Malam ini bulan seperti sedang menemani Nabila yang dipeluk erat oleh kesendirian. Bintang yang biasanya menewani bulan tidak menampakkan dirinya, seperti halnya teman-teman Nabila, pun laki-laki kesayangannya. Paul.Nabila benci suasana dimana ia harus merasa kesepian saat ia punya banyak orang di hidupnya. Dia berdecak kesal, kenapa malam ini semua orang mendadak sibuk secara bersamaan.
Termasuk orang tuanya yang tiba-tiba pergi ke luar kota. Katanya ada urusan pekerjaan Abinya, sedangkan Mama Nabila yang tidak biasa ikut bepergian mendadak sebaliknya semenjak Nabila memutuskan untuk tinggal di apartment.
Keputusan untuk tinggal di apartment sendirian bukanlah hal yang instant didapatkan. Mulai dari menguatkan niat dan tekad, tentu saja yang terpenting adalah izin orang tua terutama mamanya yang sangat amat sulit di dapatkan.
Tapi, layaknya batu yang terus dijatuhi hujan, akhirnya batu itu terkikis juga. Butuh beberapa kali percobaan sampai akhirnya izin Mamanya ia dapatkan.
Jendela kamar Nabila yang mengarah pada balkon sengaja ia buka, meninggalkan angin yang menghembuskan dirinya dengan bebas. Dalam kesunyian ini, sesekali Nabila merutuki dirinya yang memutuskan tinggal sendirian. Padahal rumah orang tuanya tidak jauh dari sini.
“Coba aja di rumah, kalau bingung kan bisa main sama adek.”
“Mama kenapa ikut ke luar kota sih, kan bisa nginep di sini sama aku.”
“Anggis sama kak Salma kenapa mendadak barengan gitu sih ada job nya?”
“Paul juga, dari pagi gak ada kabar.”
Banyak sekali penyesalan dan kekesalan yang Nabila rasakan. Bersama perasaan yang belum memudar itu, ia mencoba mengambil gitar yang didominasi dengan warna pink bercampur putih di sudut kamarnya. Memetik senarnya yang menciptakan alunan musik yang indah sekali.
Skill bermain gitar Nabila tidak bisa dikatakan sempurna. Bahkan ia hanyalah seorang pemula di dunia gitar, tapi setiap kali ia memainkannya, semua orang hanyut pada petikan gitar yang ia mainkan. Pernah ada satu momen di mana Nabila bermain gitar ketika sedang break latihan, tanpa sepengetahuannya semua anggota band memfokuskan kedua mata mereka melihat jari lentik itu naik turun di atas senar.
Setelahnya, semua orang memuji habis-habisan. Mengatakan bahwa Nabila memiliki potensi yang sangat besar di seni musik dengan umurnya yang masih belasan tahun.
Sudah 2 jam berlalu kegiatan ‘gak ngapa-ngapain’ itu Nabila lakukan. Semakin malam pikirannya semakin terlalu banyak memikirkan hal-hal yang gak seharusnya dipikirkan.
Nabila memikirkan sedang apa pacarnya saat ini. Laki-laki bertumbuh tinggi yang tetap terlihat ganteng dan segar sekalipun jarang mandi itu tidak menghubungi lagi. Padahal terakhir mereka komunikasi semalam. Artinya sudah lebih 24 jam lamanya ia tidak mendapatkan kabar.
Kecuali kabar dari cuplikan insta story manager ataupun Instagram fanbasenya.
Selain Nabila, fanbase yang pacarnya punya cukup marak dibahas di kalangan anak muda. Suara khas yang Paul miliki menjadi daya tarik bagi siapa saja yang mendengarnya. Dan faktanya gak sedikit juga ibu-ibu suka pada Paul.
Jangankan ibu-ibu, Nabila saja yang awalnya tidak peduli pada akhirnya luluh juga. Selain karena suara dan parasnya yang menawan, kegigihan Paul untuk mendapatkan perhatian dari Nabila menjadi point utama kenapa Nabila pada akhirnya memutuskan untuk membuka hati padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE [OPEN PO]
Hayran KurguINI FIKSI!!! Cerita ini dihadirkan karena banyaknya permintaan dari pembaca AU saya di tiktok @Bobayellow Ini adalah sebuah cerita fiksi dengan pemeran utama Paul dan Nabila, apabila ada kesamaan pada cerita, mungkin itu manifesting atau beberapa p...