11 - Achelois

6K 363 2
                                    

Estella memandang kosong ke arah tanaman tanaman bunga didepannya. Ia kini berada di taman Istana. Bunga bunga bermekaran sejauh mata memandang, membuat siapa saja betah saat menatapnya.

"Hahh"

Helaan nafas berat terdengar dari bibir merah Estella. Dahinya berkerut dalam, tanda ia sedang berpikir tentang suatu hal.

"Apa maksud surat itu?"

Ia menggigit bibir bawahnya, memutar otaknya agar segera mengingat sesuatu.

Beberapa jam ia berada ditaman, ditemani secangkir kopi dan selembar koran. Namun pikirannya melayang entah kemana.

"Hahh" lagi-lagi Estella menghela nafas beratnya, ia mencoba memecahkan teka teki surat yang ia dapatkan kemarin.

Brakk

Estella menggebrak meja ringan lantas menyugar surai emasnya. Ia mengatur nafasnya sejenak, mencoba menetralkan pikiran yang berkecambuk sedari tadi.

"Surat itu.... sebuah ancaman? Atau apa? Dan apa maksud perkataan pria itu?? Kejutan selanjutnya..?"

Estella menggigit kukunya, kebiasaannya saat sedang memikirkan sesuatu.

"Apa hubungannya semua ini?? Aku.. tidak mengerti.. Erios..Athena...Atlas....Artemis... semuanya membuat kepalaku sakit. Bagaimana bisa ada kebetulan? Atau memang takdir? Argghhhh!"

Estella mengacak rambutnya frustasi, beberapa kejutan yang ia dapatkan beberapa hari ini benar benar menguras otak dan tenaganya. Mencoba berpikir positif, tapi rasa rasanya mustahil jika di katakan sebagai kebetulan. Kebetulan? Hah ia bahkan ragu menyebut semua ini sebagai kebetulan semata.

"Ini bukan kebetulan. Achelois pasti merencanakan sesuatu. Mungkin....misi baruku? Apa yang harus aku dapatkan di dunia ini dan mungkin aku harus berhadapan dengan wajah dan nama yang sama dengan para dewa dewi di Erios pada masa lalu? Maybe....cukup masuk akal tetapi terlalu aneh jika dijabarkan..."

Tuk

Tuk

Tuk

Estella mengetuk jari jarinya ke meja ditengah keheningan taman. "Kemungkinan terakhir...semua ini adalah ilusi dari kehidupan laluku? Tunggu- apa aku sudah gila sehingga aku berhalusinasi? Atau mungkin semua ini mimpi belaka? Atau aku sebenarnya adalah orang dengan gangguan kejiwaan yang kini menetap di rumah sakit jiwa dan dunia ini adalah dunia buatanku sendiri? Maksudku-- ilusi semata?.... tidak.... semua ini terlalu rumit untuk menjadi sebuah ilusi"

"Hahh"

Lagi lagi terdengar helaan nafas berat dari bibir mungil Estella.

Aku bersamamu, Estella

Deg

Estella tersentak ketika mendengar suara itu. Suara merdu yang tak asing di telinganya-- suara Achelois!

Kau adalah pemeran utamanya, Estella

Estella bangkit dari duduknya, matanya menelisik seluruh taman namun nihil. Tak ada siapapun selain dirinya di taman itu, lantas dari mana suara itu berasal?

Estella

Estella berjalan perlahan menuju tengah taman, matanya bergulir menyisir seluruh inchi taman itu.

"Siapa?"

Estella

Deg

Estella memandang kaku ke ujung sana, tepat seorang wanita dengan gaun putih bersih berdiri memandangnya dengan senyuman lembut. Angin yang bertiup membuat beberapa anak rambutnya beterbangan.

Tubuhnya bersinarkan cahaya, membuat Estella harus memincingkan mata dan mengerjap beberapa kali guna menetralkan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

Ini adalah dunia mu, nikmatilah kebahagiaan dan selesaikan permasalahan. Kau adalah pemeran utama disetiap kehidupan, Estella.

Kau adalah ratunya, dan kau bebas melakukan apapun. Ini bukan tentang misi atau tujuan, tapi ini adalah tentang kebenaran. Kebenaran yang telah lama terkubur, dan berharap dapat terungkap kembali.

Kau adalah segalanya, kau adalah cahaya, kau adalah terang, kau adalah Estella. Estellanya Erios. Kau berhak bahagia dengan caramu, dan ini adalah kesempatanmu.

Aku ada dihatimu, bersamamu, dan akan terus menemanimu disetiap langkah kakimu menapak tanah. Raihlah kebahagiaanmu sendiri, aku menunggumu di Kerajaan Erios, Estella.....

Kau akan mengerti apa yang sebenarnya terjadi... tidak lama lagi, kau akan mengerti segalanya. Dan saat itu terjadi....

Achelois menggantungkan ucapannya, lantas tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Kau akan kembali menjadi Estella, mengambil hak, takhta, dan segala galanya milikmu.

Cahaya yang menyinari tubuh Achelois perlahan mulai bersinar, menenggelamkan seluruh tubuh wanita itu. Senyum senantiasa terpatri di wajahnya. Estella menatap kaku, apa maksudnya? Siapa dan kebahagiaan apa?

Aku bersamamu, Estella. Aku ada dihatimu dan akan selalu menemanimu disetiap langkah kehidupan.

Bersamaan dengan kalimat itu, cahaya itu bersinar semakin terang membuat Estella reflek menutup kedua matanya menggunakan tangan.

Beberapa menit ia menutup mata, dan ketika ia membuka matanya sosok itu telah menghilang. Meninggalkan Estella sendirian di taman kosong itu.

"Aku? Pemeran utamanya?"

Dahi Estella berkerut tajam, masih tidak mengerti dengan perkataan Achelois.

Setelah beberapa saat terdiam, sudut bibir Estella tertarik membentuk seringaian.

"Ya, aku adalah pemeran utamanya. Ini bukanlah tentang cinta dan kesetiaan, tapi ini adalah tentang kehidupan dan pengorbanan. Aku adalah pemeran utama disetiap langkah kehidupan, dan aku kembali menjadi pemeran utama untuk kesekian kalinya. Aku adalah aku. Dan aku akan menjadi aku di setiap kehidupan, bahkan seribu kali sekalipun."

Sudut bibirnya tertarik semakin ke atas, membentuk senyuman miring yang membuat nya terlihat mengerikan. Mata tajam yang penuh dengan ambisi. Kini ia mengerti mengapa ia kembali hidup, bukan untuk menjalankan misi, namun untuk menemukan misi sejauh kakinya melangkah. Menemukan kebahagiaannya, dan ia akan melakukan itu.

Kini ia mengerti, apa itu kesempatan dan kehidupan, bukan tentang kebencian dan kesengsaraan, bukan juga tentang keangkuhan dan kesombongan. Ini adalah hidupnya, dan ia yang akan mengatur segala miliknya tanpa terkecuali.

Estella tidak akan hidup untuk orang lain lagi. Ia akan hidup untuk dirinya sendiri, dan meraih kebahagiaannya.















To be continued

E s t e l l aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang