8. AKU CEMBURU NAB, KAMU TAU KAN?

4.3K 365 21
                                    


Berhari-hari sibuk dengan kegiatan masing-masing, akhirnya hari ini Anggis dan Nabila memutuskan untuk berkumpul lagi. Karena bagi Nabila tempat pulangnya bukan hanya Paul, tapi Anggis juga. Secapek apapun jika bertemu semua lelahnya akan hilang, canda tawa yang tercipta dari pertemuan mereka membuat keduanya sama-sama mengisi energi yang telah habis selama seminggu ini.

Anggis sangat bersyukur, akan kehadiran Nabila. Ia tidak lagi merasa kesepian di kota yang tidak pernah tidur ini, meskipun jadwalnya dengan Nabila selalu tabrakan yang menyebabkan keduanya jarang bertemu tetapi dapat dipastikan dalam seminggu pasti mereka meluangkan waktu untuk berkumpul.

Sebenarnya malam ini tidak hanya ada Nabila yang datang ke apartment Anggis, melainkan Edo juga. Iya Edo, kalian tidak salah. Kerap kali dipanggil 'sang Edo' oleh orang sekitarnya karena sering menyanyikan lagu sang Dewi. Kalian juga tidak salah, Edo yang dimaksud di sini memang Edo musuh bebuyutan Paul sejak memasuki pertengahan kompetisi.

Tidak benar-benar bebuyutan hingga tonjok-tonjokkan apalagi sampai one by one di atas ring. Tetapi, keduanya memang sering adu mulut untuk beberapa hal, entahlah hingga kini juga masih menjadi misteri kenapa Paul begitu sensi dengan Edo. Padahal semasa karantina mereka satu kamar, lalu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?

"Kak Anggis aku udah di jalan, ada bahan yang masih kurang gak?" tanya Nabila pada telponnya. Malam ini Nabila diantar oleh Abi, ia sengaja menghubungi sahabatnya itu sebelum sampai agar jika ada yang perlu dibeli Nabila bisa melakukannya.

"Gak ada, Nabila. Udah aku siapin semuanya tadi."

Agenda meraka malam ini adalah memasak sembari mengeluarkan keluh kesahnya selama seminggu ini. Terlebih besok Anggis akan meninggalkannya ke Bali terlebih dahulu. Deep talk juga sudah menjadi rutinitas yang Nabila lakukan, baik dengan Anggis ataupun Paul, pacarnya.

"Oke Dzul."

"Nab, Edo katanya gak jadi ikut. Dia mendadak ada urusan, tapi kalau urusannya cepat selesai dia nyusul." Anggis mengabarkan Nabila apa yang Edo sampaikan padanya.

"Oke deh, yaudah see u..."

"Hati-hati dijalan, salam sama Abi. Kalau udah dibawah kabari ya, aku jemput ke lobby."

"Oke, love you."


***


"Dzul!!!"

"Susanti..." Anggis berlari memeluk Nabila yang berdiri menunggu kedatangannya di lobby apartment-nya.

"Abi mana?" tanya Anggis melihat sekeliling tidak ada orang yang ia maksudkan.

"Tadi langsung balik soalnya mau beliin titipan mama, jadinya buru-buru. Abi nitip salam aja ke kak Anggis."

"Oke tsiap!"

Mereka berjalan menuju kamar Anggis. Sepanjang koridor keduanya tertawa terbahak-bahak, meskipun tidak benar-benar lucu tetapi jika yang menceritakan itu Anggis bagi Nabila itu komedi paling ia sukai. Begitupun Anggis, karena pola pikir mereka sama, jadi recehnya juga sama.

"Tadi aku ketemu pengamen di lampu merah perempatan situ," ucap Nabila memberitahukan Anggis apa yang ia temui tadi saat hendak ke apart sahabatnya.

"Terus?" Anggis menunggu ucapan selanjutnya tapi Nabila justru menjawab, "Gapapa sih, ketemu aja."

"Hahahaha apa sih Nab, gak jelas banget." Anggis tertawa dengan keras, Nabila membuatnya kehabisan tenaga karena tertawa. Nabila juga tertawa, rasanya jika sedang bersama teman tawa itu sangat gampang menular.

INFINITY LOVE [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang