kala pernikahan Juyeon dan Chacha. Juyeon sangat bersyukur sih soal itu, karena dengan tidak adanya Eunseo, Juyeon dan Chacha bisa tenang. Yang paling Juyeon pikirin itu Chacha, dia takut kalau Eunseo udah pulang jadi sering datang ke kantor Sangyeon buat ganggu Chacha. Chacha anak baru, banyak nggak enakannya, ketemu sama Eunseo yang mode gilanya nggak main-main. Bisa-bisa Eunseo terus-terusan ganggu Chacha. Makanya kalo ada waktu sebisanya mungkin Juyeon ke kantor Sangyeon walaupun cuma bentar, memang Sangyeon udah bilang sih biar Juyeon percayain Chacha ke dia. Tapi tetap aja kadang Juyeon kepikiran, ini maksudnya Juyeon khawatir apa gimana ya? Sama seperti hari ini, saat jam makan siang Juyeon datang ke kantor Sangyeon. Kebetulan setelah ini mereka ada meeting, jadi bisalah tipis-tipis liat istri yang masih jadi anak baru di kantor.

[Udah makan? Kok sendirian?] Juyeon mengirim pesan singkat pada Chacha saat melihat perempuan itu sendirian di tempat kerja sedangkan yang lain masih di pantry. Memang di kantor Sangyeon sendiri hanya pria itu yang tahu hubungan Juyeon dan Chacha makanya Juyeon juga tak bisa bebas menyapa sang istri begitu saja.

[Udah, tadi bareng kok makannya di pantry. Tapi langsung balik buat nonton.] Juyeon tak membahas pesan Chacha lagi, yang penting ia tahu kalau sang istri berbaur dengan baik.

"Pas banget, makanannya baru nyampe, ayo makan," ucap Sangyeon, andai tadi Juyeon bebas manggil Chacha, dia bakal ngajak istrinya itu makan siang bareng.

"Sangyeon aku dat- eh!" Juyeon dan Sangyeon menghela napas, tanpa berbalik pun mereka tahu siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Eunseo.

"Kapan nyampe? Kok nggak bilang-bilang?" tanya Sangyeon.

"Oh jadi sekarang kalo datang ke sini harus bilang-bilang ya? Ok, besok-besok aku buat janji dulu," ucap Eunseo dengan judes, Sangyeon hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sepupunya itu. Eunseo mendudukkan dirinya di samping Juyeon, sontak pria itu bergeser memberi jarak pada mereka. Eunseo langsung menatap crush-nya itu dengan tatapan menusuk.

"Sombong amat mentang-mentang udah nikah, yang udah nikah juga bakal mati kali." Juyeon membulatkan mata mendengar cibiran Eunseo, sedendam itukah perempuan tersebut pada Juyeon?

"Astaga Seo gitu amat omongannya."

"Diam! Gue nggak mau ngomong sama lo!" Lah? Jadi tadi Eunseo mencibir siapa? Perasaan cuma Juyeon orang yang udah nikah di ruangan itu.

"Udah ah, jangan emosian gitu. Gue serius nanya, lo baru nyampe apa gimana? Perasaan tadi pagi mama sama tante teleponan lo katanya belum balik," ucap Sangyeon.

"Ya memang belum, gue baru sampe, dari bandara langsung ke sini."

"Sendiri? Biasanya juga minta dijemput."

"Sejak kapan Son Eunseo bisa nggak dijemput? Halah yang bener aja." Suara baru terdengar lagi dan itu adalah Sunwoo.

"Udah mode nyuruh malah buat gue kayak babu lagi," ucap Sunwoo sembari memberi minuman pada Eunseo.

"Oh jadi nggak ikhlas? Ok, nih gue balikin," ucap Eunseo, tatapan tajam tampak enggan lepas dari mata perempuan itu.

"Astaga Eunseo, gitu amat, lo kena apa dah di sana tiba-tiba baperan nggak jelas?"

"Eunseo Eunseo, gue lebih tua dari lo ya, nggak ada sopan-sopannya anak kecil."

"Kayak lo sopan aja sama gue," ucap Sangyeon pelan.

"Gini-gini gue udah bisa buat anak kecil ya, jangan sembarangan lo." Juyeon menggelengkan kepala melihat orang-orang itu.

"Gue duluan ke meeting room Bang," ucap Juyeon kemudian beranjak keluar dari ruangan Sangyeon.

"Nah, ini nih yang udah sah ngebuat anak kecil," ucap Sunwoo.

"Sembarangan lo." Juyeon menghentikan langkahnya hanya untuk membalas perkataan Sunwoo yang sebenarnya tak ada guna sama sekali.

"Ya kan memang Bang."

"Bilang aja lo belum siap punya anak, lo nikahin Chacha cuma buat jadi tameng." Juyeon memilih untuk mengabaikan perkataan Eunseo, kalau dituruti tak ada habisnya.

***
Entah kenapa Juyeon jadi kepikiran anak gara-gara bahasan di kantor Sangyeon tadi. Padahal ya omongannya cuma sekilas, tapi otak Juyeon langsung teringat orang tuanya yang sangat ingin mempunyai cucu. Jam sudah menunjukkan jam delapan saat ia baru tiba di rumah.

"Aku pulang," ucap Juyeon sambil memasuki rumah.

"Eh Bang," ucap Chacha, perempuan itu mengambil tas Juyeon dan membantu melepas dasi bahkan hingga dua kancing teratas baju pria itu. Entah karena menganggap ini sebagai pekerjaan atau bagaimana, Chacha sudah biasa melakukan itu semua. Tapi tak menutup kemungkinan juga sih Chacha juga menikmatinya.

"Kamu masak apa? Wanginya ngundang banget."

"Cuma sayur tumis sama ikan ah, bisa aja."

"Serius, bentar ya, abang mandi dulu abis itu makan," ucap Juyeon, Chacha mengangguk, pria itu lantas langsung ke kamar mandi sedangkan Chacha menyiapkan baju sang suami. Sebenarnya Juyeon tak meminta Chacha melakukan ini sih, tapi Chacha inisiatif saja. Semoga saja ini nanti tak menjadi bumerang sendiri pada Chacha. Tak ada yang tahu kan, siapa tahu pernikahan mereka ternyata awet hingga punya anak, kesibukan Chacha bertambah tapi karena Juyeon terbiasa dipersiapkan seperti ini jadi bentrok jika Chacha tak melakukan itu lagi. Chacha menuju dapur setelah menyiapkan baju Juyeon.

"Yongyi sayang, sini," ucap Chacha saat melihat anjing kecil itu berlari ke sana-sini. Ia langsung menggendong Yongyi dan mengelusnya.

"Wangi banget sih, harga sampo kamu lebih mahal tau nggak dibanding gaji aku, beruntung banget sih kamu," ucap Chacha, too much information yang mengurus semua hal tentang Yongyi itu Juyeon. Chacha tim cuddling-nya saja, bahkan kadang ia menjadi penonton saat Juyeon memandikan Yongyi.

"Kayaknya enak nih masakan kamu," ucap Juyeon sembari duduk di salah satu kursi.

"Main sendiri dulu ya Sayang," ucap Chacha pada Yongyi kemudian melepas anjing kecil itu, ia mencuci tangan kemudian duduk di kursi di depan Juyeon. Too much information Chacha itu tim yang duduknya hadap-hadapan, ada yang sama?

"Ini Bang," ucap Chacha setelah menyendokkan nasi serta lauk pauknya untuk Juyeon.

"Makasih," ucap Juyeon lengkap dengan senyumnya dan Chacha tersenyum menanggapi pria itu kemudian mereka makan bersama.

"Gimana hari-harinya di kantor?" tanya Juyeon membuka pembicaraan.

"Ya … nggak gimana-gimana, all good kok," ucap Chacha dan Juyeon mengangguk. Chacha tak balik menanya Juyeon, bingung juga harus menanyakan hari-hari Juyeon. Rasanya aneh aja gitu, karena ya Chacha tahu, dunia mereka berbeda jauh. Banyak hal di dunia Juyeon yang benar-benar tidak relate dengan Chacha.

Setelah makan Juyeon mengajak Chacha mengobrol di balkon, Chacha mah hayuk-hayuk aja, toh juga pemandangan dari balkon mereka cantik.

"Abang liat kamu makin lengket sama Yongyi."

"Hehehe, soalnya lucu, wangi lagi, tapi mohon maaf nih Bang, aku masih belum ada niat berkontribusi buat ngurus Yongyi. Masih di tahap suka main-main aja." Juyeon tertawa mendengar jawaban Chacha. Juyeon tak masalah sih dengan itu, Chacha mau bermain dengan Yongyi saja Juyeon sudah bersyukur. Kalau misalnya Chacha tak suka kan rasanya seolah ada perang dingin antara Chacha dan Yongyi nantinya di rumah itu.

"Kamu juga suka anak kecil nggak sih?"

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang