Ponsel Nabila berdering untuk kesekian kalinya pagi ini, cahaya dari mentari pagi berhasil menembus jendela kamarnya. Matanya sedikit silau, dan dipaksa untuk terbuka oleh sinar mentari dan juga dering pada ponselnya. Gumamnya sebal, tidur sedang nyenyak-nyenyaknya tapi harus dipaksa bangun, dan Nabila tidak suka akan hal itu.
Tenyata benar kata Paul semalam ketika meminta untuk mengakhiri panggilan, katanya meskipun malam tidak mengantuk, tapi paksakan tidur karena pagi akan membuat kita merindukan tidur. Dengan nyawa yang baru saja terkumpul, Nabila mengambil ponsel pada nakasnya, matanya mendadak membulat.
10 panggilan tak terjawab dari Powl.
Bagaimana bisa tidurnya senyenyak itu sampai panggilan ini tidak didengarkan sama sekali. Dan sialnya, tidak hanya itu. Pesan masuk tepat semenit kemudian.
Powl
Nabila, aku udah di depan rumah kamu.
Aku telpon gak bangun-bangun, jadi aku otw aja
Kamu udah bangun belum?
Aku masuk aja ya kalau belum, nanti aku minta tolong Abi buat bangunin kamu
Lain kali kalau disuruh tidur, tidur. Jangan bandel
POWL!!!
Huaa aku baru bangun
Bentar, yaaa....
Kamu masuk aja, getok pintunya paling nanti dibukain abi atau mama
Aku cuci muka dulu bentar
Jangan buru-buru, aku gak akan ninggalin kamu
Iya.....
Pukul setengah tujuh pagi, Paul sudah berada di rumah perempuan-nya. Paul rela mencuri jam tidurnya yang belum genap 8 jam hanya untuk menepati janjinya makan bubur bersama Nabila. Perempuan yang sudah mati-matian ia perjuangkan, tidak mau ia kecewakan.
Di sini, diruang tamu ini Paul juga dengan tegasnya meminta izin pada ayah Nabila untuk mengajaknya sarapan bubur langganan Paul yang berada tidak jauh dari rumah Nabila. Jika kalian bertanya kenapa, alasannya karena Paul yang terlalu sering datang ke daerah perumahan Nabila membuatnya mengetahui banyak hal tentang daerah ini, bahkan melebihi Nabila. Oleh karena itu, Paul sekalian mengambil kesempatan emas itu untuk menjadi pahlawan kesiangan sebagai sumber informasi ke Nabila.
Seperti beberapa hari sebelumnya, Paul mengenalkan penjual es podeng yang biasanya mangkal di taman perumahan Nabila, ada juga cilor yang rasanya tidak begitu enak tapi penjualnya baik, saat pertama kali Paul membeli cilornya, penjualnya menceritakan perjalanan hidupnya dari Palembang yang merantau ke Jakarta dari tahun 90-an, usai mendengarkan itu semua Paul diberikan gratis 1 tusuk, lumayan kan hahahaha. Dan berbagai penjual jajanan lainnya. Sebenarnya Paul tidak suka manis, tidak suka nyemil apalagi jajan seperti itu. Tapi, demi Nabila yang senang setiap mendapatkan rekomendasi baru jajan kaki lima, Paul terus melakukan itu. Melihat bagaimana reaksi Nabila setiap mencicipi jajan yang Paul rekomendasikan membuatnya juga bahagia. Karena sekali lagi, kebahagiaan Nabila adalah kebahagiaan Paul.
"Nanti Nabila ada GR sama Rony dan Salma, nak Paul udah tau?" tanya Abi, basa basi sambil menunggu putri kecilnya bersiap-siap. Kenapa basi-basi? Karena rasanya tidak mungkin Paul tidak mengetahui jadwal anaknya, karena seperti seorang detektif, 'pemuda dengan tinggi 180cm, kulit putih bersih mengikut gen dari ayahnya yang berkewarganegaraan Swedia, ia tahu banyak hal terlebih tentang anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE [OPEN PO]
FanfictionINI FIKSI!!! Cerita ini dihadirkan karena banyaknya permintaan dari pembaca AU saya di tiktok @Bobayellow Ini adalah sebuah cerita fiksi dengan pemeran utama Paul dan Nabila, apabila ada kesamaan pada cerita, mungkin itu manifesting atau beberapa p...