Estella terdiam sejenak, mencoba mencerna situasi yang tengah terjadi saat ini. Membulatkan kedua matanya, sontak ia bangkit dan hendak turun dari ranjang.
Athena melotot. "Jangan coba-coba turun dari ranjang! Kesehatanmu belum pulih sepenuhnya, Stella!"
Estella mengerjap kemudian beralih bersandar pada kepala ranjang, mengurungkan niatnya yang sebelumnya hendak turun dari ranjang dan menghampiri Selena di sana.
Ya, gadis di belakang Athena itu adalah Selena.
Selena sahabatnya.
Estella mengerutkan kening. Sebenarnya apa ini? Apakah ia masih bermimpi? Atau hanya halusinasi saja dan sebenarnya ia telah mati?
Athena hendak mengatakan sesuatu sebelum matanya kembali melotot ketika Estella dengan tiba-tiba menampar pipinya sendiri.
"Hei! Apa yang kau lakukan?!"
Estella mengerjap. Memandang Athena dan Selena yang berada agak jauh di sana dengan pandangan bingung.
"Selena? Dia- bagaimana bisa ada di sini? Apa aku masih berhalusinasi?"
Selena melangkah mendekat, kemudian berdiri di samping Athena.
Estella memandang dua sahabatnya bergantian dengan pandangan bingung dan linglung. Otaknya masih mencerna kejadian-kejadian yang ia alami. Terlalu sulit untuk dijabarkan.
"Apa yang terjadi?" tanya Estella bingung.
Athena tersenyum manis. "Terlalu panjang untuk diceritakan"
Estella mengerutkan kening, ia beralih menatap Selena dengan tatapan bertanya karena tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Athena.
Selena tersenyum. "Yang penting semuanya telah usai, Estella. Kau telah bebas. Aku telah bebas. Semuanya berakhir"
Estella mengerjapkan mata.
"Lalu Astaroth?"
Selena dan Athena saling berpandangan. Seolah mereka sedang berbicara hanya dengan tatapan mereka.
"Iblis itu sudah kembali ke tempatnya"
Estella menaikkan sebelah alisnya. "Ke tempatnya? Maksudmu Morana?"
Athena mengendikkan bahu acuh. "Kau pikir aku tahu dimana tempat iblis itu? Tentu saja aku pasti akan menjawab tidak. Lagipula itu bukan urusanku"
Estella masih tidak puas dengan jawaban Athena.
"Lalu kenapa aku masih hidup? Seharusnya aku telah mati, kan? Astaroth seharusnya sudah menghabisiku"
Estella bergidik ngeri ketika mengingat betapa bengisnya wajah Astaroth ketika iblis itu hendak memberikan serangan terakhir padanya waktu itu.
Padahal Estella pikir ia akan mati tepat setelah Astaroth memberikan serangan itu padanya. Tapi nyatanya ia masih hidup.
Diingat lagi, sepertinya ia terlalu gegabah karena langsung mengobarkan bendera perang pada Astaroth yang ujung-ujungnya ia tetap kalah.
"Semuanya sudah selesai?"
Estella mengerutkan kening, menatap Athena dan Selena dengan tatapan yang sulit diartikan.
Athena mengangguk. "Semuanya sudah selesai, Estella. Kau dan Selena sudah bebas dari jeratan iblis itu. Dan Astaroth- dia telah kembali ke tempatnya, tempat seharusnya ia berada, selamanya"
Selena pun mengangguk, membenarkan ucapan Athena. "Benar. Apapun yang terjadi, semuanya ini, segalanya telah usai. Dan- aku sangat berterimakasih padamu karena telah menyelamatkanku, Estella"
KAMU SEDANG MEMBACA
E s t e l l a
FantasyIni kisah Estella. Gadis dengan sejuta misteri. Hidup di dalam kekejaman dunia, penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Dimana kakinya melangkah, di sanalah terdapat kebencian. Hingga tibalah saat itu, saat dimana ia terbangun di tempat lain. Tempa...