LEPAS!
LEPAS!
LEPAS!!
ARGHHH!!
Baiklah. Kali ini Estella tidak bercanda, sungguh ia merasa muak berada ditempat ini, lagi. Ayolah, kenapa mimpi ini selalu kembali padanya??
Ya, Estella tidak bodoh. Ia mengerti dan sangat mengerti bahwa apa yang ia alami sekarang adalah sebuah mimpi, namun ia seolah tidak dapat mengendalikan pikiran dan tubuhnya sendiri.
Ia seperti di setting untuk tetap berada di mimpi ini entah sampai kapan. Mungkin sampai dirinya ditarik dengan paksa dan dihempaskan ke tanah dengan keras seperti waktu itu.
TIDAK!
SAKIT!
HIKS
Estella menoleh ke sumber suara, ah itu gadis yang kemarin. Tangan dan kakinya dirantai dengan besi persis seperti waktu itu. Rambut perak-putihnya menjuntai ke bawah menutupi wajah. Luka-luka ditubuhnya terlihat kontras dengan kulit putih gadis itu.
Estella jadi merasa iba. Apakah gadis itu membutuhkan pertolongan? Sehingga berkali kali ia mendapatkan mimpi yang sama seperti ini? Apakah mimpi ini adalah sebuah pertanda agar ia menolong gadis itu?
LEPAS!!
LEPASKAN AKU!!
BRENGSEK!!
Deg
Selena?
Tidak. Estella tidak mungkin salah lihat, gadis itu, gadis yang sedang berteriak dan menangis, gadis yang sedang dirantai dengan besi, dan gadis yang tampak kacau dengan luka-luka ditubuhnya, gadis itu adalah Selena.
Selena de Erios. Sahabat Estella yang telah mengkhianati dan memfitnah Estella, membuat ia dihukum oleh Achelois di dunia manusia.
Selena----
BRAKK
Estella membuka matanya dengan nafas yang tidak beraturan. Lagi-lagi mimpi itu? Tidak, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah-
"Selena" gumam Estella lirih. Kemudian ia bangkit dan bersandar di ranjang. Tangannya terulur mengusap kasar wajahnya.
"Selena" gumam Estella lagi.
Apa maksud mimpi itu? Ada apa dengan Selena? Dan kenapa Selena dirantai? Apa yang terjadi?
Bohong kalau Estella tidak merasa khawatir. Walaupun Selena telah mengkhianati dan memfitnahnya, walaupun ia telah mengatakan ribuan kali jika ia membenci mantan sahabat nya itu, namun tetap saja ia merasa khawatir.
"Apakah Selena baik-baik saja? Kenapa mimpi itu selalu mendatangiku? Apakah ada sebuah pertanda?" Estella memijit pangkal hidungnya pelan.
Semua ini agak tidak masuk akal, sulit ditebak dan masih penuh dengan misteri.
"STELLA!!"
Estella menoleh ke arah pintu, Athena datang dengan sebuah bunga dandelion di tangannya.
Selama beberapa hari ini setelah insiden penyerangan kedua waktu itu, Athena telah resmi menjadi bagian dari Akademi Beverly. Ia telah mendaftarkan diri untuk menempuh pendidikan di Akademi Beverly dan Nyonya Grace sang kepala akademi telah menyetujuinya walaupun Athena mendaftar sudah telat dari tanggal pendaftaran yang telah ditetapkan.
Dan selama beberapa hari itu pula Athena berada satu kamar dengannya dan Rean. Mengingat bangunan di kiri Akademi yang belum selesai dibangun dan tidak tersisa kamar lagi untuk murid baru.
Berakhirlah Athena menjadi teman kamarnya dan Rean, pihak akademi menambahkan satu ranjang lagi untuk ditempatkan di kamar Estella sebagai tempat tidur Athena.
"Lihat Stella! Aku memetik bunga ini di taman belakang akademi!" Athena berucap sembari memperlihatkan bunga dandelion yang ia genggam pada Estella.
"Bunga dandelion?"
"Kau tahu nama bunga ini?"
Estella mengangguk. "Namanya bunga dandelion"
"Woah namanya sangat indah! Ku rasa aku akan menjadikan bunga ini sebagai bunga favoritku!"
"Lihat bukan kah bunga ini sangat indah? Apa namanya? Oh aku tahu! Bunga dandelion! Aku akan menjadikannya bunga favoritku mulai sekarang!"
Estella menggelengkan kepala ketika suara Selena seakan berputar diotaknya. Kenapa ia jadi mengingat Selena? Dulu Selena sangat menyukai bunga dandelion, bahkan tak jarang ia memetik bunga dandelion di taman Erios.
"Stella? Kau baik-baik saja? Kenapa menggelengkan kepala?"
Estella tersadar dari lamunannya, lantas ia mengalihkan pandangan menatap Athena yang kini memandangnya dengan tatapan bingung.
"Tidak ada"
Athena mengangguk. "Kapan kira-kira kita akan mulai latihan? Aku sangat tidak sabar untuk latihan memanah dan berpedang!"
"Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya masih agak lama. Banyak bagian akademi yang roboh dan rusak karena dua kali penyerangan kemarin"
Athena kembali mengangguk. "Kau benar"
"Bagaimana dengan Kaisar Felipe?" tanya Estella mengalihkan topik.
Dapat Estella lihat Athena melipat bibirnya. Keheningan terjadi beberapa waktu sebelum akhirnya Athena menjawab.
"Dalam pencarian, prajurit Istana masih mencoba mencari ayah, namun sampai sekarang belum ada kabar" jelas Athena, wajahnya berubah menjadi sendu dalam sesaat.
Estella mengangguk, matanya menatap penuh selidik ke arah Athena. "Semoga Kaisar Felipe segera ditemukan. Rakyat Erios tidak ada apa-apanya tanpa seorang pemimpin"
Athena mengangguk, mengulas senyum samar yang terlihat terpaksa dimata Estella.
"Mau jalan-jalan?" tawar Athena mengalihkan pembicaraan.
Estella menaikkan satu alisnya. "Bukan kah di akademi tidak boleh keluar kecuali libur?"
Athena menyengir. "Oh ayolah, aku tidak berkata jika kita membolos. Sebenarnya aku diberi perintah oleh kepala akademi untuk mencari ah apa namanya- bunga- bunga rosella? Aku tidak ingat namanya. Ah pokoknya itu, aku diminta untuk memetiknya diperbukitan sebelah selatan kekaisaran"
Estella mengangguk. "Jadi, kau menawarkan aku untuk ikut menemanimu?"
Athena menyengir lagi. "Tentu saja! Ku dengar daerah selatan terkenal karena kemistisan nya. Jadi ku pikir mengajak seorang teman bukan lah ide yang buruk"
Estella mendengus. "Konyol"
Mata Athena menyipit. "Hei, aku sering mendengar ceritanya, tahu!"
Estella menghela nafas pelan. "Baiklah. Kita jadi berangkat?" tanya Estella menaikkan sebelah alisnya.
Athena mengangguk semangat. "Kau bersiaplah dulu, ngomong-ngomong kita akan berkuda. Bukan kereta kuda"
Estella mengerutkan kening, tampak berpikir sebentar kemudian mengangguk setelah mengamati jika Athena menggunakan pakaian yang sederhana dipadukan celana panjang untuk bawahannya.
"Ya" singkat Estella.
Athena tersenyum senang. Ia memang diminta Nyonya Grace untuk mengambil Bunga Rosella diperbukitan bagian selatan Kekaisaran Erios.
Benar. Niat awalnya memang itu, sebelum niat lain tiba-tiba muncul dibenaknya dan berakhir mengajak Estella untuk ikut berpetualang bersamanya.
"Daerah selatan, ya?" Gumam Athena lirih sembari melirik Estella yang kini telah beranjak masuk ke kamar mandi setelah memilih pakaian dilemari.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
E s t e l l a
FantasiaIni kisah Estella. Gadis dengan sejuta misteri. Hidup di dalam kekejaman dunia, penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Dimana kakinya melangkah, di sanalah terdapat kebencian. Hingga tibalah saat itu, saat dimana ia terbangun di tempat lain. Tempa...