25 - Bimbang

3.1K 189 9
                                    

Bimbang.

Bimbang adalah hal yang kini Estella rasakan. Apakah ia memang harus melawan para bayangan hitam itu untuk menyelamatkan akademi?

"Nak"

Panggilan itu membuyarkan lamunan Estella, lantas ia mengalihkan pandangan, memandang Nyonya Grace yang sedang menatapnya dengan tatapan memohon.

"Kau harus tahu segalanya nak"

"Tentang apa?" suara tenang Estella terdengar di tengah-tengah kegaduhan. Ia tetap tenang dan berusaha berpikir dengan kepala dingin walaupun kondisi akademi saat ini bisa dibilang sangat membutuhkan pertolongan.

"Tentang mu, duniamu, segalanya"

Estella tertegun. Tidak. Itu....suara Achelois? Estella mengerjapkan matanya beberapa kali, berharap ia hanya salah lihat.

Nyonya Grace, bagaimana mungkin berubah menjadi Achelois? Tubuh wanita yang disebut sebagai Kepala Akademi Berverly itu perlahan tapi pasti berubah menjadi sosok gadis cantik dengan balutan gaun putih bersih bersinar.

Estella melepaskan genggaman kedua tangannya dengan Nyonya Grace. Ia mengerjap beberapa kali guna memastikan hal diluar kepala itu.

"Kau?" tanya Estella dengan kening berkerut sembari berjalan mundur seiring tubuh Achelois yang berubah sepenuhnya menjadi sosok yang paling di agungkan di Kekaisaran Erios. Sosok Dewi Achelois sang pelindung Kekaisaran.

Achelois tampak tersenyum simpul menanggapi pertanyaan Estella. "Hai, sudah lama tidak berjumpa" ucapnya.

Wajah Estella seketika berubah menjadi datar ketika sapaan itu ditujukan untuknya. "Apa maumu dan apa semua ini?" tanya Estella.

"Akhir perjalananmu"

Estella hanya menaikkan satu alisnya, tanda tak paham. Bisakah sang dewi itu berbicara terus terang saja tanpa perumpamaan? Semuanya terasa semakin rumit sekarang.

"Akhir?"

Achelois mengangguk. "Bukan kah kau selalu bertanya pada dirimu sendiri sebenarnya apa yang telah terjadi padamu?"

Estella hanya terdiam mendengarkan, tak mengiyakan maupun menolak pernyataan yang sebenarnya memang benar itu. Ia selalu bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi padanya?

"Ini adalah saatnya kau mengetahui segalanya, segala galanya yang menjadi alasanmu berada di dunia manusia bahkan setelah ribuan tahun kau mati"

Estella masih setia terdiam mendengarkan. Wajahnya hanya menampilkan raut datar bercampur bingung.

CLING

CLANG

CLING

CTASHH

Suara pedang berdenting mengalihkan fokus Estella. Ia kembali memperhatikan sekitarnya. Para murid tidak peduli laki-laki maupun perempuan sekarang tengah beradu kekuatan dengan para bayangan hitam itu.

Teriakan-teriakan kesakitan memenuhi ruangan. Darah berwarna merah kental menghiasi ruang aula, bau anyir tercium dimana-mana, membuat Estella bergidik ngeri.

Tapi Estella menyadari suatu hal. Mereka semua tidak melihat Achelois. Bahkan walaupun tubuh Achelois bersinar memancarkan cahaya terang, tidak ada satupun diantara mereka semua yang menoleh ke arahnya dan Achelois sekarang.

Apakah hanya ia yang dapat melihat sosok Achelois yang kini berada didepan matanya?

"Dengar"

Suara lembut Achelois kembali membuat fokus Estella teralihkan. Ia mengulum bibir merasa bimbang tentang apa yang harus ia lakukan sekarang.

E s t e l l aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang