30. 00:13

1.1K 118 13
                                    

Tata berdiri dengan keadaan yang mengharukan. Rambutnya yang selalu rapi kini tidak begitu. Sedari tadi ia mencoba menghubungi seseorang namun tidak ada jawaban dari orang yang ia hubungi.

Sesekali tangannya bergerak menghapus air mata yang ia keluar tanpa permisi, mengalir membentuk sungai kecil di atas pipinya.

"Ada yang bisa saya bantu kak?" tanya security yang bertugas di apartment tersebut.

Melihat Tata yang kebingungan tentu menjadi tanda tanya untuk petugas keamanan di sana. Sedangkan Tata tampak terkejut ketika seseorang mengajaknya berbicara.

"Pak, tau Paul gak? Saya lagi cari dia," ujar Tata.

"Oh Paul penyanyi itu ya? Tadi sore keluar. Kelihatannya sih belum balik kak," sahut security tersebut.

"Duduk di sana aja kak kalau mau ditunggu," lanjut security.

Tata mengucapkan terima kasih, berjalan ke kursi yang ada di lobby apartemen tersebut. Dengan perasaannya yang sedang kacau Tata berharap Paul segera menampakkan dirinya. Ia butuh seseorang saat ini, pikirannya terlalu ribut dan berantakan. Berharap Paul bisa menyembuhkan luka ini.

Paul

Paul kamu dimana? Belum pulang juga?
Aku butuh kamu Paul
Paul, kata satpamnya kamu lagi keluar ya.
Paul sakit banget, cepetan pulang


Berulang kali Tata mengirimi Paul pesan, meskipun tidak ada satu pesan pun yang dibaca.

Tata selalu memperhatikan setiap kedatangan orang ke lobby apartemen, berharap itu Paul.

Hari ini akan menjadi hari yang paling menyakitkan bagi Tata, baru saja orang tuanya melakukan pertengkaran hebat, bahkan hal terparahnya adalah Mamanya bersumpah akan mengajukan surat perceraian. Ini bukan yang pertama kali Papanya kedapatan bersama wanita lain dibelakang Mamanya.

Dahulu sekali, kata maaf masih diterima oleh mamanya, namun saat ini tidak. Terlihat dari sorot mata mamanya yang begitu tajam, menatap penuh kebencian dan kemarahan pada Papanya. Berteriak dengan lantang akan sakit yang ia rasakan, meskipun Papanya berdiri dengan penyesalan, mengucap maaf kesekian kalinya, Mama Tata tetap teguh pada pendiriannya untuk menyelesaikan semuanya dengan surat perceraian.

Tata yang terbiasa hidup pada keluarga cemara, serba berkecukupan dan dimanja tentu tidak siap dihadapkan dengan masalah seperti ini. Rasanya saat ini dunianya telah hancur.

***

Selama perjalanan Nabila banyak sekali mengoceh, tentang bagaimana ia melewati minggu ini yang katanya cukup berat untuk dia lewati. Tapi, seberat apapun ternyata terlewati juga.

Paul tersenyum bangga melihat bagaimana Nabila bisa mengungkapkan isi hatinya, ia melihat Nabila yang berbeda sejak mereka memiliki hubungan yang lebih dari teman. Nabila yang selalu membuat tembok besar antara dirinya dengan orang lain membuat Paul selalu penasaran dengan cerita yang perempuan pendiam ini miliki.

Dan sekarang, Paul mendapatkannya. Mendengarkan setiap cerita yang Nabila punya. Nabila tidak pendiam seperti yang ia bayangkan, perempuan itu bisa menceritakan apa saja.

Mulai dari ia yang tidak menyetrika jilbabnya karena buru-buru ketika latihan vokal minggu kemarin, dia yang bertengkar dengan adiknya perihal remote TV, dia yang dengan bangga meminta adik satu-satunya, memijat kakinya karena pegal setelah pulang dari jogging dengan Paul beberapa hari lalu. Semua hal tidak penting hingga penting ia ceritakan untuk menemani perjalanan pulang mereka.

INFINITY LOVE [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang