24. Great Lunch

106 9 0
                                    

"Ih jadi pengen jajan." Another weekend of Chacha yang nggak kemana-mana. Udah satu bulan lebih aja Chacha dan Juyeon menikah, tapi benar-benar tak ada perubahan di antara mereka. Kedua orang itu tampak seperti rekan kerja yang benar-benar profesional. Sabtu siang ini Juyeon masih asik berenang, jam makan siang sudah lewat tapi belum ada tanda-tanda pria itu ingin mengakhiri kegiatannya kemudian mengisi perut. Chacha yang goler-goleran saja sudah lapar. Ini salah satu hal yang Chacha syukuri setelah menikah, Juyeon tak mempermasalahkan Chacha mau memasak atau tidak. Justru Juyeon sering mengajak perempuan itu makan di luar kalau weekend. Intinya Juyeon itu baik banget sih, baik banget malahan. Tapi yang sakitnya baik-baik gitu nggak bisa dimiliki, Chacha masih penasaran siapa yang jadi pemilik hati pria itu. Kadang Chacha berpikir, boleh nggak sih dia egois dan berusaha buat dapetin Juyeon dengan cara apa pun?

"Bang." Panggilan Chacha menginterupsi kegiatan Juyeon, pria itu mendekat ke pinggir kolam tanpa keluar dari sana.

"Kenapa?"

"Abang nggak lapar? Ini udah jam dua loh." Juyeon kalo udah tenggelam sama kesenangan dia memang suka lupa waktu.

"Oh udah jam dua?" tanya pria itu retoris dan Chacha mengangguk.

"Aku order makan ya."

"Ok."

"Abang mau makan apa?"

"Apa aja abang makan, makan kamu juga boleh."

"Heh!" Sepertinya cuma ini sih yang beda, Juyeon makin hari makin sering mengusili Chacha. Menurut Juyeon Chacha itu sangat lucu makanya Juyeon sering mengusilinya.

"Ok, abang jangan kelamaan di situ, nanti masuk angin, udah berjam-jam di air."

"Kan ada kamu yang ngurusin kalo abang masuk angin."

"Iya juga sih, udah ah aku mau order makanan dulu," ucap Chacha kemudian pergi, bahaya lama-lama melihat Juyeon apalagi mode di kolam renang seperti itu. Juyeon lagi-lagi tertawa melihat Chacha, perempuan itu sangat tidak bisa menyembunyikan ekspresi mendambanya, sama saja seperti perempuan lain yang Juyeon temui di luar sana. Apalagi sebelum bertemu Chacha dulu, Juyeon lumayan sering sekedar minum bersama temannya ke bar dan banyak perempuan yang dengan terang-terangan menggoda Juyeon dan mengungkapkan betapa mereka begitu mendamba pria tersebut, berbeda dengan Chacha yang diam-diam. Untungnya Juyeon masih aman sih sampai sekarang, ia juga masih ke bar tapi hanya sesekali itu pun kalau diajak. Entahlah tapi menurut Juyeon menyadari ada seseorang yang tinggal se-atap dengan dirinya membuat pria itu selalu tergerak untuk segera pulang.

***
"Bang, makanannya udah sampe, ayo makan," ucap Chacha yang kembali ke kolam berenang karena Juyeon tak kunjung berhenti.

"Ok ok," ucap Juyeon kemudian keluar dari air.

"Nih, aku duluan." Chacha langsung berlari ke dalam rumah setelah membeli Juyeon handuk.

"Lucu banget sih," monolog Juyeon, pria itu pun segera bersih-bersih, perutnya juga sudah meraung minta diisi.


"Kamu beli apa?" tanya Juyeon, Chacha sudah selesai menata makanan, perempuan itu tersenyum pada Juyeon, tampaknya ia sangat senang.

"Abang kan bilang bebas apa, jadi aku beli ini, tara ~~~" ucap Chacha sembari dengan penuh rasa bangga menunjukkan apa saja yang ia beli.

"Pertama ayam richs utuh dengan beragam saosnya, ini tuh enak banget, dagingnya juicy, aku jamin abang bakal suka." Chacha begitu antusias menjelaskan apa yang ia beli, Juyeon tersenyum melihat perempuan itu, akhir-akhir ini Juyeon sadar kalau Chacha memang paling bersemangat kalau soal makanan.

"Tenang aja, aku masak nasi kok, aman," sambung Chacha, beda dengan Chacha yang tak begitu masalah ada nasi atau tidak, kalau Juyeon mah harus ada nasi, kalo nggak ya belum makan namanya.

"Abis itu aku juga beli capcay, harus ada sayuran ya kan. Terus aku juga beli ini, jajang ~~~ potato cheese bread, yang savory sama yang coklat. Yang ini tuh enak banget asli, aku jamin Abang suka, aku udah berkali-kali beli saking enaknya. Nah yang terakhir minum dong, masih dari toko yang sama dengan potato cheese bread ini, ada signature drink mereka sama caramel matcha latte dan iced coffee jelly. Yang signature ini seger banget, cocok banget buat Abang apalagi abis berenang, coba deh," ucap Chacha dan Juyeon menurut.

"Gimana? Segar 'kan?" tanya Chacha antusias dan Juyeon mengangguk sambil tersenyum. Segar sih, tapi menurut Juyeon ekspresi Chacha jauh lebih segar.

"Ini aku beli dua karena secinta itu aku sama signature drink mereka. Kalo yang matcha latte sana iced coffee jelly belum pernah coba sih tapi penasaran, makanya dibeli juga. Ok sekian, selamat makan," ucap Chacha lantas mereka pun makan.

"Kamu memang paling pintar ya cari makanan," ucap Juyeon, ia akui ayam yang Chacha beli enak, ia bahkan sudah habis dua piring nasi, perpaduan ayam yang gurih dengan nasi hangat sangatlah kombo.

"Iya dong," ucap Chacha penuh kebanggaan, suasana hati Chacha sekarang sangat senang. Satu bulan lebih bersama Juyeon membuat Chacha mulai berani menunjukkan nafsu makannya yang besar. Apalagi mereka sama-sama suka makan, jadi sama-sama menikmati deh. Acara makan siang ini berakhir menjadi mukbang, setelah makan Chacha lanjut dengan potato cheese bread yang coklat.

"Ya ampun enak banget, Abang coba deh." Entah saking bahagianya, Chacha bahkan sampai menyuapi Juyeon.

"Senang banget kayaknya."

"Hehehe iya, tapi tenang aja, aku nggak malu-maluin kok kalo dibawa keluar, buktinya berkali-kali fine dining aku fine-fine aja 'kan?" Chacha memang sangat pintar memposisikan diri dengan situasi dan tempat. Itu salah satu hal yang Juyeon suka dari perempuan itu, sangat profesional.

"You're doing great."

"Hehe maaci." Demi apa pun Chacha sangat bahagia sekarang. Simpel saja, ia sangat bahagia dengan semua makanan yang ia beli.

"Kamu nggak bosan beberapa minggu ini di rumah terus? Weekday kerja, weekend di rumah aja," tanya Juyeon tiba-tiba. Gimana ya, Chacha nggak bosan sih, tapi kalo diajak keluar juga dia ayo ayo aja.

"Abang mau keluar? Ya udah nggak papa."

"Abang nanya kamu, kamu nggak bosan di rumah terus? Mumpung malam minggu, nggak mau keluar gitu?" Eh? Ini ceritanya Juyeon ngajak Chacha malam mingguan? Weh, ini serius?

"Ya … aku mah hayuk-hayuk aja." Chacha auto mode salting diajak Juyeon gini. Ya gimana ya, ini pertama kalinya loh Chacha jalan sama cowok, mana cowok itu udah jadi suaminya lagi, kurang bahagia apa lagi coba. Ya walaupun Juyeon belum ada rasa sih sama Chacha.

"Ya udah, malam ini kita keluar yok, biar nggak stress di rumah terus." Ya ampun Chacha bahagia banget, tadi malam dia mimpi apa sih tiba-tiba gini? Apa makanan tadi enak banget sampe-sampe Juyeon pengen ngapresiasi Chacha dengan cara kayak gini. Bodo amat deh, pokoknya Chacha bahagia banget sekarang.

"Ok Bos," ucap Chacha full senyum.

Istri Bayaran || The Boyz Lee Juyeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang