TIDAK
TIDAK
LEPAS!
LEPASKAN!!
Suara-suara itu terdengar ditelinga Estella. Semakin lama semakin keras, hingga Estella tahu jika suara itu bukan hanya suara, tapi teriakan. Seperti teriakan seorang- gadis?
Estella mencoba membuka matanya, gelap. Hanya ada kegelapan ketika ia membuka mata.
Maniknya bergulir ke kanan dan kiri, mencari sumber cahaya yang ada disekelilingnya namun nihil, tidak ada satupun sumber cahaya yang ia temukan.
LEPAS!
LEPAS!
LEPASKAN AKU!
Teriakan-teriakan itu kembali terdengar ditelinga Estella, membuatnya beranjak bangkit dari posisi awalnya tadi yang ternyata duduk dilantai- lantai atau tanah?
Estella membenarkan dan membersihkan gaunnya yang ternyata sudah kotor. Ia bisa merasakan debu dan tanah yang terdapat pada gaunnya.
LEPAS!
Teriakan itu kembali terdengar. Estella mulai melangkah maju perlahan-lahan. Tangannya terulur untuk menggapai apa saja yang ada didepannya, tapi lagi-lagi nihil. Tidak ada satupun barang atau benda disekitarnya.
Sebenarnya ia berada dimana? Bukan kah terakhir kali ia berada di aula dan bertarung dengan para bayangan hitam? Mengapa tiba-tiba ia berada disini? Tempat apa ini? Ruangan kosong hampa tanpa cahaya?
SAKIT!
TIDAK!!
SAKIT!
LEPASKAN!
Estella terus melangkah maju mengandalkan indra pendengarannya. Mendekat ke arah suara teriakan itu berasal. Tangannya tetap terulur untuk menemukan apa saja yang ada disekelilingnya untuk dijadikan sebagai patokan jalan.
Estella tetap berjalan mengikuti arah suara teriakan itu walaupun ia berjalan dengan perlahan-lahan akibat minimnya pencahayaan.
Ah itu cahaya! Sepertinya.
Estella tidak lagi mencoba menggapai benda disekitarnya, kini ia fokus pada setitik cahaya yang ada diujung sana. Seolah menariknya untuk mendekat ke arah cahaya itu.
Estella mempercepat langkah menuju cahaya kuning keemasan itu hingga lagi-lagi suara teriakan seorang gadis menginterupsi telinganya.
TOLONG!
LEPAS!!
SAKIT!
HIKS
Sekarang ia mendengar tangisan seorang gadis. Apakah gadis yang sama dengan gadis yang berteriak tadi?
Estella tidak peduli, ia tetap berjalan menuju cahaya itu, sedikit lagi, tangannya terangkat hendak menyentuh cahaya itu sebelum tubuhnya tiba-tiba dihempaskan ke tanah dengan amat keras.
"ESTELLA!"
Estella membuka matanya dengan nafas tersengal-sengal. Keringat mengalir deras di dahinya. Jiwanya seakan ditarik paksa dan dihempaskan dengan amat keras begitu saja. Maniknya bergulir ke kanan ke kiri dan mendapati teman sekamarnya tengah berada disampingnya dengan wajah tak terbaca.
"Kau mimpi buruk?" Rean dengan sigap membantu Estella untuk bangkit dan bersandar di ranjang.
Estella hanya diam tanpa mau menanggapi pertanyaan teman sekamarnya itu. Ia masih menetralkan nafasnya yang tadi hampir tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
E s t e l l a
FantasyIni kisah Estella. Gadis dengan sejuta misteri. Hidup di dalam kekejaman dunia, penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Dimana kakinya melangkah, di sanalah terdapat kebencian. Hingga tibalah saat itu, saat dimana ia terbangun di tempat lain. Tempa...