Hari ini Estella bangun pukul 4 pagi. Mimpi masa lalunya yang kelam itu membuatnya tak dapat melanjutkan tidur tadi malam. Kenangan kenangan menyakitkan kembali merasuki ingatannya, membuat tangannya terkepal secara tak sadar.
"Nona"
Suara lembut itu memecah lamunan Estella, ia melirik ke sumber suara. Seorang wanita paruh baya yang menjadi kepala pelayan di kediaman ini tengah berdiri dengan membawa sebuah nampan berisi sarapan pagi.
Tak
Estella meletakkan cangkir kopinya dimeja, menimbulkan suara yang sedikit keras.
"Letakkan dimeja" ucap Estella kemudian mengalihkan pandangannya, kembali menatap hamparan tanaman luas dengan berbagai bunga yang menghiasi.
"Baik nona" ucap pelayan itu kemudian beranjak meletakkan nampan berisi sarapan itu ke meja yang telah Estella tunjuk.
"Nona, Tuan Putri Athena telah menunggu anda di bawah"
Estella hanya berdehem ringan, tidak berniat menjawab. Ia bukanlah orang yang ramah tamah, selama ini ia hanyalah orang yang kaku.
"Terimakasih"
Estella berucap sembari tersenyum tipis walaupun matanya memandang ke arah lain.
Pelayan itu sedikit tertegun melihat senyuman tipis gadis itu. Cantik sekali, batinnya.
"S-saya permisi, nona" ucap pelayan itu dengan sedikit kikuk, lantas beranjak dari sana.
"Hahh"
Helaan nafas lelah terdengar dari bibir Estella. Membosankan, batinnya. Ia pun beranjak mengambil makanan yang ada di nampan lalu memakannya dengan pikiran yang berkelana.
Apa aku punya misi di dunia ini? Aku ditakdirkan dengan normal tanpa kekurangan tidak seperti kehidupanku dulu. Lantas, aku harus apa?
Dahi Estella berkerut, jujur saja sebenarnya ia bukan tipe orang pemikir.
Tok tok
Suara ketukan pintu membuat aktivitas Estella terhenti, matanya melirik ke arah pintu. Kemudian ia meletakkan makanannya dimeja, lantas beranjak berjalan ke arah pintu kamarnya.
Ceklek
Deg
Atlas terdiam kaku dengan mata membulat sempurna. Bodoh! Seharusnya ia memanggil dari luar saja jika seperti ini, apa apaan pakaiannya itu!!
Estella memandang Atlas dengan alis yang terangkat satu. Ada apa?, begitulah arti tatapannya.
Atlas merapatkan bibirnya, telinganya memerah.
"T-tuan p-puteri memanggilmu!" Nada suaranya naik satu oktaf dari biasanya.
Estella terdiam sejenak, lantas menyeringai.
"Ada apa? Kau sengaja ingin melihatku hanya mengenakan pakaian tidur?" Estella berucap dengan nada mengejek.
Wajah Atlas semakin memerah. Sialan!
"M-maaf atas kelancangan saya!" Ucapnya langsung berbalik dan beranjak pergi meninggalkan Estella yang menggelengkan kepalanya.
"Dasar" ucap Estella sembari menutup pintu kamarnya.
***
Estella menggunakan gaun sederhana casual berwarna cokelat yang dipadukan dengan warna putih di bagian lengan. Rambutnya ia cepol sederhana dengan menyisakan anak rambut yang menyentuh wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
E s t e l l a
FantasyIni kisah Estella. Gadis dengan sejuta misteri. Hidup di dalam kekejaman dunia, penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Dimana kakinya melangkah, di sanalah terdapat kebencian. Hingga tibalah saat itu, saat dimana ia terbangun di tempat lain. Tempa...