Epilog

3K 93 2
                                    

Seorang gadis dengan surai emas berkilau dan gaun putih bersinar tampak berdiri di tepi danau. Matanya menatap kagum pada keindahan yang terpampang nyata di hadapannya.

Suara gemericik air dan kicauan burung terdengar merdu. Warna hijau dari beragam pepohonan yang menjulang tinggi terlihat begitu menyegarkan.

Semuanya tampak indah.

Sayap putihnya bergerak pelan seiring dengan tatapan berbinar di matanya. Senyum tipis terpatri di wajah cantiknya.

Ribuan abad telah berlalu. Segalanya kini benar-benar telah selesai. Semuanya telah berakhir.

Tak ada lagi peperangan.

Tak ada lagi kebohongan.

Tak ada lagi kebencian.

Tak ada lagi permainan takdir.

Semuanya benar-benar telah usai sejak ribuan tahun lalu.

Lama hanya berdiri sendirian saja, seorang gadis dengan surai dan gaun putih berkilau tampak mendekat pada gadis bersurai emas yang ada di tepi danau itu.

Dia Achelois. Dewi dari segala dewi dan dewa dari segala dewa.

Achelois berdiri di samping gadis dengan surai emas dan iris mata cokelat menawan itu sembari memandang danau di depannya yang terlihat begitu indah.

"Jadi? Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Achelois pada gadis di sampingnya.

Gadis itu tersenyum.

"Sudah ribuan tahun berlalu, tapi rasanya baru kemarin aku mengalaminya"

Achelois tersenyum, matanya masih memandang keindahan danau.

"Ya, aku tahu. Dan pada akhirnya kau tetap kembali kesini, bukan?"

Gadis itu mengangguk. "Terimakasih atas semuanya"

"Kau berhak mendapatkannya, Estella"

Estella tersenyum, beralih memandang Achelois yang ada di sampingnya.

"Aku pikir kelahiran spesial yang kau katakan waktu itu adalah kebohongan semata"

Achelois mengalihkan pandangan, memandang Estella dengan kening berkerut.

"Aku pikir waktu itu kau kembali membual, dan semuanya akan berakhir sama seperti sebelumnya. Ternyata semuanya di luar dugaanku"

Estella kembali memandang danau. Sayap putih di punggung nya bergerak pelan.

Achelois juga kembali mengalihkan pandangannya. "Yah, kau tahu aku tidak pernah berbohong"

Estella memutar bola matanya malas. "Yah, dan baru saja adalah kebohonganmu yang kesekian kalinya"

Achelois tertawa.

"Kau terlalu serius menanggapi sesuatu. Tidak berubah walaupun sudah ribuan tahun berlalu rupanya"

Estella mengendikkan bahu acuh. "Untuk apa aku berubah. Semuanya sudah usai"

Achelois mengangguk.

Estella jadi teringat sesuatu.

"Bagaimana dengan Erios? Maksudku adalah- Kekaisaran Erios yang ada di dunia manusia?"

Achelois mengerutkan kening, tampak mengingat sesuatu sejenak sebelum akhirnya menjawab.

"Masih ada. Kekaisaran Erios masih tetap ada di dunia manusia sana"

Estella mengerjapkan mata, memandang Achelois dengan pandangan bingung.

"Sepertinya aku ketinggalan suatu informasi, heh?"

Achelois terkekeh. "Ketelitianmu patut diacungi jempol"

E s t e l l aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang