14. RUMAH AKU, YA KAMU.

3.3K 301 13
                                    

"Kalau lagi capek, pulangnya ke aku ya. Aku selalu ada untuk kamu." - Nabila Taqiyyah.


"Rumah aku ya kamu, kamu bilang sekarang dan selamanya kamu bisa jadi tempat aku pulang." - Nyoman Paul Fernando Aro.


Paul yang tadinya masih nyaman dengan posisi tidur diatas kasur empuknya memainkan ponsel sejak 2 jam yang lalu, pagi ini tidak ada jadwal apapun, oleh karena itu ia memilih untuk istirahat. Kapan lagi bisa menikmati pagi tanpa harus buru-buru ke studio bersama band-nya untuk latihan.

Tenggelam di aplikasi tiktok membuatnya melupakan hal lainnya, termasuk kabar Nabila yang saat ini sedang 'me time'. Entah apa yang mmebuatnya menutup aplikasi tiktok untuk beranjak pada twitter, padahal video yang sedang masuk diberandanya semuanya menyenangkan dan membuatnya ingin menonton, lagi dan lagi.

 Entah apa yang mmebuatnya menutup aplikasi tiktok untuk beranjak pada twitter, padahal video yang sedang masuk diberandanya semuanya menyenangkan dan membuatnya ingin menonton, lagi dan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat postingan Nabila membuatnya sontak terbangun, jari tangannya dengan lincah mencari kontak Nabila dan segera menghubungi Perempuan itu.

Melihat pesannya tidak mendapatkan balasan dari Nabila, Paul segera mengambil kunci mobilnya dan memakai jaket yang semula tergantung dibelakang pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat pesannya tidak mendapatkan balasan dari Nabila, Paul segera mengambil kunci mobilnya dan memakai jaket yang semula tergantung dibelakang pintu kamarnya. Ia berlari keluar, agar segera sampai pada basement tempatnya menyimpan mobil.

Mobil Paul melaju kencang, tanpa perlu menanyakan di mana Nabila saat ini, ia sangat yakin bahwa Nabila sedang ada di PIM, Perempuan itu kerap kali ke sana untuk menenangkan pikirannya, katanya tidak perlu pantai atau gunung, sekedar melihat-lihat pakaian yang terpajang di setiap etalase, boneka-boneka dan lainnya saja sudah membuatnya tenang. Sesederhana itu untuk membuat Nabila bahagia.

Seperti tahu bahwa ia sedang dalam keadaan urgent, jalanan Jakarta mendadak tidak seramai biasanya. Oh, atau memang waktunya istirahat karena waktu menunjukkan hampir jam 12 siang, yang artinya kebanyakan dari mereka akan segera istirahat dari akitivitas untuk makan dan sholat bagi yang menjalankan.

Paul memarkirkan mobilnya, ia sudah menyiapkan tenaga untuk mengelilingi PIM hanya untuk mencari perempuan dengan tinggi yang hanya sebahunya.

Sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam pusat perbelanjaan ini, Paul mencoba beberapa kali menghubungi Nabila namun tidak ada jawaban. Paul memasuki satu persatu store langganan Nabila, tapi nihil tidak ada tanda-tanda keberadaanya Perempuan itu disini.

INFINITY LOVE [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang