45 - Alasan

1.8K 115 2
                                    

"Kau-"

"Mati"

Estella meneguk ludahnya sembari mengepalkan tangan.

Apa katanya tadi? Mati? Dia ingin Estella mati?

"Seharusnya-"

Astaroth memandang Estella dengan tajam. Aura di sekeliling tiba-tiba saja menjadi lebih suram, lebih dingin, dan lebih mencekam dari sebelumnya.

Membuat Estella reflek mengusap lengannya yang tiba-tiba saja ikut merinding.

"Seharusnya kau mati. Musnah. Menghilang dari dunia ini. Seharusnya kau pergi sejauh-jauhnya dari sini"

Estella mengulum bibirnya.

"Seharusnya kau tidak pernah ada"

"Dewi Bintang Erios, heh?"

Astaroth terkekeh sumbang.

"Kau tidak pantas menyandang gelar itu"

Estella semakin mengepalkan tangannya, meremas gaun yang tengah ia kenakan.

"Kau? Sang Bintang Erios? Dewi?"

Asteroth berdecih sinis, masih setia memandang Estella dengan tatapan tajam yang rasa-rasanya dapat melubangi kepala Estella saat itu juga.

Sementara Selena dan Kaisar Felipe yang juga masih berada di sana pun hanya bisa menyimak. Tak mampu berbuat lebih karena bahkan sampai saat ini kedua tangan bahkan kaki mereka masih di rantai.

"Dewi mana yang dengan seenak jidat mengusir dewi lainnya dari Erios?"

Estella mengerjap, tak paham.

Astaroth menaikkan sebelah alisnya.

"Oh. Tak paham? Haruskah ku perjelas?"

Estella masih terdiam.

"Masih ingat Aurora?"

Estella terkesiap.

Aurora? Aurora? Siapa Aurora?

Dahi Estella berkerut dalam. Mencoba mengulik dalam ingatannya siapa itu Aurora.

"Dewi Aurora? Sang Dewi Fajar Erios?"

Astaroth menyeringai.

"Tepat"

Estella mengerutkan kening. Memang apa yang terjadi pada Dewi Aurora?

Aurora adalah Dewi Fajar Erios. Senyumnya secantik mentari di pagi hari, menghantarkan siapapun dalam kebahagiaan hanya dengan melihat senyuman manisnya saja.

Dewi yang dijuluki si pembawa kebahagiaan. Dewi paling ceria di Erios. Mampu membuat siapa saja tersenyum dan tertawa hanya dengan kelakuannya.

Aurora adalah Dewi yang sempurna. Siapa pun ingin menjadi temannya, diliputi kebahagiaan dan keceriaan ketika bersamanya.

Tapi itu dulu. Sebelum kelakuan tidak terpuji Aurora ketahuan.

Aurora, Sang Dewi Fajar Erios, dengan diam-diam menjalin kasih dengan iblis, musuh dari para dewa dan dewi. Bertemu dan memadu kasih dengan iblis atas dasar cinta.

Melanggar sumpahnya sendiri, sumpah yang wajib diucapkan para dewa dan dewi. Bahwa selama mereka masih menjadi bagian dari Erios, mereka tidak akan pernah menjalin hubungan apapun dengan para iblis yang notabenenya adalah musuh mereka.

Aurora melanggarnya. Membuat semua dewa dan dewi di Erios kecewa padanya.

Aurora di benci. Aurora di gunjing. Aurora dicaci maki.

E s t e l l aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang