21. YOU'RE WASTING MY TIME.

2.3K 147 8
                                    


Pagi ini, dimeja makan Abi membuat perjanjian dengan Nabila untuk memenani putrinya pergi berbelanja. Katanya ada hal yang mau ia beli, entah apa itu, yang jelas Nabila merengek minta ditemeni. Mamanya tentu tidak bisa mengantarnya, ia harus mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus adik kesayangannya, Gaza Anendra.

"Abi, beneran ya anteri kakak. Abi udah janji loh tadi." Ini sudah ketiga kalinya Nabila mengingatkan hal ini pada Abinya yang sedang sibuk dengan laptop. Hari ini Abinya tidak ke kantor, katanya hanya ada meeting dengan client luar negeri, biasanya meeting online akan dilakukan di rumah saja.

Seperti itulah cara Abi membagi waktunya dengan pekerjaan dan keluarga. Meskipun tidak benar-benar menghabiskan waktu bersama keluarga, setidaknya ia berada di rumah, melihat anak dan istrinya yang juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Iya kak, tapi ayah meeting dulu bentar sama client Abi. Meetingnya pagi ini."

Nabila cemberut, melipat kedua tangannya ke depan dada, bibirnya juga maju beberapa sentimeter.

"Kenapa cemberut?" tanya Mama.

"Gak tau," ketus Nabila.

Mamanya masih menyuapi Gaza makan. Mereka masih diruang makan, hanya saja sehabis makan abi berpindah ke ruang tengah untuk kembali dengan pekerjaannya. Ruang makan dengan ruang keluarga tidak terbatas tembok, sehingga ayahnya masih dalam pandangan mereka.

"Abi, anaknya minta apa tadi?" Tidak ingin anaknya berlarut dalam kesedihan, Mama bertanya pada Abi.

"Minta dianterin belanja, Abi udah bilang nanti abis meeting Ma."

"Kak, katanya Abi udah bilang habis meeting keluarnya."

Nabila mengambil ponselnya, membuka buka aplikasi apa saja yang penting terlihat sibuk.

"Kak?" panggil Mama.

"Iya, nanti," ketus Nabila.

Pasti ada hal yang membuat Nabila kesal, yang jelas ini tidak bersangkutan dengan janji yang sudah Nabila dan Abi sepakati bersama. Lantas apa yang membuat anaknya masih saja cemberut?

"Masih pagi mukanya udah masem gitu, kenapa kak?" tanya Mama, "Masakan mama gak enak?"

Nabila yang semula sok sibuk dengan ponsel kini beralih menatap Mama penuh heran. Kenapa Mamanya berpikir seperti itu? Padahal jelas masakannya sangat enak.

"Enak, siapa bilang gak enak?"

"Terus kenapa cemberut gitu? Abi juga udah janji mau nemenin tapi habis meeting kan?" masih mencoba mencari tahu apa yang membuat Nabila kesal dipagi hari. "Atau ada masalah sama Paul?"

Nabila menggeleng. Bukan itu masalahnya, tapi sikap cuek Abi yang membuatnya kepikiran, apakah ia salah meminta Abi yang sibuk untuk menemaninya belanja? Apakah ia harus melakukannya sendiri saja? Jika iya, akan ia lakukan. Tapi pasti Abi juga tidak mungkin akan mengizinkannya.

"Abi kalau gak Ikhlas nganter kakak, gak usah gapapa." Nabila menyimpulkan.

Abi yang berada di sofa keluarga melihat ke arah meja makan, memperhatikan anak gadisnya yang murung. "Kenapa bilang gitu?"

"Abi pasti sibuk." Lagi-lagi Nabila menyimpulkan tanpa tau sebenarnya.

"Kalau di tanya Abi sibuk atau tidak, jawabannya jelas sibuk Kak. Tapi, semua ada jadwalnya, kalau lagi meeting ya sibuk, kalau tidak ya Abi bakalan spending time with family. Makanya tadi Abi gak bisa nemenin sekarang karena lagi ada kerjaan, kalau Abi bilang nanti, artinya Abi bisa."

INFINITY LOVE [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang